Sebagai daerah yang sedang tumbuh berkembang, Aceh punya tugas berat untuk meyakinkan orang-orang untuk datang berkunjung kemari. Padahal melihat potensi wisatanya, tidak kalah hebat dengan lokasi lainnya di Indonesia. Namun terkadang, ada banyak alasan menghambat langkahmu menuju titik awal Indonesia ini. Bisa jadi karena kekurangan informasi, atau bisa jadi karena kamu terlalu termakan anggapan salah dari luar sana. Sudah sepatutnya, beragam anggapan itu harus dikroscek terlebih dahulu. Jangan serta merta ditelan mentah-mentah. Sebab, terlalu takut dengan hal sebenarnya tidak kamu ketahui juga tidak bijak.
Nah, berikut ini, ada beberapa anggapan keliru tentang Aceh yang sepatutnya sudah bisa kamu ubah.
1. “Emangnya Aceh udah aman? Bukannya ribut melulu?”
Helloooww, anggapan ini paling ramai tersibak di pikiran orang-orang sebelum ke Aceh. Bisa jadi kamu juga salah satunya. Aceh memang dulunya daerah konflik antara GAM dan RI yang berlangsung hampir 30 tahun lamanya. Saban hari, ada saja kontak senjata dan pertumpahan daerah. Tapi itu dulu! Pasca tsunami, tepatnya di Agustus 2005 GAM-RI menandatangani perjanjian perdamaian di Helsinki, Finlandia. Di usia perdamaian yang menginjak 10 tahun ini, kondisi Aceh jauh lebih tentram dan aman. Tidak ada lagi kontak senjata, tidak ada lagi tentara yang hilir mudik dengan senjata laras panjang, atau sweeping disana sini. Semuanya telah usai. Peristiwa kelam yang telah berlangsung puluhan tahun itu tinggal sejarah. Kondisi Aceh kini persis sama dengan daerah-daerah lainnya di Indonesia. Semakin bergeliat dan semakin terbuka terhadap dunia luar. Ketakutan kamu memandang Aceh, sudah harus kamu ubah dari sekarang ya!
Sebagai satu-satunya daerah menerapkan syariat Islam di Indonesia, Aceh tidak seseram bayangan kamu kok. Pelaksanaan syariat Islam disini sangat humanis, tidak menakutkan layaknya yang sering kamu dengar di luar sana. Di Aceh, kehidupan berdenyut hingga larut malam, perempuan juga bebas bekerja, tempat nongkrong asyik banyak, bahkan di Aceh juga sering digelar konser musik. Tapi tentu semua ini tetap menjunjung nilai adat ketimuran, serta keislaman yang telah menjadi kultur masyarakatnya.
Takut dengan polisi syariah?? Selagi kamu tidak salah dan berbuat salah, ngapain harus takut kan? Peran dan keberadaan mereka hampir mirip dengan polisi kebanyakan. Cuma mereka lebih konsen untuk mencegah dan memberantas maksiat. 3. “Ntar kalau ke Aceh, jangan lupa bawa ganja ya!”
Ada yang bilang ganja di Aceh itu salah satu terbaik di dunia. Mungkin bisa jadi karena tanahnya yang subur. Tapi bukan berarti, kalau kamu ke Aceh kamu bisa mendapatkan ganja dimana-mana.
Dulunya, ganja ini termasuk salah satu bumbu dapur masyarakat Aceh untuk mengempukkan daging. Di beberapa tempat, dulunya, pohon ganja juga digunakan untuk menghalau babi hutan dan melindungi tanaman kebun. Namun sekarang dunia berubah. Ganja disalahgunakan untuk hal-hal tak baik dan kini dilarang peredarannya. Jadi salah, jika kamu ke Aceh akan menemukan ganja dimana-mana.
Saya pernah dimention seseorang di twitter, yang katanya, di Aceh itu ganja dijual bebas di warung-warung. Dan lagi-lagi ini anggapan salah. Mungkin maksudnya daun singkong kali ya, bukan ganja. Hehehehe… 4. “Nggak mau ah ke Aceh, nanti tsunami lagi”
Mungkin kamu lupa, datangnya tsunami itu nggak sama kayak turun hujan. Dimana hari mendung, disitu hujan turun. Begitu juga hal sama berlaku untuk tsunami. Bukan berarti, jika gempa datang tsunami langsung menghantam setinggi pohon kelapa. Ada banyak ‘syarat’ untuk hal ini terjadi; kekuatan gempa, kedalaman sumber gempa, jarak sumber gempa dengan daratan, dan sebagainya.
Setelah tsunami 2004 silam, Aceh sebenarnya termasuk daerah aman hingga beberapa ratus tahun ke depan. Sebab, kejadian ini telah melunaskan pertemuan antar lempeng di dasar laut yang mengakibatkan hadirnya bencana besar. Tapi tentu kesiapsiagaan harus tetap ada. Tapi itu bukan berarti harus menjadi takut. Karena hidup di Indonesia, sejak dulu diajarkan harus siap berdamai dengan bencana.
5. “Liburan ke Medan yuk!
“Nggak usah deh, mending ke Aceh aja.”
“Ke Aceh??? Jauhh banget!”
Ampun dah! Obrolan di atas itu sering sekali terdengar. Padahal kalau kamu buka peta dengan baik dan melihat dengan teliti, Aceh dan Medan itu cuma tetanggaan. Persis kayak rumah kamu tetanggaan dengan rumah Pak RT. Jaraknya cuma selemparan batu. Hanya 45 menit naik pesawat, dan 8-9 jam naik bus antar propinsi. Gara-gara kamu menganggap terlalu jauh, akhirnya kamu mikir-mikir dulu untuk datang kemari. Padahal dekat banget kok! Dekatnya itu udah kayak hati kamu dengan kantong baju. Asyek! 6. “Datang ke Aceh harus pake paspor ya?”
Kamu sedang mau ke Aceh, bukan berencana ke Uganda atau ke Zimbabwe. Aceh itu masih dalam kesatuan NKRI. Berkunjung ke Aceh sama halnya kayak kamu berkunjung ke Majalengka, Purwokerto, atau Brebes! Nggak perlu pake visa, lebih-lebih ngurus paspor di kantor imigrasi. Mungkin kamu harus bedain mana Timor Leste dengan Aceh. Itu beberapa anggapan salah yang sering terdengar, dan mungkin saja menghambat langkah kamu ke Aceh.
Udah nggak salah lagi kan sekarang??
'Anggapan Salah Ini yang Harus Kamu Ubah Sebelum ke Aceh' have 6 comments
July 25, 2024 @ 5:05 pm Musowwir
hahahahhahahah ngakak baca Poin yang ke 6,
ada yang ngira Aceh berhasil misah ama Indo kali.
July 26, 2024 @ 8:50 am Ciwit Ashwin
Jadi tambah kangen sama Banda Aceh…ngga ada tempat seindah Aceh
July 28, 2024 @ 7:42 pm Anna Meutia
Hahahahahahahah ngakak banget baca yang nomor 6, dikira Aceh udah merdeka kali ya. Btw web ini bagus kaliii, saya udah lama ga di Aceh rasanya sekarang Aceh makin modern aja 😀
July 28, 2024 @ 11:57 pm Kalvin
Bagus artikelnya ferhat,.. banyak pertanyan2 spt itu terdengar saat saya masih diluar aceh, terkadang ingin ketawa, terkadang terasa marah, tp yg jelas, selaku warga Aceh, kita berkewajiban mengangkat / mempromosikan dan mengkampanyekan daerah kita. Apalagi jaringan informasi sekarang sangat mudah, hanya terkadang sayang jika kita melihat ada orang2 aceh sendiri yg enggan membanggakan daerahnya. Ketika Aceh berprestasi ada saja yg diam bahkan mengolok2, tp ketika aceh punya sedikit kejadian negative, mereka langsung berkoar2 di sosial media misalnya, sampai orang yg seperti di artikel diatas malah jadi semakin takut utk datang ke aceh. Hehehe itu saja sih respon dr saya, saya pikir lewat pikiran2 dan tulisan2 ferhat ini, bisa membuka pikiran2 sodara2 kita di aceh dan kawan2 kita di seluruh indonesia bahkan dunia…
September 10, 2024 @ 10:51 am farisi
bang Tulisannya saya repost di website kami ya
September 18, 2024 @ 9:06 pm Anggapan Salah Ini Yang Harus Kamu Ubah Sebelum Ke Aceh | Awak Droe Only (ADO)
[…] Tulisan asli disini […]