Pernah mendengar nama Masjid Ruhama Takengon ? Masjid indah di kota Takengon, dataran tinggi Gayo. Memang besar kemungkinan bila menyebutkan berkunjung ke masjid di Aceh, nama yang paling terkenal tentu Masjid Raya Baiturrahman di ibu kota provinsi Aceh, Banda Aceh. Tapi sebenarnya masjid indah mempesona di Aceh itu banyak. Tidak salah bila menyebutkan Aceh selain dengan nama negeri sejuta kedai kopi, juga sebagai negeri sejuta masjid.
Tidak sulit untuk menemukan masjid, atau mushala (menunasah sebutan dalam bahasa Aceh) ketika berkunjung ke Aceh. Bila waktu shalat tiba, suara adzan bersahutan dari berbagai arah. Begitu mudahnya menemukan masjid.
Mungkin sering jadi pertanyaan bagi para traveller non muslim. Apa sih bedanya Masjid dan mushala? wuih penjelasannya panjang. Karena sebagai tempat ibadah ada beberapa aturan yang membuat tempat itu disebut Masjid atau mushala/surau/masjid kecil. Tapi secara umum kurang lebih yang disebut mushalla itu adalah masjid tempat melaksanakan shalat 5 waktu secara umum, sedangkan untuk masjid yang digunakan untuk shalat 5 waktu dan shalat jum’at -tidak semua masjid digunakan untuk shalat jum’at-umumnya disebut masjid jami’.
Masjid Raya Baiturrahman termasuk masjid jami’. Begitu juga dengan masjid yang namanya menjadi judul tulisan ini. Masjid Raya Ruhama Takengon.
Masjid yang indah ini merupakan masjid utama atau masjid raya di kota menawan nan sejuk yang berada di tepian danau Lut Tawar. Salah satu danau terbesar di Indonesia.
Masjid Ruhama Takengon didirikan pada tahun 1969, di atas tanah wakaf seluas 1.250 meter persegi. Saat ini masjid yang memiliki daya tampung mencapai 2000 jamaah ini juga merupakan pusat berbagai kegiatan sosial keagamaan untuk kota Takengon dan sekitarnya.
Seperti yang baru saja usai yaitu Musabaqah Tilawatil Quran yang menjadi bagian dari Pelaksanaan Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) XV Kemenag se-Aceh di Takengon, yang baru saja resmi ditutup oleh Wakil Bupati Aceh Tengah, Drs. Khairul Asmara, Minggu malam 7 Agustus 2016.
Masjid Ruhama Takengon terkenal desainnya yang menarik. Perpaduan antara gaya modern dan tradisional suku Gayo, suku yang merupakan penduduk asli wilayah dataran tinggi Gayo.
Menemukan masjid ini sangat mudah. Lokasinya tepat di jalan utama kota Takengon. Melintas dari Banda Aceh menyusuri pesisir pantai barat Aceh berbelok di Bireun, lalu menyusuri jalan berliku dengan pemandangan indah pegunungan, dan udara yang sejuk lagi segar, melintasi kabupaten Bener Meriah salah satu dari tiga kabupaten yang berada di dataran tinggi Gayo, dan kemudian sampai di Takengon. Hanya delapan jam perjalanan darat.
Menyusuri jalan utama dari tepi kota hingga sampai ke pusat kota, dan dengan mudah akan menemukan masjid Ruhama di sebelah kanan jalan utama.
Kubah emas di gapuranya akan sangat mudah dikenali, karena dari jauh pun sudah terlihat kemilau. Begitu juga dengan kubah utama yang berwarna putih dengan ornamen ukiran khas tradisional Gayo. Bahkan bisa terlihat dari ketinggian puncak pegunungan yang melingkari kota Takengon.
Masjid Ruhama Takengon mengambil gaya masjid di Asia barat yang memiliki banyak tiang di bagian terasnya, namun memiliki bagian dalam yang lapang. Sejak beberapa tahun kemarin, sisi dalam masjid ini semakin cantik dengan perpaduan mural bernuansa gayo dan barisan kaligrafi. Meskipun belum sepenuhnya selesai dan masih dikerjakan. Namun bagian kubah utamanya sudah terlihat indah mempesona. Begitu juga mihrab utama dalam masjid Ruhama yang semakin terisi dengan kaligrafi islami yang cantik.
Lapisan karpet lembut terhampar memenuhi sisi dalam masjid. Sejuknya udara pegunungan membuat air condisioner tidak dibutuhkan. Udaranya dingin dan segar alami. Begitu juga dengan air untuk berwudhu yang menyegarkan. Kesegarannya terasa melekat di kulit.
Walaupun terletak di pusat kota, tapi sangat nyaman, tenang. Kota Takengon adalah kota pegunungan yang bergerak santai, sehingga lalu lintasnya pun tidak riuh ramai.
Pemandangan di luar Masjid Ruhama Takengon pun indah menawan. Duduk santai selepas shalat, lalu memandang sekeliling, akan menjadi waktu ‘terapi jiwa’ yang menenangkan.
Hembusan udara pegunungan yang segar, sejuknya, dikemas dengan pemandangan pegunungan dan tanaman yang subur menenangkan mata dan hati. Apalagi bila sebelum shalat tadi sempat memesan secangkir kopi arabica gayo, take away, dari salah satu kedai kopi arabika yang banyak terdapat di kota Takengon. Bayangkan bagaimana nikmatnya paket pemandangan mempesona itu dinikmati sambil duduk santai di teras masjid, dan menyesap segelas kopi gayo yang lezat nikmat. Ah, liburan dalam liburan.
'Pesona Masjid Ruhama Takengon, Aceh Tengah' have no comments
Be the first to comment this post!