Nah, di postingan kali ini, saya akan coba menjabarkan empat Budaya Aceh yang mengakar kuat dalam kehidupan sehari-hari. Budaya Aceh ini sebenarnya bukan peraturan khusus yang berlaku ketat, akan tetapi entah kenapa, sangking telah mengakar kuat, budaya ini tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kamu yang ingin berkunjung ke Aceh, alangkah baiknya mengetahui Empat Budaya Aceh yang biasanya ditemui dalam kehidupan sehari-hari.
Terutama bagi kamu yang berkeinginan menetap lama di Aceh. Ini memudahkan kamu untuk berinteraksi dengan masyarakat lokal, sekaligus mencairkan suasana dan menebas kebekuan. Memahami budaya Aceh membuat kamu tidak merasa asing di tengah kehidupan masyarakat lokal. Tetapi perlu diingat, empat budaya Aceh yang saya jabarkan ini umumnya masih mengakar kuat di daerah pedesaan ketimbang di perkotaan. Mungkin bisa jadi, suasana perkotaan yang cenderung individualisme membuat akar budaya ini mulai terpinggirkan.
1. Budaya Memberi Saleum
Saleum dalam bahasa Indonesia berarti salam. Ini semacam sapaan memulai percakapan atau pertemuan. Sebab budaya Aceh kental suasana islami, saleum biasanya dibuka dengan assalamu’alaikum. Jarang sekali dibuka dengan selamat pagi atau selamat malam. Nah, bagi kamu yang ingin melakukan perjalanan ke Aceh, saleum adalah pintu awal membuka diri dan mencairkan suasana dengan masyarakat lokal. Memberi saleum memberikan gambaran jika kamu adalah pribadi sopan dan menghargai masyarkat lokal, terutama bagi mereka yang lebih tua. Biasanya mengucapkan saleum di Aceh dibarengi dengan gerakan tangan ke arah kening dengan kepala sedikit menunduk.
2. Budaya Kenduri Jamuan
“Ka lheuh pajoh bu?” (Sudah makan?) adalah percakapan awal yang kerap ditanyai masyarakat Aceh saat bertemu seseorang. Pertanyaan ini akan lebih sering diucapkan bagi tamu jauh atau tamu asing. Memang kesannya basa-basi, tetapi pada dasarnya, menjamu kerabat dan tamu jauh merupakan salah satu budaya Aceh yang telah mengakar kuat. Sebab bagi pandangan masyarakat Aceh, menjamu makan adalah bentuk memuliakan tamu. Maka tak heran, di Aceh acara kenduri sangat sering dilakukan. Hampir semua prosesi kehidupan selalu disyukuri dalam bentuk kenduri. Nah, bagi kamu yang ditawari “ka lheuh pajoh bu?” jangan sungkan-sungkan untuk menerimanya. Sebab jika menolak akan terlihat kurang sopan dan membuat pemilik rumah bersedih hati.
3. Meunasah Tempat Berkumpul Segala Hal
Budaya Aceh yang kerap dilakukan dalam kehidupan sehari-hari adalah berkumpul dan menjalin silaturahmi. Sebab kedua kegiatan ini diyakini mampu memperlancar rezeki dan memperpanjang usia. Salah satu lokasi yang sering dijadikan tempat berkumpul adalah meunasah atau mushala. Dalam kehidupan masyarakat Aceh, meunasah merupakan tempat multiguna. Di sini, bukan sekadar pusat peribadatan, tetapi juga menjadi tempat berkumpul masyarakat untuk menyelesaikan permasalah gampong (desa). Berbeda dengan daerah lain yang memiliki balai pertemuan, di Aceh meunasah menjadi lokasi musyawarah perangkat desa. Hampir semua keputusan dan kegiatan desa dilakukan di tempat ini. Nah, bagi kamu yang berkeinginan lebih intim dengan warga desa, seringlah bertandang ke meunasah. Selain melaksanakan peribadatan wajib, di meunasah kamu akan bertemu dengan warga lintas usia. Pertemuan intens ini setidaknya menciptakan keakraban kamu dengan warga desa.
Buruan langsung terbang ke Aceh! Pesan hotel murah & Tiket pesawat murah. Wow! Ada Paket perjalanan wisata murah juga untuk Ezytravelers.
4. Hadir di Pernikahan dan Kematian
Pernikahan dan kematian adalah dua hal yang patut kamu sambangi jika ingin lebih dekat dengan masyarakat lokal. Terlebih lagi jika kamu tinggal dan memilih menetap di pedesaan yang masih memiliki kultur sosial yang kental. Berbeda bila dibandingkan dengan pernikahan di perkotaan yang cenderung memilih cara praktis, di desa segala persiapan pernikahan dilakukan secara berjamaah dengan seluruh masyarakat. Ini dimulai dari pemasangan tenda pernikahan, memasak, hingga hajatan di hari H. Hal sama juga berlaku saat hari kematian yang melibatkan seluruh warga desa. Nah, dua acara ini adalah penilaian sempurna apakah kamu termasuk jiwa sosial atau peka lingkungan. Jika hadir dan turut andil dalam dua kegiatan ini, menunjukkan kamu pribadi yang peduli antar sesama. Secara tidak langsung ini menjadikan kamu lebih dekat dengan masyarakat lokal.
Nah, itu dia empat poin penting budaya Aceh yang bisa kamu lakukan untuk lebih mendekatkan diri dengan masyarakat lokal. Semoga ini menjadi pemahaman dasar kamu tentang kultur masyarakat Aceh. Saleum!
'4 Budaya Aceh dalam Keseharian Masyarakat Lokal' have no comments
Be the first to comment this post!