Bulan Ramadan memberikan makna tersendiri bagi para perantau untuk selalu ingin pulang ke kampung halamannya masing-masing. Tak hanya rindu pada sanak keluarga, namun ada beberapa kesan suasana Ramadan di daerahnya yang begitu berbeda dari hari biasanya, Apalagi jika hari telah beranjak sore, Banda Aceh seperti disesaki oleh kerumunan warga yang mencari takjilan untuk berbuka. Berbicara mengenai takjilan, ada beberapa takjilan khas Aceh yang juga sukses membuat perantau semakin rindu untuk mencicipi dan merayakan puasa bersama keluarga tercinta di kampung halaman, di antaranya:
1. Kanji Rumbi
Jika di pulau Jawa sangat terkenal dengan bubur ayamnya, maka di Aceh akan sangat terkenal dengan Kanji Rumbinya. Bila bubur ayam akan dapat ditemukan pada hari apapun, maka Kanji Rumbi menjadi sangat fenomenal dan banyak dicaridi Aceh ketika Ramadan tiba. Kanji Rumbi merupakan sebuah bubur khas Aceh yang terbuat dari campuran nasi, ayam yang disuwir dan udang yang diaduk menjadi satu. Bumbu-bumbu yang digunakan pun beraneka ragam, seperti kapulaga, jahe, jintan, merica, kembang lawang, daun pandan, bawang putih, bawang merah dan rempah-rempah lainnya. Setelah semuanya dicampur rata dan dimasak hingga matang, jangan lupa taburkan bawang goreng untuk memberikan aroma yang khas dan semakin menggugah selera. Kanji Rumbi pun dipercaya untuk mengurangi gejala masuk angin, ini disebabkan karena efek berbagai macam rempah yang ada pada Kanji Rumbi.
Beberapa mesjid dan meunasah gampong (musalla desa) akan menyediakan Kanji Rumbi dalam porsi besar yang akan dibagikan setiap sore kepada masyarakat sekitar. Panitia yang terdiri dari pemuda gampong saling bahu membahu dan akan ditunjuk seorang warga sebagai juru masak Kanji Rumbi. Ini adalah kebiasaan yang terjadi di Aceh secara turun temurun. Biasanya Kanji Rumbi akan dimasak selama 2 s.d 3 jam di dalam sebuah kuali yang besar. Bahan-bahan pembuatan Kanji Rumbi yang dibeli kesemuanya berasal dari pengumpulan dana sukarela dari masyarakat setempat.

Kanji Rumbi. (Photo by: www[dot]seputaraceh[dot]com)
Selain Kanji Rumbi, satu lagi bubur kanji dari Aceh Besar yang terkenal adalah Ie Bu Peudah. Ie Bu Peudah sudah terkenal sejak masa awal Islam masuk ke Aceh pada abad ke XII Masehi. Kala itu, banyak orang India yang bermukim di Aceh dan akhirnya merek meramu Ie Bu Peudah untuk dijadikan santapan berbuka puasa. Rasanya seperti campuran kuah bubur pedas dan beraroma seperti jamu dan berwarna sedikit kemerahan.
Ie Bu Peudah diolah dengan menggunakan beras sebagai bahan pokok, lengkuas, kunyit, jahe, ketumbar, bawang putih bawang merah dan campuran empat puluh empat macam dedaunan lainnya yang dapat dimakan, seperti daun kari, daun kasembukan, daun salam, daun pepaya, daun pegagan dan lain-lain. Hal inilah yang memberikan rasa Ie Bu Peudahsedikit pahit, namun tetap disukai oleh masyarakat Aceh. Ie Bu Peudah juga dicampurkan dengan isi kelapa yang telah dicincang halus atau dikukur. Untuk lebih menambah rasa sedap, maka ditambahkan sedikit kacang hijau atau kacang kupas.
Seorang juru masak sedang mengaduk Ie Bu Peudah. (photo by: www[dot]acehtourism[dot]com)
Seperti halnya Kanji rumbi, Ie Bu Peudah dipercaya dapat mengatasi keluhan lambung dan memberikan kesegaran bagi siapapun yang memakannya. Biasanya orang akan terlebih dahulu memakan Ie Bu Peudah sebelum melaksanakan tarawih dan setelahnya akan menyantap makan malam. Di daerah pedesaan, masyarakat gampong juga akan memasak Ie Bu Peudah dalam porsi besar dan membagikannya kepada masyarakat yang lain. Biasanya dedaunan empat puluh empat macam tersebut dicari sebelum bulan puasa dan dikeringkan. Kemudian dedaunan tersebut akan digiling kering sampai halus oleh para perempuan desa dengan menggunakan jingki, sebuah alat penumbuk khas Aceh yang digunakan untuk menghaluskan bahan-bahan pangan dan rempah.

Jingki, alat penumbuk khas yang digunakan untuk menghaluskan bahan dan bumbu Ie Bu Peudah. (Photo by: www[dot]peutrang[dot]blogspot[dot]com)
3. Mie Caluek
Jenis mie ini merupakan salah satu takjilan Aceh yang juga dirindukan oleh para perantau. Mie Caluek menjadi makanan favorit warga Banda Aceh dan wilayah sebelah timur Banda Aceh, seperti Pidie, Bireun, Lhokseumawe hingga Langsa. Mie Caluek berasal dari wilayah Sigli, tepatnya daerah Grong-Grong. Jika Mie Aceh terkenal dengan kuah karinya, dan Mie Kocok dengan kuahnya yang bening, maka Mie Caluek terkenal dengan kuah kacangnya yang cair.
Mie yang dicampur ke dalam kuah kacang berukuran mirip seperti spaghetti. Bahkan saat ini Mie Caluek juga dicampurkan dengan mie hun yang berukuran lebih kecil dan halus. Semua jenis mie ini dicampur dan diaduk rata, kemudian ditambahkan taburan bawang goreng, kerupuk dan timun sebagai pelengkap penyajian dan dibungkus dengan menggunakan daun pisang. Kamu juga dapat menemukan Mie Caluk kapanpun dan hari apapun di Aceh, selain di bulan Ramadan.

Mie Caluek dengan tambahan sajian Timphan dan minuman es tebu, cocok sebagai pelengkap berbuka puasa.
4. Ie Boh Timon
Ie Boh Timun atau yang lebih dikenal dengan minuman timun serut merupakan jenis minuman yang sangat terkenal di Aceh dan menjadi andalan minuman untuk berbuka puasa. Campurannya pun beraneka ragam, ada yang mengolahnya hanya dengan mencampurkan buah timun yang telah diserut dengan air gula, dan ada juga yang menambahkannya dengan sirup raspberry.
Jenis timun yang sering digunakan ada dua, yaitu jenis timun suri ataupun mentimun Aceh yang berukuran lebih kecil dibandingkan ukuran mentimun pada umumnya. Minuman ini juga dipercaya oleh masyarakat Aceh untuk menurunkan tekanan darah tinggi.
5. Boh Rom-Rom
Boh Rom-Rom juga merupakan salah satu jenis kue basah di Aceh yang sangat terkenal di saat bulan Ramadan. Bahan serta cara pengolahan yang cenderung mudah, membuat para ibu di Aceh sering menyajikan Boh Rom-Rom ini sebagai menu berbuka puasa. Sekilas bahan pembuatannya mirip dengan onde-onde yang berasal dari campuran tepung beras ketan yang dibentuk bulat sebesar bola pimpong, namun berwarna hijau pandan dan berisi gula merah. Boh Rom-Rom juga disebut dengan nama Boh Meucrot atau kue muncrat. Ini disebabkan karena saat kita memakannya akan memuncratkan isi gula merah keluar dari mulut . Untuk menambah selera, Boh Rom-Rom yang telah masak akan langsung dilumuri dengan parutan kelapa dan siap untuk disajikan.
'5 TAKJILAN KHAS ACEH YANG MEMBUAT PARA PERANTAU RINDU PULANG KAMPUNG' have no comments
Be the first to comment this post!