Idul Fitri merupakan sebuah hari kemenangan yang dirayakan oleh setiap umat Islam di dunia, tak terkecuali di Aceh. Saat lebaran, masyarakat Aceh akan mempersiapkan segala hal yang terbaik, mulai dari menyiapkan baju baru untuk lebaran, mengecat rumah agar terlihat baru bahkan sampai mengganti gorden dan perabotan rumah dengan perabotan yang baru. Begitu pun dalam hal menjamu tamu, masyarakat Aceh mempersiapkan beberapa jenis makanan dan minuman khas lebaran yang hanya disajikan ketika hari spesial ini tiba. Berikut ini adalah beberapa kuliner khas Aceh yang menjadi sangat mudah ditemukan ketika lebaran, namun agak sulit ditemukan di hari biasa:
1. Lontong Sayur
Lontong sayur menjadi kuliner favorit kelas wahid yang selalu menjadi incaran para tamu ketika lebaran tiba. Maka tak heran, jika ungkapan “Masih adakah lontong di rumah, biar saya datang bertamu“, menjadi pernyataan yang paling sering didengar menyangkut tentang keinginan seseorang ingin datang bertamu sekaligus mencicipi lontong sayur si empunya rumah. Lontong sayur ala Aceh ini sedikit berbeda dengan lontong sayur yang ada di Jawa, namun secara tekstur dan campuran bahan-bahannya lebih mirip dengan lontong sayur yang ada di daerah Sumatera Utara dan Sumatera Barat.
Perbedaan awal yang dapat kita lihat adalah pada media pembuatan lontong. Jika di Jawa lontong yang dibuat dimasukkan ke dalam anyaman daun kelapa yang disebut ketupat, maka di Aceh beras yang akan dimasak menjadi lontong dimasukkan ke dalam bungkusan daun pisang hingga membentuk tabung panjang, kemudian akan direbus dengan air di bawah tungkuan nyala api.
Perbedaan berikutnya terletak dari kuah lontong. Jika di daerah Jawa terkenal dengan kuah opor ayamnya, maka di Aceh kuah lontong yang dibuat hanya berupa kuah santan yang dicampur dengan beberapa jenis sayuran, seperti wortel, labu siam, kacang panjang/buncis, tomat dan sukun yang dipotong berbentuk dadu, tanpa campuran ayam atau daging lainnya.
Sedangkan untuk pelengkap sajian lontong sayur, akan ditambahkan gulai daging rendang, tauco udang (biasanya tauco inilah pemberi rasa pedas pada lontong sayur karena dicampurkan dengan irisan cabai hijau), balado kering (campuran antara sambal balado dengan teri, kacang dan tempe yang diaduk hingga benar-benar kering), kerupuk dan bawang goreng. Olala… jadilah sajian lontong sayur yang begitu menggiurkan bagi siapa saja yang bertamu ke rumah masyarakat Aceh.
Kebiasaan menyediakan lontong sayur di Banda Aceh ini sangat terkenal pada masyarakat yang berdomisili di Banda Aceh hingga sepanjang kawasan timur Aceh, seperti Sigli, Aceh Utara, Lhokseumawee, Aceh Timur, Langsa hingga Aceh Tamiang. Namun, di daerah pesisir Aceh bagian barat dan selatan, keberadaan lontong sayur saat lebaran masih jarang ditemukan, dikarenakan di daerah tersebut juga menyediakan kuliner khas lainnya seperti tape ketan dan leumang.
2. Timphan
Kuliner berikutnya yang paling laris dan banyak ditemukan saat lebaran di Aceh adalah timphan. Timphan adalah sejenis kue khas Aceh yang terbuat dari campuran tepung beras ketan, campuran pisang. labu kuning, ketela ungu ataupun buah gadung. Setelah dibuat adonan, kemudian dibentuk di atas daun pisang dan diberikan srikaya atau parutan kelapa di dalamnya, lalu dibungkus dan dikukus.
Biasanya timphan dibuat menjelang penyambutan untuk hari besar Islam, seperti hari raya Idul Fitri dan Idul Adha, Maulid Nabi dan sebagainya. Namun, saat ini timphan sudah banyak ditemukan di hari biasa, seperti di warung kopi atau di warung-warung yang menjual kue setiap pagi. Memakan timphan sambil menyeruput secangkir kopi adalah kenikmatan pagi yang tidak ada duanya di sini.
3. Leumang
Leumang menjadi salah satu kuliner khas Aceh yang sangat terkenal di daerah pesisir barat dan selatan Aceh. Pun begitu, Leumang juga terkenal di wilayah pantai timur Aceh. Leumang juga terbuat dari beras ketan atau pun adonan ubi yang telah diparut dan dicampur dengan santan. Bahan-bahan tersebut nantinya akan dimasukkan ke dalam buloh (bambu muda) yang sudah diberikan lapisan daun pisang di dalamnya. Leumang kemudian dibakar secara bersamaan dalam posisi didirikan dan dibakar dengan menggunakan bara api yang tidak terlalu besar di pekarangan rumah. Orang-orang di desa biasanya menggunakan serabut dan tempurung kelapa untuk membuat arang api tersebut.
Setelah dirasa matang, leumang akan disajikan dengan gula ataupun air gula. Sekilas dari segi rasa, tekstur leumang akan sangat mirip dengan ketupat. Selain lebaran, leumang biasanya dijual sebagai salah satu kuliner saat berbuka puasa. Namun di hari lain, keberadaan leumang masih sulit dicari, karena pembuatannya yang dikerjakan masih secara khusus, bahkan sampai menunggu cuaca yang harus benar-benar cerah. Selain di Aceh, leumang juga terkenal di daerah Sumatera Utara sampai ke Malaysia.
4. Tape Ketan
Kuliner berikutnya yang terkenal saat lebaran di kawasan barat dan selatan Aceh yaitu tape ketan. Kuliner ini dibuat dengan campuran beras ketan yang dicampur ragi dan direndam selama semalam suntuk. Setelah terasa lembut dan asam, tape ketan ini nantinya dibungkus dengan menggunakan daun pisang ataupun daun waru. Biasanya, para tamu akan mencampurkan leumang dan tape ketan di piring dan menyantapnya secara bersamaan. Di daerah perkotaan seperti Banda Aceh, penyajian tape ketan dicampurkan dengan kuah santan.
Tape ketan yang dibungkus dengan daun pisang. Photo by Bairuindra[dot]com
5. Minuman Sirup Merah
Jika kamu bersilaturrahmi ke rumah orang Aceh, maka jangan heran bahwa sebagian besar minuman sirup yang akan disajikan kepada para tamu pasti berwarna merah dan jarang berwarna lainnya. Untuk jenis sirup yang digunakan pun sama, yaitu sirup raspberry yang lebih terkenal dengan nama sirup Cap Patung, Sirup Aceh atau sirup Kurnia.
Ya, asal muasal sirup ini memang dari Aceh, sebab pabrik pembuatan sirup merah ini awalnya berada di sekitaran Peunayong Banda Aceh, sebelum akhirnya pindah ke Sumatera Utara. Awalnya keberadaan sirup ini hanya terkenal secara lokal. Namun beberapa tahun belakangan ini, nama sirup ini semakin terkenal tidak hanya di Aceh saja. Selain lebaran, biasanya penggunaan sirup ini dicampurkan dengan buah timun dan cincau, untuk dijadikan sebagai minuman saat berbuka puasa. Bagi para perantau, sirup merah ini pun menjadi sebuah kerinduan tersendiri untuk dicicipi.
Sirup Merah Khas Aceh. Photo by [olx dot id]
'5 Kuliner Khas Saat Lebaran Di Aceh' have no comments
Be the first to comment this post!