Judul postingan kali ini sebenarnya masih ada hubungan dengan Wisata Alam di Aceh Tengah. Walaupun pak editor kami — dia yang namanya tak boleh disebut — diam-diam pernah mengakui bahwa kalimat itu bisa diartikan soal cantiknya gadis di Dataran Tinggi Gayo ini. Bukan hal aneh saat sedang di sini, lantas anda melihat sosok seperti Song Hye Kyo, Han Ji Won, Jun Ji Hyun, Keiko Kitagawa, atau Koyuki Kato melintas di depan anda, sedang duduk di cafe, atau malah sedang menjaga kios nenas untuk oleh-oleh.
Tapi seperti yang saya tulis sebelumnya, postingan ini benar-benar mengenai salah satu potensi Wisata Alam di Aceh Tengah yang belum terlalu terkenal, padahal sebenarnya sangat luar biasa. Bunga. Seperti yang sering kamu Ezy Traveler lihat di sosmed. Instagram, Facebook, atau Twitter. Tempat-tempat yang terkenal dengan pesona keindahan taman bunga, atau bunga liar di alam terbuka.
Setiap kali kita membicarakan soal wisata bunga, mungkin yang terbayang adalah nama-nama besar di negara lain seperti Italia, Belanda, Jepang, yang memang sudah lebih dulu mengkampanyekan soal wisata bunga. Jarang terbayang bahwa wisata bunga itu ada sebagai bagian dari Wisata Alam di Aceh Tengah, kabupaten yang namanya lebih dikenal dengan kopi Arabica Gayo.
Lahir dan besar di wilayah pesisir, saya terbiasa dengan udara panas dan tanaman yang tidak jauh dari pohon kelapa, palem, nipah ataupun pohon-pohon berbatang besar dengan daun yang rimbun dan tinggi. Tapi tumubuhan ini tidak terlalu rapat, kecuali di wilayah hutannya. Saya terbiasa dengan tanah yang datar, padang rumput, pantai berpasir dan ombak laut. Udara dengan aroma garam adalah hal biasa, dan panas menyengat itu adalah kondisi wajar. Dan semua juga tahu wisata wilayah pesisir dengan dengan makanan laut serta pemandangan pantai dan deburan ombak samudera. Indah yang legendaris. Wisata alam begini yang membuat Hawaii, Jamaika, Brazil, Bali, Sabang, dan banyak lagi jadi terkenal.
Ketika pindah menetap ke wilayah pegunungan, saya bukan hanya terkejut dengan perubahan suhu udara di Dataran Tinggi Gayo, terutama kota Takengon, yang suhu rata-ratanya 18°C. Tapi juga pemandangan pegunungan yang hijau, tinggi, menjulang. Beberapa tempat memiliki hutan rapat yang belum tersentuh manusia, yang lainnya punya deretan tebing mencuat dari hutan pinus di lereng yang bertingkat-tingkat, ada yang seperti hutan amazon, ada yang tak kalah indah dengan New Zealand. Pesona pesisir memang sudah melegenda, tapi Wisata Alam di Aceh Tengah ini menawarkan keindahan yang sama dahsyatnya dengan cara berbeda.
Awalnya bagi saya yang namanya Wisata Alam di Aceh Tengah selalu hal-hal populer seperti air terjun, sungai, dan tentu saja Danau Lut Tawar / Laut Tawar yang terkenal sebagai salah satu danau terbesar di Indonesia. Tapi semakin lama menjelajahi Wisata Alam di Aceh Tengah saya sadar ada sangat banyak potensi wisata yang belum tergarap dengan baik.
Salah satunya yang sangat luar biasa adalah pesona bunga di dataran tinggi ini.
Secara harafiah, wilayah pegunungan ini bukan hanya berhak menyandang nama negeri kopi, tapi juga negeri bunga. Bayangkan betapa ‘sakit hati’ saya ketika melihat dan mengetahui banyak bunga yang saya beli mahal-mahal diberbagai usaha garden ternyata dengan manisnya tumbuh liar, bahkan sampai di comberan atau saluran got bunga-bunga tumbuh dengan subur.
Untuk tulisan sebelumnya, tentang Sungai Peusangan, saya menyusuri aliran sungainya hingga sampai ke wilayah Lenga, sekitar 30 menit dari pusat kota. Disitu saya ngomel dalam hati menemukan sesemakan Mint, yang seminggu lalu saya beli dengan harga cukup mahal satu potnya, tumbuh liar di pematang sawah yang bertingkat-tingkat (bukan cuma di Bali ada sawah bertingkat lho), bahkan kadang dianggap pengganggu yang lalu dicabut dan dibuang.
Tak jauh dari situ segerumbul besar Lobelia tumbuh subur memenuhi petak teduh. Merambat di lereng gunung, berbagai jenis pakis tumbuh subur, dan mencuat dari sela-selanyanya Anggrek Tanah unjuk penampilan dengan bunga ungunya yang mecolok diantara warna hijau.
Saya baru sadar bahwa selama ini saya sering melihat Lantana tumbuh subur di piggiran jalan dan lereng gunung. Begitu juga Cuphe Hyssopifilia atau Taiwan Beauty, tanaman rumput berbunga yang minggu kemarin dicabut tetangga rumah kontrakan kami karena tumbuh liar di ujung saluran air dan menyumbatnya. Rasanya hampir dimana-mana saya berjalan selama ini, sering saya temukan bunga-bunga yang tumbuh liar dan subur. Dan banyak bunga-bunga itu bahkan sebenarnya dijual mahal di kota-kota besar. Seruni, Bunga Tasbih, Bougenville. Bahkan bunga-bunga yang jarang terlihat tumbuh liar seperti Azalea, Krisan, Lili, Dahlia dan banyak lagi.
Bagi penyuka bunga, tentunya bisa menempatkan berburu bunga sebagai bagian dari tujuan Wisata Alam di Aceh Tengah. Bagi penyuka foto, tentunya juga bisa menjadi hal yang indah untuk berfoto ditengah hamparan bunga-bunga seperti yang kamu lihat di tulisan ini. Dan sekedar info, semua foto di tulisan ini diambil dengan menggunakan kamera handphone. Jadi kamu juga bisa mendapat kesempatan yang sama untuk mendapatkan foto yang bagus saat berlibur di Dataran Tinggi Gayo ini.
'Cantiknya Bunga Dataran Tinggi Gayo' have no comments
Be the first to comment this post!