15 Jalanan Terunik di Banda Aceh dan Sekitarnya

Setiap jalanan mempunyai cerita, begitu pun cerita terkadang memiliki keunikan sendiri yang berbeda dengan yang lain. Jika saudara ingin ke Banda Aceh, maka tak salah rasanya mengetahui 15 jalanan di Banda Aceh, yang memiliki keunikannya masing-masing.

1. Jalan Bandara Sultan Iskandar Muda, Blang Bintang.
Sesampainya di Bandara Sultan Iskandar Muda, maka selama perjalanan ke Banda Aceh, kamu akan melewati jalanan bandara yang sangat rindang. Di sepanjang jalan Blang Bintang ini kamu akan menemui pohon rindang yang besar yang menambah kesejukan sepanjang jalan. Selain itu, kamu dapat memanjakan indera penglihatanmu dengan pemandangan sawah yang sangat luas. Maka tak heran kawasan ini dikenal dengan nama Blang Bintang, yang jika diterjemahkan menjadi sawah bintang. Ya, setidaknya kawasan inilah yang menjadi Starfield-nya Aceh.

Starfield ala Aceh

Kerindangan pohon di sekitar kawasan Blang Bintang

2. Jalan Soekarno Hatta, Lampeuneurut
Jalan ini merupakan lanjutan dari Jalan Bandara Sultan Iskandar Muda, versi gersangnya. Di jalan ini kamu malah akan sangat jarang bertemu pohon. Lantas, apaah keunikan yang terdapat di jalan tersebut? Semenjak akhir tahun 2014, kawasan ini menjadi deretan warung jalanan yang menjual segala jenis batu akik. Sama seperti membuminya batu akik di Aceh, sebanyak itupun juga kehadiran para penjual batu akik di sederetan jalanan ini. Memang, letaknya yang strategis sebagai jalur penyambung antara Banda Aceh-Medan ini, membuat banyak pengunjung banyak berhenti untuk sekedar melihat batu-batu akik yang dijual di sini.

Penjual Batu Akik di sepanjang Jalan Lampeuneurut

Berbagai macam batu akik

3. Jalan Banda Aceh-Meulaboh
Jalanan ini merupakan jalan yang paling besar, paling mulus, paling keren di seluruh Aceh. Betapa tidak, jalan yang baru dibangun oleh USAID pasca Tsunami 2004 silam, benar-benar memberikan kemewahan pemandangan layaknya kawasan di luar negeri. Jalanan yang luas dan lurus, sepanjang perjalanan selalu diapit oleh laut dan pegunungan. Sekaligus bisa melewati jalan di antara gunung yang dibelah, sambil menatap laut dari kejauhan.

Tematik alam sepanjang jalan USAID

Pemandangan jalan Banda Aceh-Meulaboh

4. Jalan Pelabuhan Lama Ulee Lheu
Jalan ini juga termasuk jalan baru yang dibangun setelah Tsunami silam. Dari dulu, kawasan Ulee Lheu dikenal dengan kota pelabuhannya Banda Aceh. Kamu dapat menikmati pemandangan lautan yang luas, melihat Pulau Sabang dari kejauhan, sebelum bertemu dengan pelabuhan di ujung jalan. Percayalah, jikapun lelah, kamu masih bisa menikmati perjalanan dengan sekedar berhenti untuk memakan jagung bakar di tepi jalan, sambil menikmati laut yang tenang.

Pelabuhan Ulee Lheu

Lheu

5. Jalan Teuku Umar, Setui
Jalan Teuku Umar yang menghubungkan dengan Simpang Empat Banda Aceh ini dikenal dengan jalan ter-heritage. Sesampainya di kawasan Simpang Empat nanti, kamu dapat menemukan peninggalan heritage Aceh seperti Gunongan, Kuburan Kherkoff Belanda, serta kamu dapat melihat dua taman yang terkenal di Banda Aceh, yaitu Taman Putroe Phang dan Taman Sari.

Kawasan Simpang Empat Banda Aceh. Photo by infopublik[dot]id

6. Jalan Sultan Alaidin Mahmudsyah
Berjarak 250 meter dari Simpang Lima Banda Aceh, kamu akan menemui jalan yang paling ekslusis se-Banda Aceh. Ya, jalan ini merupakan jalan di mana pendopo Gubernur Aceh berada. Kamu akan disuguhkan pemandangan pendopo yang membelakangi jajaran pegunungan bukit barisan, dengan pepohonan yang tumbuh di sekitar jalan yang membuat kawasan ini semakin rindang. Dipercantik lagi dengan Sungai Krueng Daroy yang mengalir di sisi kanan jalan. Jalanan ini juga kusebut sebagai jalanan terbersih karena kamu akan sangat jarang menemukan sampah apapun, kecuali dedaunan pohon yang gugur karena badai yang mengotori kawasan ini. Perumahan elit zaman dahulu kepunyaan TNI pun semakin menambah indahnya kawasan ini.

Pemandangan Tematik Sepanjang Jalan ke Pendopo Gubernur

Krueng Daroy di sisi kiri jalan menuju Pendopo Gubernur

7. Jalan Perdagangan/ Jalan Dipenogoro
Jalan ini merupakan jalanan pusat ibukota dikarenakan terdapat Mesjid Raya Baiturrahman dan Pasar Aceh. Tak heran, dari zaman dahulu hingga sekarang wilayah ini tetap menjadi pusat ibukota.

Pasar Aceh. Photo by sumarnidahlan[dot]wordpress[dot]com

8. Jalan KH. Ahmad Dahlan, Merduati
Berjarak sekitar 500 meter dari Mesjid Raya Baiturrahaman, kawasan ini terkenal dengan pusat souvenir dan oleh-oleh. Merduati juga terkenal sebagai kawasan toko serba ada, disebabkan kawasan ini yang dapat langsung berhubungan dengan Pasar Aceh.

Salah satu pusat perbelanjaan di Jalan KH Ahmad Dahlan. Photo by acehforum[dot]id

9. Jalan Cut Meutia
Sekitar 1 km dari Merduati, berbeloklah ke arah kanan dan kamu akan menemukan Jalan Cut Meutia yang terkenal dengan pemandangan Taman Krueng Aceh dan Terminal Labi-Labi (Salah satu angkutan transportasi beroda empat khusus di Aceh). Di jalan ini kamu juga dapat melihat adanya bangunan tua Bank Indonesia, yang semakin menambah keelokan jalan ini. Sesekali, habiskanlah soremu untuk sekedar duduk di Taman Krueng Aceh. Melihat tenangnya air sungai, sembari memanjakan mata dengan aneka bunga dan tumbuhan yang melengkapi taman ini.

Terminal Labi-Labi Keudah

Wisata Krueng Aceh di Jalan Cut Meutia

10. Jalan Wr. Supratman, Peunayong
Peunayong, menjadi pusat pasar tradisional terbesar di Banda Aceh selain Pasar Aceh. Uniknya, daerah ini juga menjadi pelabuhan para perahu pencari ikan, hingga tak heran jika bau amis dari ikan langsung tercium saat kamu melewati daerah Peunayong. Di kawasan ini juga merupakan tempat tinggal bagi sebagian besar keturunan Tionghoa di Banda Aceh.

Perahu nelayan yang berlabuh di sekitar Jalan W.R. Supratman

Peunayong

11. Jalan Tgk. Daud Beureueh, Simpang Lima
Jalanan ini merupakan kawasan kantor. Seluruh kantor pemerintahan, swasta, BUMN, rumah sakit dan lainnya sebagian besar berkantor di daerah Jalan. Tgk. Daud Beureueh. Kehadiran Tugu Simpang lima pun menjadi icon tersendiri di mata warga Banda Aceh, layaknya Bundaran HI yang ada di Jakarta.

Tugu Simpang Lima

12. Jalan T. Hasan Dek, Simpang Surabaya
Jalan ini merupakan jalanan paling macet se-Banda Aceh. Memang tidak akan separah macet yang kamu temukan di Jakarta atau daerah metropolit lainnya, namun kemacetan yang ada di jalan ini mampu membuatmu geram saat tiba jam-jam genting membuatmu harus berkejaran dengan waktu. Jalan ini yang menghubungkan dengan dua persimpangan jalan yang terkenal macet di Banda Aceh, yaitu Simpang Jambotape dan Simpang Surabaya. Namun jangan putus asa, di malam hari kamu bisa menikmati berbagai kuliner malam di sepanjang trotoar Simpang Surabaya.

Kemacetan di Simpang Surabaya. Photo by: Tribunnews[dot]com

13. Jalan T. Nyak Makam, Lampineung
Jika ditanya di manakah kawasan surga warung kopi di Aceh, maka Lampienung lah tempat. Jalan ini menjadi nge-hits sebagai kawasan warung kopi dimulai dari 2013 silam. Selain itu, di daerah ini juga terdapat banyak wisata kuliner lainnya dan menjadi kawasan favorit tongkrongan anak gaul Banda Aceh. Di jalan ini juga terdapat hotel bintang empat terbesar di Aceh, yaitu Hotel Hermes Palace.

Suasana Jalan Teuku Nyak Makam

Salah satu warkop di kawasan Lampineung

14. Jalan Tgk. Iskandar, Ulee Kareng
Jalan ini sangat terkenal dengan kawasan distro se-Banda Aceh. Selain distro, kamu juga akan menemukan pusat pasar masyarakat yang terletak di Simpang Tujuh Ulee Kareng. Persimpangan ini menghubungkan antara Ulee Kareng ke Darussalam, Blang Bintang hingga ke Kampung Pineung.

Simpang Tujuh Ulee Kareng

15. Jalan Teuku Nyak Arief, Darussalam
Kawasan ini menjadi kawasan andalan tempat tinggal mahasiswa. Maka tak heran jika kawasan ini selalu ramai dari pagi hingga malam. Tak heran, sebab dua universitas negeri pun memang bertempat di daerah ini, sehingga menjadi pilihan seribu mahasiswa untuk bertempat tinggal di sini.

Darussalam. Photo by bandaacehkotamadani[dot]wordpress[dot]com



About

Pengejar Senja, Langit dan Laut.


'15 Jalanan Terunik di Banda Aceh dan Sekitarnya' have 2 comments

  1. July 21, 2024 @ 1:18 am Yudi Randa

    dekmi, jalan teuku umar setuy, kok simpang lima sih? simpang empat kali ya? 😀

    asal muasal nama blang bintang, katanya, katanya loh ya.. karena jaman dulu sering di temukan serpihan batu meteor di seputaran persawahan yang dekat dengan areal bandara. katanya 😀

    Reply

  2. July 21, 2024 @ 6:40 am Ismi laila wisudana

    Itu typo loh bang. Sebutan awalnya udah mi sebut Simpang Empat tuh. Hahahha..
    Ya, kalo blang bintang asal muasalnya gitu. Tapi kalo malam, dg daerah persawahan yg luas bgtu bakalan jd tmpt paling bebas dan luas utk ngeliat bintang2.

    Reply


Would you like to share your thoughts?

Your email address will not be published.

©2015 HelloAcehku.com a Part of Ezytravel.co.id Protected by Copyscape DMCA Takedown Notice Infringement Search Tool