Istana Raja Tamiang- Aceh Tamiang adalah kabupaten di Aceh yang memiliki jejak sejarah yang unik. Misalnya, asal usul nama Tamiang yang memiliki banyak versi. Saya sendiri tertarik dengan versi yang mengatakan bahwa Aceh Tamiang berasal dari kata Te Miyang (tidak gatal), akibat miang pada pohon bambu. Kabarnya, cerita ini bermula dari Raja Tamiang ketika itu yang bernama Pucok Suloh yang ditemukan di dalam perdu bambu.
Sementara versi lainnya menyebutkan, bahwa kata Tamiang berasal dari kata “Teming”. Hal ini berawal dari Raja Tamiang yang memiliki tompel di pipinya yang berwarna hitam. Masyarakat Tamiang pun menyebutnya Teming yang artinya pipi yang hitam. Seiring berjalannya waktu, sebutan itu pun berubah menjadi Tamiang.
Selain itu, Kabupaten ini adalah satu-satunya daerah di Aceh yang masyarakatnya didominasi suku Tamiang yang mirip Melayu. Maka tak usah aneh, kalau cara bertutur kata atau pun logat masyarakat Tamiang mirip dengan suku Melayu di Sumatra Utara.
Semua cerita ini tidak lepas dari jejak sejarah Aceh Tamiang di masa lampau. Kalau kita membaca sejarah Aceh Tamiang memang pernah mencapai puncak kejayaannya pada tahun 1330 – 1366 M, yaitu pada masa kepemimpinan Raja Muda Setia. Di Aceh Tamiang sendiri kita bisa menemukan Istana-Istana Raja Tamiang yang merupakan saksi bisu kejayaan Aceh Tamiang di masa lalu.
Istana-Istana Raja Tamiang ini sampai sekarang masih berdiri kokoh. Dan sangat berpotensi menjadi wisata sejarah di Negeri Bumi Sedia ini.
Pertama, Istana Karang di Desa Tanjung Karang
Di sebut Istana Karang, karena dulunya Istana Raja Tamiang ini adalah kediaman dari Kerajaan Karang yang sempat berkuasa di tanah Tamiang.Dalam buku Tamiang Lintas Sejarah karangan Muntasir Wan Diman, disebutkan bahwa dulunya Aceh Tamiang sempat terpecah menjadi dua kerajaan yaitu Kerajaan Karang dan Kerajaan Benua Tunu. Meskipun terpecah, dua kerajaan ini tetap tunduk di bawah Negeri Karang. Dua Kerajaan itu pun menjadi daerah otonom.
Kalau Ezytraveler mengunjungi Aceh melalui jalur darat, maka Istana Karang ini bisa dilihat langsung melalui jendela bus/mobil. Sebab posisinya berada di lintas nasional Medan – Banda Aceh. Lebih tepatnya, Istana Karang berada di Desa Tanjung Karang, Kecamatan Karang Baru.
Istana Raja Tamiang ini sempat menjadi Kampus Universitas Terbuka. Lalu menjadi kantor sementara Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (DINSOSNAKERTRANS) Kabupaten Aceh Tamiang, sampai akhirnya kantor tersebut pindah ke Kompleks Perkantoran Bupati Aceh Tamiang.
Kedua, Istana Benua Raja di Desa Benua Raja
Bagi saya Istana Raja Tamiang satu ini punya kesan tersendiri. Pasalnya saat saya masih sekolah di SMP N 3 Benua Raja, halaman Istana Benua Raja ini adalah tempat kami bermain bola. Sebab halaman Istananya memang lumayan luas dan rumputnya juga rapi.
Mungkin karena masih kecil, saya dulu tak pernah mengira kalau bangunan ini adalah peninggalan seorang raja. karena jika diperhatikan, Istana ini memang seperti rumah biasa. Saat ini Istana Benua Raja masih terawat dengan baik. Sebab Istana Raja Tamiang ini masih dihuni oleh garis keturunan Kerajaan Benua Tunu.
Posisi Istana Benua Raja ini ada di Desa Benua Raja, Kecamatan Rantau. Atau tepat bersebelahan dengan Kampung saya yaitu Kampung Durian hehe. Akses jalan menuju kemari juga sangat mudah karena jalanannya beraspal dan jaraknya hanya 2 KM dari Kota Kuala Simpang.
Ketiga, Istana Raja Seruway di Desa Pekan Seruway
Istana Raja Tamiang yang satu ini posisinya cukup jauh dari Kota Kuala Simpang, yaitu berada di desa Pekan Seruway, Kecamatan Seruway. Bangunannya memang sangat unik. Karena dindingnya berbahan kayu merbau yang memiliki ketahanan sekitar 120 tahun.
Istana Raja Seruway adalah peninggalan Kerajaan Seruway yang dibangun pada tahun 1887 M. Dulunya, di istana ini banyak sekali dokumen penting serta barang-barang bersejarah lain. Namun pada masa Darul Islam di Aceh, sejumlah barang bernilai sejarah itu pun hilang. Sama seperti Istana Raja Tamiang lainnya, Istana Raja Seruway juga telah menjadi cagar budaya di bawah Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Pemuda Kabupaten Aceh Tamiang.
'3 Istana Raja Tamiang Ini, Saksi Bisu Kejayaan Aceh Tamiang' have no comments
Be the first to comment this post!