Aceh punya sejuta tempat wisata yang indah untuk dikunjungi. Saat menjadikan Aceh sebagai destinasi berlibur Anda, pastikan Anda akan puas menjejaki segala keunikan dan pesona alam di sana. Ada banyak pantai dengan pasirnya yang membuat Anda tergoda, riaknya membuat Anda betah berlama-lama di sana. Ada gunung yang julangnya memesona. Ada ngarai yang airnya sejuk mengalir landai memanjakan pandangan mata.
Berbicara mengenai gunung dan air, tentunya kita langsung teringat pada wisata air terjun. Di Aceh Besar, ada beberapa titik yang ‘menawarkan’ air terjun terbaik. Seperti air terjun Peucari di Jantho. Air terjun Kuta Malaka di Samahani, serta Air terjun Lhoong. Selama ini, yang saya tahu tentang wisata air terjun di Lhoong ialah Air Terjun Suhom, atau kerap disebut juga Air Terjun Krueng Kala. Lokasinya terletak di Desa Krueng Kala, Kecamatan Lhoong - Kabupaten Aceh Besar. Sudah beberapa kali saya mengunjungi tempat wisata yang satu ini, dan masih saja rindu untuk kembali.
Letaknya dekat area perbukitan dengan panorama indah dan alami. Banyak pepohonan rindang, terutama Rambutan, Rambai dan Durian. Bila telah tiba musim Durian, kita tidak hanya menyaksikan keindahan alamnya, namun juga bisa menikmati Durian segar dari batangnya, dijajakan oleh pedangang, masyarakat setempat. Saya ingat betul, rasa Durian Lhoong sangat lezat.
Selain itu, ada beberapa pedagang yang membuka warung di sekitar air terjun, sehingga kita tidak perlu khawatir kekurangan makanan, meski tempat ini relatif jauh dari pemukiman. Tersedia juga Mushalla tempat ibadah. Di sekitar air terjun juga terdapat lokasi yang dapat digunakan untuk berkemah, cocok sekali untuk pecinta alam.
Perjalanan ke sana melalui rute Banda Aceh – Meulaboh, melewati Pantai Lampuuk, Pantai Lhoknga dan Kecamatan Leupung. Jaraknya kurang lebih 75 Km ke arah barat Banda Aceh. Untuk mencapai Air Terjun Suhom, dari Banda Aceh memerlukan waktu kurang lebih satu jam.
Air terjun ini bersumber dari sebuah perbukitan dengan tumpahan airnya sekitar 20 meter. Debit air yang deras dikelola sedemikian rupa, diubah menjadi sumber energi listrik bagi masyarakat di sekitar Desa Kreung Kala. Manfaatnya tidak hanya sebagai tempat wisata, namun juga untuk kesejahteraan masyarakat. Dibangun sebuah pembangkit listrik tenaga mikrohidro di dekat air terjun ini, pengoperasiannya mampu mengaliri listrik kepada seluruh penduduk Desa Kreung Kala.
Ternyata, tidak hanya Suhom, bahkan ada satu titik air terjun lainnya di Lhoong, yang selama ini belum banyak diketahui, yakni Air Terjun Pudeng. Air Terjun Pudeng tak kalah cantiknya dari Air Terjun Suhom. Anda terkejut? Ya, sama terkejutnya dengan saya. Saya juga baru mendengar hal ini, sebulan belakangan.
Pudeng merupakan nama sebuah desa yang terletak di Kecamatan Lhoong, Mukim Glee Bruek, Kecamatan Lhoong – Kabupaten Aceh Besar. Pesona bahari yang satu ini belum banyak diketahui oleh pewisata, baik lokal maupun nasional, apalagi mancanegara. Pengunjungnya belum begitu padat. Hanya beberapa orang yang baru mengetahui keberadaan Air Terjun Pudeng ini. Itu pun berdasarkan postingan teman lainnya di media social.
Demikian halnya dengan saya, belum pernah mengunjungi tempat wisata yang satu ini. Namun, saya sudah mengumpulkan sedikit banyaknya informasi terkait lokasi wisata yang satu ini. Teman saya, Nabawi Ali, beserta beberapa teman lainnya, minggu lalu baru saja pulang dari berwisata ke Air Terjun Pudeng ini.
Akses menuju ke sana tidak begitu sulit. Lokasinya tidak jauh lagi bila kita melanjutkan perjalanan dari Suhom. Kita melintasi jalan Banda Aceh – Meulaboh, melewati Gunung Kulu dan Gunung Paro, hingga Pasar Lhoong, arah menuju ke Gurute. Perjalanan kita lanjutkan, kira-kira 150 m setelah berjumpa dengan Rumah Makan Jambo Blang, kita akan menjumpai perbukitan, yakni kemukiman Glee Bruek.
Glee Bruek merupakan sebutan untuk sebuah gunung kecil. Glee (Aceh: gunung,) Bruek (Aceh: tempurung kelapa). Setelah menjumpai gunung kecil ini, di sisi kiri jalan terdapat kebun warga. Di sanalah tempat perhentian kita. Kendaraan apapun yang kita bawa, akan kita parkir di kebun ini, tanpa biaya parkir dan tiket lainnya. Kemudian, kira-kira 150 meter ke depan kita akan melanjutkan perjalanan melalui jalan setapak.
Jangan kecewa. Perjalanan setapak ini tidak akan membosankan. Sebab, jalannya bertepian dengan irigasi. Aliran jernih yang bersumber dari air terjun Pudeng. Tidak hanya itu, bentangan lahan sawah-sawah masyarakat setempat akan menjadi pemandangan yang tak kalah menariknya. Cantik, sempurna!
Bila telah tiba di lokasi, hilang semua rasa lelah perjalanan. Airnya sangat sejuk dan jernih. Tumpahannya pun tak kalah tinggi dari Suhom. Bahkan kita bisa naik ke puncak, menyaksikan curamnya air jatuh ke bawah. Setidaknya begitulah kesan yang disampaikan oleh Nabawi pada saya. Heriza dan teman-teman saya yang lain juga mengungkapkan hal yang sama. Setelah sekali pergi, mereka ingin kembali lagi ke tempat ini. Saya pasti akan membersamainya kali ini.
Air Terjun di Lhoong yang bernama Pudeng masih sedikit pengunjung. Letaknya pun jauh dari pemukiman warga. Kondisinya benar-benar perawan. Belum diketahui banyak orang. Tidak dikenakan karcis masuk. Kita bebas menikmatinya tanpa dipungut biaya. Kondisi ini mengakibatkan belum ada pedagang yang membuka warung atau menjajakan makanan di sana. Sehingga kita harus siapkan bekal yang cukup bila ingin berlama-lama. Atau, kita buat warung sendiri di sana? Ini prospek bisnis yang menjanjikan tentunya. (Hahaha)
Berikut saya sertakan beberapa spot cantik, yang akan membuat anda tertarik. Bagaimana, Minggu ini sepakat kita ke sana?
'Air Terjun Pudeng, keindahan yang masih perawan di Lhoong - Aceh Besar' have 1 comment
October 4, 2024 @ 2:27 pm Rafsa Blog
keren, tapi jauuuh banget sama tempatku :3
jadi pengen kesana 😀