Berburu Ikan Depik, Andalan Wisata Kuliner Aceh Tengah

Awal tahun lalu, saya mengunjungi Takengon, Aceh Tengah. Kabupaten sejuk di tengah himpitan bukit-bukit yang memagarinya. Ini kunjungan saya kedua kalinya. Sebelumnya, beberapa tahun lalu, saya sempat mengunjungi kabupaten berudara dingin ini. Tetapi, kunjungan saat itu hanya terbatas di satu area saja. Itu pun agak pinggiran kota.

Jadi, saya tidak sempat menjamah kota lebih dalam. Alhasil, kunjungan beberapa tahun lalu tidak begitu berkesan. Dan perjalanan kali ini ke Takengon, saya benar-benar ingin membalas dendam segala rasa penasaran tentang kota ini. Penasaran dengan keindahan alamnya, dan tentu saja penasaran dengan wisata kuliner Aceh Tengah yang terkenal maknyus. Terlebih jika menikmati langsung di tempatnya berasal.

Berburu Ikan Depik, Andalan Wisata Kuliner Aceh Tengah

Sesampai di Takengon, ada dua hal yang membuat saya penasaran; Danau Laut Tawar dan menu wisata kuliner Aceh Tengah. Teman-teman rombongan yang ikut serta mulai hunting beberapa spot menarik. Tempat seru untuk leyeh-leyeh melepas penat perjalanan panjang delapan jam dari Banda Aceh. Salah satunya adalah singgah di beberapa warung kopi sambil menghalau rasa dingin menggigil. Sempat malas untuk ikut serta, tapi ada daya, kopi dan Takengon adalah dua hal yang sulit dipisahkan. Sebab dari tanah inilah kopi terbaik Aceh dihasilkan.

Namun, bagi saya makan besar adalah tujuan utama. Rasa lapar sepanjang perjalanan rasanya harus segera ditebas dengan seporsi nasi putih dan lauk tambah. Saya pun mencari menu andalan wisata kuliner Aceh Tengah. Salah satu menu yang saya incar sejak dulu adalah ikan depik! Jujur, menu ini bikin penasaran. Sebab makanan ini menjadi andalan wisata kuliner Aceh Tengah.

Saya pun segera mencari menu ini. Keliling kota Takengon saya jelajahi, walau hari mulai larut. Jalanan kota mulai lengang, lampu-lampu jalan menyala terang. Tak banyak warga hilir mudik. Bisa jadi udara sejuk membuat warga lebih betah menghabiskan waktunya di rumah. Tetapi, bagi saya, dinginnya malam membuat perut semakin kelaparan.

Dua porsi ikan depik

 

Mobil terus melaju di tengah kota Takengon. Pilihan saya dan rombongan pun berakhir di salah satu rumah makan di kawasan pasar inpres Takengon. Rumah makan ini menempati satu ruko. Etalase makanan di lemari kaca memamerkan beragam menu hidangan yang menggugah selera. Sebagian makanan biasa saya temui di Banda Aceh. Tetapi, seporsi hidangan di piring kecil menarik perhatian saya.

“Itu ikan depik!” ujar seorang teman yang kebetulan warga Takengon.

Jujur, baru kali ini saya melihat ikan depik secara langsung. Biasanya hanya mendengar namanya saja. Sekilas, ikan ini menyerupai ikan teri, tetapi dengan ukuran lebih besar.

Pelayan rumah makan lalu menyajikan sepiring ikan depik di atas meja. Sebagai pelengkap disediakan nasi putih hangat dan sop panas. Aroma ikan depik terasa menyengat menggugah selera. Saya juga baru tahu, ternyata ikan ini hanya hidup di Danau Laut Tawar. Makanya tidak heran menu olahan ikan depik sulit ditemui di daerah lain. Ikan depik biasanya diolah menjadi pengat, dedah, dan masam jing. Menu olahan ini menjadi andalan wisata kuliner Aceh Tengah.

Ikan depik yang memenuhi etalase rumah makan

Malam itu, saya menikmati ikan depik yang digoreng. Mungkin ini olahan ikan depik yang mudah dan gampang. Walau sederhana bukan berarti rasanya tidak enak. Rasa ikan depik goreng sangat gurih dan renyah. Ada potongan daun jeruk dan daun pandan yang digoreng serta dalam ikan depik. Jika digigit terasa kriuk-kriuk.

Tanpa sadar saya menghabiskan dua piring ikan depik goreng sekaligus! Seporsinya pun terbilang murah, hanya Rp 17.000. Tapi harus hati-hati bila tergigit kepala depik sebab rasanya sedikit pahit. Selain digoreng, ikan depik kerap juga diolah menjadi sambalado. Tetapi, menu ini tidak tersedia di rumah makan tempat saya singgahi.

Nelayan yang sedang menjaring ikan depik di Danau Laut Tawar

 

Yuk cobain langsung wisata kuliner Aceh Tengah! Ambil promo: Tiket Jakarta ke Aceh, Hotel murah dan bisa buat paspor online juga!

Kemashsyuran ikan depik di Takengon telah lama terdengar. Sebab ikan ini hanya hidup di perairan Danau Laut Tawar yang menjadi urat nadi kehidupan masyarakat Aceh Tengah. Danau seluas 5.472 Ha ini menjadi rumah bagi ribuan ikan depik.

Bagi yang ingin menyantap andalan wisata kuliner Aceh Tengah ini, bisa menikmatinya di rumah-rumah makan di kota Takengon. Tapi, bila ingin meracik sendiri, ikan depik dapat dibeli di pasar tradisional di kota Takengon. Harganya berkisar Rp 50 ribu-60 ribu satu mangkuk atau setara dengan satu liter.

 



About

Hobi menulis. Tukang koleksi buku. Penulis serial “Teller Sampai Teler” (Elexmedia 2014). Follow twitter @ferhatmuchtar
email; [email protected]
Baca tulisan lainnya di www.ferhatt.com (kunjungi yaa)


'Berburu Ikan Depik, Andalan Wisata Kuliner Aceh Tengah' have no comments

Be the first to comment this post!

Would you like to share your thoughts?

Your email address will not be published.

©2015 HelloAcehku.com a Part of Ezytravel.co.id Protected by Copyscape DMCA Takedown Notice Infringement Search Tool