Beberapa waktu ini Masjid Baiturrahman ramai diperbincangkan di dunia maya. Pasalnya, 12 payung elektrik di masjid kebanggaan masyarakat Aceh itu hampir rampung, 12 tiangnya telah berdiri tegak. Selama ini, masyarakat memang cukup dibuat penasaran. Sebab proses pengerjaannya tak bisa disaksikan langsung karena dilindungi pagar
Lalu pada 18 Januari lalu, pihak pekerja melakukan uji coba salah satu payung elektrik di Masjid Raya Baiturrahman ini. Saat itulah, rasa penasaran masyarakat pun terjawab. Ketika pagar pembatas tersebut dibongkar, masyarakat Aceh pun menyaksikan langsung payung besar tersebut mekar.
Payung Elektrik di Masjid Raya Baiturrahman ini, tingginya mencapai 20 meter dan lebarnya 14 meter. Dengan ukuran sebesar itu, bisa dibayangkan berapa puluh orang yang bisa berteduh di bawahnya. Saat payung itu mengembang, bentuknya mirip jamur yang sedang mekar. Penampakannya semakin menarik, karena lantai pada pelataran Masjid Raya Baiturrahman ini pun sudah diganti. Jika dulunya beralaskan rumput, namun sekarang telah terpasang marmer putih.
Lalu, warna kainnya didominasi oleh berwarna putih, dengan corak orange sebagai penghiasnya. Kabarnya, pihak pekerja membutuhkan waktu 1 bulan untuk menyelesaikan pembuatan satu unit payung besar ini.
Kalau diperhatikan, payung elektrik di Masjid Raya Baiturrahman ini memang terlihat megah. Bagi yang pernah ke Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi, penampakan payung besar di Masjid Raya Baiturrahman ini tentu sudah tak asing lagi. Karena inspirasi proyek payung besar ini memang datangnya dari Tanah Suci sana.
Tempo hari saya membaca di media, kalau harga pembuatan untuk satu unit payung besar yang diimpor langsung dari Jerman ini, mencapai Rp. 10 – 11 Milyar. Wow…! Seperti masyarakat lainnya, rasanya wajar kalau saya pun ikut penasaran bagaimana megahnya payung-payung besar tersebut.
Proyek 12 Payung Elekterik di Masjid Raya Baiturrahman ini, sejatinya merupakan bagian dari proyek pengembangan dan pembangunan landscape serta infrastruktur Masjid Raya Baiturrahman di Banda Aceh. Gagasan ini datang dari Pemerintah Aceh yang ingin mengembalikan fungsi Masjid Raya Baiturrahman yang sebenarnya, yaitu sebagai pusat beragam kegiatan yang mendukung fungsi masjid sebagai sentral aktivitas umat islam di Aceh.
Karena nantinya, di Masjid Raya Baiturrahman ini juga akan dibangun sekolah/TPA atau tempat tahfidz yang memang fokus pada pengembangan ilmu agama islam. Termasuk juga televisi Baiturrahman dan klinik kesehatan masyarakat. Jadi, selain pembangunan 12 Payung Elektrik di Masjid Raya Baiturrahman, juga akan dibangun basement tempat parkir kenderaan, tempat wudhu, pusat pengolahan air, taman, drinking water system serta perbaikan beberapa interior bangunan masjid.
Nah, untuk proyek besar ini Pemerintah Aceh mengalokasikan anggaran yang cukup besar yaitu Rp. 1,4 triliun. Proyek ini pun dikerjakan dalam dua tahap yaitu dalam jangka panjang dan pendek. Untuk jangka pendek adalah pemasangan 12 uni payung elektrik di halaman Masjid Raya Baiturrahman ini. Sementara untuk jangka panjangnya yaitu, pembebasan tanah dan bangunan hingga ke tepi sungai Krueng Aceh.
Saat ini Masjid Raya Baiturrahman merupakan 1 dari 100 masjid yang paling menakjubkan di dunia. Saat bencana tsunami 2004 silam, banyak masyarakat Aceh yang selamat setelah berlindung di masjid ini. Selain itu, sejarah perjuangan masyarakat Aceh juga tak terlepas dari masjid yang mampu menampung 15.000 jamaah ini.
Oleh sebab itu, ketika masih dalam wacana pembangunan 12 payung elekterik di Masjid Raya Baiturrahman ini. sempat terjadi pro kontra di kalangan masyarakat Aceh. Banyak yang tak sepakat jika pembangunan tersebut nantinya bisa menghilangkan nilai sejarah di masjid ini. Belum lagi dana yang dibutuhkan juga sangat besar.
Tapi setelah 12 payung besar tersebut berdiri dan foto-fotonya bertebaran di dunia maya. Saya melihat respon masyarakat umumnya positif. Kemarin, selepas shalat Zhuhur di Masjid Raya Baiturrahman, saya pun menyaksikan sendiri perubahan di lingkungan masjid raya tersebut. Suasananya memang tampak lebih luas dan segar. Penampakan seperti ini tentu saja sangat menarik jika dilihat dari sisi pariwisata.
Apalagi selama ini, Masjid Raya Baiturrahman telah menjadi icon wisata religi di Aceh. Para wisatawan rasanya kurang lengkap jika pergi ke Aceh tapi tidak mengunjungi tempat ini. Bukan hanya wisatawan luar, masyarakat Aceh di daerah juga kerap berwisata di masjid ini.
Untuk itulah, sebagai orang Aceh saya berharap pembangunan 12 payung elektrik di Masjid Raya Baiturrahman ini bisa menarik sebanyak mungkin wisatawan. Namun, yang paling penting adalah menarik hati masyarakat muslim untuk kian memakmurkan masjid ini saat waktu shalat tiba.
'Beginilah Penampakan 12 Payung Elektrik di Masjid Raya Baiturrahman' have 2 comments
January 23, 2025 @ 12:39 pm Risma Armia
Belum sah ke Banda Aceh kalau belum singgah ke mesjid raya
January 23, 2025 @ 2:27 pm Ibnu Syahri Ramadhan
Betul… Betul…