Ada sebuah kepulauan terserak di Samudra Hindia. Tak begitu jauh di sebelah selatan daratan Aceh. Konon kepulauan ini hancur berkeping-keping akibat ulah seekor naga yang mengamuk dalam perkelahian dengan seorang pendekar. Pertarungan mereka membuncah samudra dan menghancurkan sebuah pulau demi menyelamatkan putri cantik jelitanya yang diculik.
Serakan pulau-pulau itu kemudian dikenal dengan sebutan Pulau Banyak. Berdasarkan legenda naga tadi, ada sembilan puluh sembilan keping pulau yang tersebar. Tapi sebenarnya hanya ada enam puluh tiga pulau besar dan kecil di kepulauan ini. Letaknya dua puluh enam mil di lautan lepas dari Singkil yang dapat ditempuh selama kurang lebih empat jam menggunakan kapal ferry dari Pulo Sarok atau kapal boat dari Jembatan Tinggi.
Nama Pulau Banyak sudah tak asing lagi di telinga para traveler di wilayah Sumatra Utara dan Aceh. Tak semua traveler memang, tapi bagi yang cinta petualangan dan wisata bahari, destinasi ini menjadi destinasi impian yang ingin segera diwujudkan. Apa pasal kepulauan ini begitu diinginkan? Keelokan pantai, ketenangan alam, terumbu karang, dan gelombang besar untuk berselancar adalah alasan kepulauan ini bagai mutiara di dasar lautan yang amat dalam.
Kapal akan bersandar di Pulau Balai, pulau dengan penduduk terbanyak di kecamatan ini juga menjadi pusat pemerintahan Kecamatan Pulau Banyak. Berawal dari pulau inilah petualangan wisata bahari akan dimulai.
Terdapat beberapa penginapan di Pulau Balai untuk beristirahat dan mencari boat sewaan untuk island hopping. Di penginapan seperti Penginapan Putri, Penginapan Nanda, atau Lae Kombih ini kita bisa mencari tahu informasi nelayan yang bisa menyewakan boatnya untuk menyeberang ke pulau-pulau. Biasanya boat disewa seharga enam ratus lima puluh ribu rupiah perhari.
Kamping
Kamping atau berkemah adalah salah satu cara hemat menikmati masa liburan di Pulau Banyak. Kita hanya perlu menyiapkan tenda, air minum, makanan, dan obat-obatan. Boat sewaan bisa mengantarkan kita ke beberapa pulau terlebih dulu hingga akhirnya tiba di pulau terakhir tempat kamping. Jika tidak mau repot-repot memasak berkali-kali, beli saja nasi bungkus di warung dekat mesjid Pulau Balai. Ada ibu-ibu yang menjual nasi dengan cita rasa masakan lauknya yang juara! Cobain deh ikan asin baladonya. Lamak bana!
Menginap di ressort
Pulau Palambak dan Pulau Tailana dapat ditempuh sekitar dua jam dengan menaiki boat nelayan, bisa lebih cepat jika menaiki speed boat. Di sana tersedia ressort dengan harga lumayan terjangkau. Harga per kamar di MB Camp Pulau Palambak adalah dua ratus ribu rupiah permalamnya.
Selain kedua cara tadi, kita juga bisa melakukan perjalanan antar pulau dengan cara pergi-pulang. Apalagi jika kita tidak punya waktu liburan yang terlalu panjang. Tapi amat sayang jika ke sini tak mencoba menginap di salah satu pulau lain. Kapan lagi kita menyaksikan langit bersih bagaikan permadani bertatahkan berlian dan keheningan malam di pulau yang tak berpenghuni? Ah, rasanya seperti berada di private island milik sendiri!
Jangan lupa membawa peralatan snorkeling, karena ada banyak spot-spot menarik di pulau-pulau tak berpenghuni dengan terumbu karang yang bagus-bagus. Salah satunya ada di Pulau Orongan. Pulau kecil ini didominasi oleh pohon kelapa dan pasir putih yang mengelilingi pulau. Jika sedang panen kelapa, pemilik kebun pasti akan dengan senang membagi kelapa mudanya untuk kita.
Nah, bagaimana caranya mencapai Pulau Banyak? Ada dua cara: via udara dan darat. Dari Medan dan Banda Aceh, kita bisa menaiki bus L300 tujuan Singkil. Atau dari Banda Aceh bisa menaiki pesawat Susi Air tujuan Blang Pidie lalu melanjutkan perjalanan ke Singkil.
'Ayo ke Aceh, Ayo ke Pulau Banyak' have no comments
Be the first to comment this post!