Aceh Besar merupakan kabupaten yang berdampingan langsung dengan ibukota Provinsi Aceh. Jarak satu langkah saja kamu akan berpindah dari Kotamadya Banda Aceh ke Kabupaten Aceh Besar. Dari itu, maka tidak heran, bahwa selain Banda Aceh, Aceh Besar juga menjadi sasaran utama urbanisasi. Banyak sekali penduduk pendatang dari daerah lain, di sini. Mereka datang dengan berbagai macam tujuan; Mengadu nasib untuk meraih peluang kerja, atau untuk kepentingan pendidikan dengan fasilitas yang lebih baik. Ada beberapa hal yang identik di daerah seribu satu warung kopi ini. Berikut saya akan berbagi dengan Ezytravelers, mengenai 7 hal yang harus kamu ketahui tentang Aceh Besar.
1. Darat dan lautnya merupakan objek wisata
Ini fakta yang tidak dapat digugat oleh siapa pun. Kontur dan topografi Aceh Besar yang tidak hanya berupa dataran, melainkan juga perbukitan dan pesisir menjadikan daerah ini memiliki banyak sekali daerah potensi wisata. Laut, kita punya pantai yang cukup indah, dengan pasir putih berkilauan disiram sinar matahari. Sunrise dan sunset di sini menjadi buruan semua pecinta keindahan alam. Riak gelombangnya pun cukup tinggi, cocok untuk berselancar. Bahkan beberapa event surfing pernah diadakan di sini.
Sebut saja di antaranya; Pantai Lampuuk Lhoknga, Pantai Pasir Putih Lhok Mee, Pantai Ujong Pancu, Pantai Ujong Kareung, Pantai Lhok Seudu, Pantai Ujong Batee, Pantai Penyu, Pantai Pulau Kapuk, Pantai Krueng Raya, dan banyak sekali yang tersebar sepanjang pesisir Aceh Besar.
Objek wisata lainnya; Air Terjun Peucari, Air Terjun Suhom, Air Terjun Pudeng, Bukit Jalin, Bukit Lamreh, dan sebagainya yang tersebar merata di seluruh Aceh Besar. Bagaimana? Ezytravelers pasti tertarik untuk berkunjung ke daerah ini, pastinya. Ini merupakan salah satu dari 7 hal yang harus kamu ketahui tentang Aceh Besar.
2. Banyak terdapat situs-situs bersejarah
Tentang Aceh Besar. Dahulu daerah ini dikenal dengan istilah Aceh Lhee Sago (Aceh Tiga Segi). Titik kordinat pemerintahan tersebar pada tiga wilayah, yakni Indrapuri, Indra Patra dan Indra Purwa. Jauh sebelum itu, di Aceh Besar pula, terdapat sebuah kerajaan islam terbesar yang merupakan cikal-bakal islam di nusantara, yakni Lamuri, di Bukit Lamreh – Kecamatan Krueng Raya. Bahkan, konon kabarnya Syeh Ibnu Batutah pernah berkisah tentang keberadaan daerah ini.
Maka, sudah sepatutnya, banyak sekali situs-situs sejarah yang dapat kita jumpai di sini. Sebut saja di antaranya: Masjid-masjid tuai, makam-makan ulama, makam-makam raja, benteng, serta perbendaharaan lainnya yang bernilai historis.
3. Rajin bagi-bagi makanan (kenduri)
Ini juga menjadi salah satu fakta menarik lainnya tentang Aceh Besar. Berbagai aktivitas yang menyangkut siklus hidup, selalu diwarnai dengan jamuan makan-makan. Bisa kita bilang, Aceh Besar kaya akan kenduri. Kenduri Maulod, Kenduri Blang, Kenduri Laot, Peutron Aneuk (turun tanah), Eek Rumoh Baro (peresmian rumah baru), bahkan kenduri pada hari ke 10 dari kematian seseorang. Semuanya diadakan dengan penuh sahaja.
Tidak tanggung-tanggung, masakannya pun sangat beragamam dan mewah. Satu yang tidak boleh tak ada, yakni Kuwah Beulangong. Ini sangat fenomenal di Aceh Besar. Bahkan, Ezytravelers akan sulit menemukannya di daerah lain. Kuwah Beulangong ala Aceh Besar sangat khas, lezat dan menggiurkan. Kalau tidak percaya, coba dirasa!
4. Perempuannya tangguh
Saya pernah tanya ke Riazul, seorang teman asal Pidie, tentang bagaimana pandangannya terhadap Aceh Besar. Lekas dia menjawab; “perempuan-perempuan Aceh Besar ini tangguh, pekerja keras.” Ia melihat dari keseharian masyarakat Aceh Besar, bahwa kegiatan pertanian di sawah lebih banyak diperankan oleh perempuan. “Ureung inong geutem jak ublang (perempuan mau pergi ke sawah),” Tambahnya lagi.
Benar! Jika Ezytravelers berkunjung ke Aceh Besar, akan ada pemandangan ibu-ibu, bahkan gadis-gadis desa yang turun ke sawah untuk menanam, memupuk, menyiangi rumput, hingga memanen padi. Sekalipun laki-laki juga turut andil, namun perempuan jauh lebih dominan. Ini fakta yang tidak dapat dipungkiri. Bahkan, saya sendiri adalah bagian dari fakta tersebut. Saban Sabtu dan Minggu, setiap musim bercocok tanam, saya selalu terlibat di sana. Menanam dan memanen padi adalah kebiasaan yang telah ditekuni turun-temurun oleh kami, perempuan Aceh Besar. Saya melihatnya sebagai sebentuk kebanggaan.
Lalu, apakah itu berarti laki-laki di Aceh Besar cenderung malas? Tentu saja tidak! Ada banyak kegiatan lain yang dapat mereka lakukan. Laki-laki Aceh Besar pekerja keras, pastinya. Mereka tersebar dalam berbagai lingkungan kerja; pembangunan, di kantor, di sekolah, di istansi pemerintah, bahkan di warung kopi, tentunya.
5. Gadis Aceh Besar maharnya tinggi.
Saya rasa ini masuk kedalam kategori 7 hal yang harus kamu ketahui tentang Aceh Besar. Meskipun masih ada daerah lain di Aceh yang bahkan jauh lebih tinggi. Di Aceh Besar, mahar untuk gadis bahkan janda ditetapkan dalam bentuk emas. Di lingkungan kami, jarang ada yang menikah dengan mahar dibawah 10 mayam emas.
Mayam adalah satuan khas Aceh. Dalam kalibrasi satuan berat, 1 mayam setara dengan 3,3 gram emas. Jika sepuluh mayam, maka 33 gram. Relatif tinggi, bukan? Jika harga pasaran emas Rp. 1.750.000,-/ mayam, maka untuk 10 mayam seorang harus merogoh kocek Rp. 17.500.000,-. Itu kalau 10 mayam. Konon lagi jika 15, 20, bahkan 25 mayam. Ditambah lagi seserahan. 10 hingga 20 set pakaian, make-up, dan sebagainya. Fiyuh! Tapi, meskipun begitu, gadis-gadis Aceh Besar ini selalu menjadi incaran.
Sesuatu yang berharga tentunya memiliki nilai yang patut untuk diperjuangkan. Maka dari itu, tidak heran, banyak gadis-gadisnya yang menikah muda.
6. Dialeg bahasanya “tebal, kental dan kasar”
Bagi yang menguasai bahasa Aceh, tentunya paham maksud saya, bahwa dialeg Bahasa Aceh di Aceh Besar ini dikenal “tebal, kental dan kasar”. Bunyi “r” identik dengan “gh”. Bunyi, “s” seakan “ts”. Adapun daerah yang kekentalannya terbilang “akut” adalah Sibreh, Lhong, Krueng Raya dan beberapa lainnya. Sedangkan kawasan Indrapuri, Montasik, Samahani, mereka terbilang tidak begitu parah.
Saya sendiri kerap menjadi sasaran bully-an teman-teman dari luar Aceh Besar karena berbicara dengan dialeg Aceh Besar. Sempat terpikir untuk tidak mengikuti gaya bicara Aceh Besar, tapi, rasanya tidak patut menghilangkan estetika bahasa daerah saya sendiri. Tetap berbicara dengan gaya bahasa Khas Aceh Besar adalah sebuah upaya melestarikan khazanah bahasa Aceh. Keberagaman adalah nilai yang harus dipertahankan. Ini juga merupakan salah satu dari 7 hal yang harus kamu ketahui tentang Aceh Besar.
7. (Agak) “sensitif” terhadap Pidie
Saya tidak tahu persis dari mana muasal ketimpangan hubungan Aceh Besar dengan Pidie bermula. Entah dosa apa yang telah dibuat Pidie, atau justru kekhilafan apa yang dilakukan oleh Aceh Besar, hingga saat ini, status Pidie masih sensitif di Aceh Besar. Maksud sensitif di sini adalah ketidaknyamanan. Dari keseharian, saya mendapati bahwa orang-orang pelit di-judge Pidie.
Ezytravelers, ketahuilah, jika ada seseorang yang pelit di antara mereka, serta-merta akan dicap “Pidie!”, sekalipun yang pelit adalah warga asal Aceh Timur, Aceh Tengah, Aceh Barat, bahkan Aceh Besar itu sendiri. Pelit adalah Pidie. Saya rasa orang-orang di Pidie tahu akan hal ini. Semoga mereka bersabar, menerima dengan lapang dada, agar perdamaian Aceh tetap terjaga. (Hahaha)
Namun demikian, bagi saya pribadi, sesungguhnya ini tidak mendasar. Bagaimana pun, dari beberapa sahabat saya yang berasal dari Pidie, saya tidak melihat adanya kikir pada mereka. Bahkan kerap membantu bila tertimpa hal buruk. Sama halnya dengan sahabat asal daerah lain. Saya merasa masalah pelit ini adalah split personal, bukan regional. Jadi, siapa pun berkemungkinan untuk pelit, tidak dipengaruhi oleh latar belakang tanah kelahiran/ keberadaannya dari suatu daerah.
Pssst, jalan-jalan hemat ke Aceh? Kenapa enggak? Cari hotel murah dulu, ambil promo tiket pesawat Jakarta Aceh atau paket perjalanan wisata murah. Yuk berangkat!
Demikianlah 7 hal yang harus kamu ketahui tentang Aceh Besar. Jika ingin bukti, atau keabsahan atas tulisan saya ini, datanglah! Ezytravelers akan menyaksikannya sendiri. Selamat berwisata!
'7 Hal yang Harus Kamu Ketahui Tentang Aceh Besar' have 1 comment
April 19, 2024 @ 4:01 pm Abu Abdullah
Menurut saya ketimpangan dengan ureung blah déh seulawah terutama pidie merupakan hal yg ada kaitannya dengan sejarah ketika kerajaan pidie menyerang dan menduduki kerajaan lamuri sebelum akhirnya kerajaan aceh berbalik menduduki pidie dan wilayah lainnya. Saya orang Aceh Besar asli dan pernah beberapa kali mendengar perendahan terhadap orang aceh besar oleh orang blah déh seulawah. Jadi tidak bisa disalah kan 100% ureung acèh rayek menurut saya.