7 oleh-oleh Takengon yang bisa kamu beli saat liburan.

Masih ingat kan tulisan sebelumnya, ada pilihan rute untuk bisa menikmati liburan di Takengon dalam satu hari. Nah Ezytraveler, kamu juga mestinya sudah paham betul, bahwa liburan apapun pasti tidak bakalan jauh dari yang namanya oleh-oleh. Pertama, masih jadi budaya di negeri ini, kalau ada yang berlibur, pasti ada yang nitipin oleh-oleh. Tidak jadi masalah kalau nitipnya dengan perasaan. Maksudnya yang nitip itu pakai perasaan. Nah ini, sering betul titipan oleh-oleh itu jadi jebakan betmen, bikin over weight tas bawaan, kena biaya tambahan, eh pas sudah sampai malah diprotes karena tidak seperti yang diharapkan. Selain itu, hal yang menyebalkan nomor dua adalah ketika sudah berniat membeli oleh-oleh, dan kamu ternyata tidak tahu apa oleh-oleh khas dari tempat yang kamu kunjungi itu, misalnya saat kamu berlibur ke Takengon. Tapi jangan cemas, kali ini kita akan membahas 7 oleh-oleh Takengon yang bisa kamu beli saat liburan.

1. Kopi.

Sudah jadi rahasia umum, kalau kota yang namanya Takengon ini, paling banyak dapat kunjungan karena cerita kopinya yang melegenda. Yup, Takengon adalah ibukota Kabupaten Aceh Tengah. Meskipun sekarang sudah dimekarkan dengan tambahan dua kabupaten lainnya, yaitu Bener Meriah dan Gayo Lues, tapi dulunya semua wilayah ini dikenal dengan sebutan Dataran Tinggi Gayo. Ya, kamu tidak salah baca, saya bold ya, Gayo. Nama yang melekat kuat di ingatan para pecinta kopi dari seluruh dunia.

Kopi Arabica Gayo memang salah satu kopi yang terkenal di di jagad kopi dunia. Dan tempat asalnya adalah Dataran Tinggi Gayo ini. Ironisnya, masyarakat suku Gayo yang merupakan penghuni asli wilayah pegunungan ini, justru baru mulai memahami nikmatnya kopi Gayo satu dekade belakangan ini. Untuk waktu yang cukup lama, kurang edukasi soal kopi justru membuat masyarakat hanya mengenal kopi Arabica Gayo sebagai komoditas dagang. Kopi dari perkebunan mereka hampir semuanya dijual ke pengumpul.

Untungnya, beberapa waktu belakangan ini, semakin banyak kalangan muda yang mendalami dan semakin paham kualitas kopi Gayo. Saat ini terdapat setidaknya dua puluhan coffee shop yang menyajikan kopi berkualitas, dengan harga sangat terjangkau. Dengan kisaran kurang lebih IDR.10.000 kamu bisa mencicipi kopi speciality. Kalau di Jakarta misalnya, harganya bisa berkali lipat.

Lalu oleh-oleh Takengon yang berupa kopi ini dan bisa dibawa pulang apa? Kamu bisa beli Green Bean-nya, Roasted Bean, atau ground coffee. Asli langsung dari petaninya, dan terjamin kualitasnya. Bukan hanya itu, kamu malah bisa meminta tingkat roasting seperti apa yang kamu mau.

2. Teh Daun Kopi.

Masih ada hubungan dengan kopi, Oleh-oleh Takengon yang kedua dalam daftar 7 oleh-oleh Takengon yang bisa kamu beli saat liburan kita ini, adalah teh dari daun kopi. Hehehe, agak bingung ya jadinya, ini teh tapi kopi. Kamu mungkin lebih kenal dengan Aia Kawa seduhan daun kopi khas Minang. Tapi ternyata masyarakat Gayo dulunya juga sudah mengolah daun kopi sebagai minuman yang bersumber dari seduhan daun kopi. Sempat nyaris menghilang, dan hanya tersisa diperkampungan pedalaman, teh daun kopi ini mulai kembali dikembangkan.

3. Alpukat.

Buah yang disebut Avocado dalam bahasa Inggris ini pernah menjadi tanaman populer hingga akhir tahun 2000’an. Namun meningkatnya kembali nilai kopi sempat membuat banyak petani berpindah menanam kopi hampir disemua tempat. Sayangnya tidak semua wilayah mampu menghasilkan panen kopi seperti yang dibayangkan. Berkembangnya wawasan pertanian membuat berbagai tanaman yang sempat diacuhkan kembali ditanam ulang. Salah satunya Avocado atau Alpukat, yang sekarang ini kembali menjadi salah satu dari 7 oleh-oleh Takengon yang bisa kamu beli saat liburan. Pokat susu atau pokat mentega, adalah yang paling digemari.

4. Anggur.

Angur, bukan Anggur. Buah khas yang walaupun disebut dengan nama Terong Belanda, tapi aslinya berasal dari Peru, juga termasuk oleh-oleh Takengon yang digemari. Memiliki cita rasa yang unik, buah yang juga dikenal dengan nama Tamarillo ini bukan hanya dijadikan juice. Masyarakat Gayo mengolah buah ini menjadi sebuah sambal khas, Cecah Angur namanya. Sejenis sambal segar yang disantap sebagai pendamping lalap.

5. Jeruk Keprok Gayo.

Sempat hilang dari peredaran, buah jeruk khas Gayo ini kembali dibudidayakan. Meskipun masih sulit didapat, tapi pada musim panen, buah ini mulai di temukan kembali muncul, walaupun belum terlalu banyak. Selain Jeruk Keprok Gayo, jeruk lain yang juga layak dijadikan oleh-oleh Takengon adalah Jeruk Konde.

6. Nenas.

Masih ingat pepatah yang dulu kita temukan saat SD? Berpayung bukannya raja, bersisik bukannya ikan. Ya, Nenas. Satu dari 7 oleh-oleh Takengon yang bisa kamu beli saat liburan ini mudah ditemukan di wilayah Pegasing. Kecamatan yang menjadi sentra tanaman Nenas, dan hanya berjarak 10 menit dari pusat kota Takengon. Kamu bukan hanya bisa membeli dari kios-kios yang berada dipinggiran jalan, tapi juga bisa langsung ke kebunnya dan merasakan langsung panen nenas dengan tangan sendiri.

7. Depik.

Dan Ezytraveler, yang terakhir dari daftar 7 oleh-oleh Takengon yang bisa kamu beli saat liburan adalah ikan endemik yang hanya bisa kamu temukan di Danau Lut Tawar — sering salah disebut dengan nama Laut Tawar — yang merupakan situs wisata utama di Dataran Tinggi Gayo. Meskipun kamu bisa saja membeli ikan Depik basah ketika di Takengon, untuk oleh-oleh saya sangat merekomendasikan membeli ikan Depik kering. Sayangnya ikan ini semakin berkurang, akibat rusaknya habitat alaminya akibat proses pembangunan dan pencemaran danau. Meskipun semakin banyak kalangan muda yang menyerukan gerakan untuk memulihkan kembali habitat alami ikan Depik, namun bila pemerintah tidak mengambil tindakan menyeluruh, nama Depik hanya akan tinggal nama saja.