Batik, sekarang bukan lagi barang baru dan aneh di negeri yang kaya budaya ini. Batik, telah menjadi sebuah kesatuan dalam budaya Indonesia. Begitupun dengan Aceh. setelah masa-masa konflik reda, tsunami dan gempa senyap. Maka fenomena batik Aceh pun mulai bergairah kembali. Lalu, benarkah Aceh juga punya batik? Sama seperti batik yang di beredar di jawa kah?
Batik Aceh sebenarnya sudah ada sejak abad Kesultanan Aceh. Mungkin, sekitar abad ke 13 M motif batik sudah dipakai. Untuk menguatkan teori ini, kita bisa melihatnya di museum Aceh, disana secara langsung diperlihatkan motif-motif batik pada batu nisan raja-raja Aceh, dan juga dapat di lihat pada ukiran-ukiran yang terdapat pada Rumoh Aceh. Bila masih kurang puas dan ingin melihat keaslian motif batik dari masa lampau, kenapa tidak anda kunjugi situs cagar budaya Lamuri? Disana ada puluhan nisan-nisan dari kesultanan masa lampau. Masa-masa jauh sebelum kesultanan Iskandar Muda menaklukan Negeri Malaka.
Dalam Motif batik Aceh itu sendiri, mengandung begitu banyak makna, yakni menggambarkan kepribadian dan filosofi kehidupan masyarakat Aceh yang menjadi kearifan lokal serta pedoman hidup masyarakat Aceh. Motif-motif Batik Aceh yang terkenal diantaranya adalah motif Pintoe Aceh ( Pintu Aceh), Bungoeng Jeumpa (Bunga Jempa), Tulak Angen (motif yang biasanya ada pada rumah Aceh yang atapnya berbentuk plana) , Rincong, Awan Berarak, Awan Meucanek, Gayo, Pucok Reubong, dan lain sebagainya.
Adakah motif hewan dalam batik Aceh? jawabnya tidak ada. Mengapa? Karena Aceh, setelah menjadi sebuah kerajaan yang menganut agama islam, motif-motif itu dihilangkan. Itulah sebabnya mengapa tidak ada motif hewan dalam motif batik Aceh.
Inilah makna dari beberapa Motif Batik Tradisional Aceh;
Motif Pintoe Aceh. Pada umumnya, rumah adat di Aceh memiliki pintu yang rendah. Sehingga apabila ada tamu yang ingin masuk, maka dia harus menundukkan kepalanya sebagai bentuk sebuah rasa menghormati si pemilik rumah. Sedangkan rumah adat tersebut dibagian dalamnya sangat luas dan lebar-lebar. Hal ini mengartikan kalau sebenarnya orang Aceh itu memiliki tabiat dan adat istiadat tidak mudah terbuka dengan orang asing namun bisa menjadi sangat baik bahkan bagaikan saudara kandung bila sudah saling mengenal satu sama lainnya.
Motif Tulak Angen, maksud dari motif ini adalah orang Aceh, cenderung mudah menerima perbedaan. Hal ini disebabkan salah satunya karena daerah Aceh dulunya pernah menjadi sebuah Negara yang banyak di singgahi oleh banyak Negara luar.
Motif Bungoeng Jeumpa. Bungong jeumpa atau istilah lain dikenal dengan nama bunga kantil, banyak ditemukan di daerah Aceh karena jumlahnya banyak serta memiliki bentuk yang indah. Motif mengartikan bahwa motif Aceh itu bernuansa natural dan selaras dengan alam.
Motif Rencong/Rincong; tak bisa di pungkiri, rencong adalah senjata pamungkas provinsi paling barat Indonesia ini. Pemaknaannya yang keras, tegas, dan berwibawa. Begitulah pemaknaan yang ingin disampaikan. Saking terkenalnya senjata ini, tak heran kalau akhirnya Provinsi Aceh juga di kenal sebagai Tanah Rencong.
Begitulah sepintas mengenai motif batik Aceh yang kini tengah naik daun. Lalu, kalau ingin membelinya, dimana?
Kini kain batik Aceh atau baju batik Aceh sudah banyak ditemui di toko-toko souvenir di Banda Aceh ataupun di daerah lainnya. Namun, bila anda yang berpergian ke Banda Aceh dan memiliki budget lebih, maka anda bisa membelinya kain batik yang kualitas super hanya di dua tempat. Pertama ada dibilangan jalan protocol T.Umar no 110. Batik Zeans namanya. Atau bisa juga langsung ke Rumah Batik Aceh binaan Pemda Aceh yang berada di daerah Meunasah Manyang Aceh Besar, showroom mereka juga ada di Taman Sari, akan tetapi, disini jarang buka.
Jadi, tunggu apa lagi? Kenapa tidak jadikan batik Aceh sebagai salah satu koleksi batik anda?
'Batik Aceh, Batik Dengan Sejuta Makna' have no comments
Be the first to comment this post!