Sebagian besar wisata air terjun di Aceh terletak di daerah pedalaman dan membutuhkan waktu yang cukup lama lagi untuk bisa sampai ke destinasi wisata yang dituju. Mungkin inilah yang menjadi salah satu alasan bagi penulis kurang menyukai wisata air terjun sedari dulu.
Mengejar destinasi ini mengharuskan kita memasuki pelosok hutan entah berantah, ketidak tahuan akan seberapa jauh lokasi yang akan ditempuh di tengah gunung ataupun hutan belantara, belum lagi kondisi lingkungan yang lebih sepi dan “mungkin” terlihat ramai oleh keberadaan makhluk lain. Apalagi bagi mereka yang agak mirip cenayang ataupun bagi mereka yang lebih sensitif melihat ini itu, pasti ada saja yang membuat perjalanan menjadi tidak nyaman. Selebihnya harus pintar-pintarlah menjaga sikap. Namun tidak dapat dinukilkan juga, sebagian traveler yang lain malah akan menyukai kondisi destinasi yang memang masih perawan untuk mereka jelajahi.
Namun pada tema kali ini, penulis akan membahas mengenai salah satu wisata air terjun yang ada di Aceh Selatan yang berbeda dengan air terjun lainnya yang ada di Aceh. Siapa yang tidak mengenal air terjun air dingin yang terletak 17 kilometer dari pusat kota Tapaktuan ini? Terletak di perbatasan antara desa Lhok Pawoh dengan desa Batee Tunggai, Kecamatan Sawang Aceh Selatan, membuat destinasi air terjun Air Dingin ini menjadi objek wisata air terjun dengan akses termudah dibandingkan air terjun lainnya yang ada di Aceh. Letaknya sangat berdekatan dengan jalan raya utama antara Banda Aceh menuju ke Tapaktuan.
Betapa tidak, tanpa harus singgah pun, kamu dapat menikmati keindahan alamnya hanya dengan sekilas pandang lewat jendela kaca mobil. Namun, memang sangat disayangkan jika kamu tidak berhenti sejenak ke air terjun ini sambil membasuh muka dan kaki dengan air yang benar-benar dingin dan sejuk ini, yang membuat siapapun akan memilih untuk mandi dan menceburkan diri ke dalamnya.
Memang dilihat dari ketinggian air terjun Air Dingin masih terbilang menjadi air terjun dengan ketinggian paling rendah dibandingkan air terjun Tingkat Tujuh yang juga terletak di Aceh Selatan. Namun karena akses menuju ke objek wisata ini sangat mudah ditempuh oleh masyarakat Aceh Selatan, menjadikan Air Dingin sebagai destinasi pilihan seluruh kalangan masyarakat, tidak hanya bagi kaum traveler semata. Bahkan masyarakat dari kecamatan-kecamatan di daerah Aceh Barat Daya, seperti yang berasal dari Manggeng, Labuhan Haji hingga Blang Pidie juga banyak yang berkunjung ke Air Dingin. Jarak yang mereka tempuh hanya sekitar 1 atau 2 jam perjalanan dan jalan yang mereka lalui hanya satu arah.
Biasanya Air Dingin ini akan selalu ramai ketika sore, menjelang weekend atau hari-hari libur nasional lainnya. Namun dipercaya bahwa hari Rabu yang dikenal sebagai hari tolak bala menjadi hari yang paling sedikit diminati untuk berkunjung ke Air Dingin. Orang-orang tua di daerah ini masih percaya bahwa hari Rabu adalah hari yang dilarang untuk mengunjungi Air Dingin untuk menghindari terjadinya musibah. Namun menurut pemantauan penulis, baik hari Senin hingga Sabtu, jika hari tersebut adalah hari libur maka pengunjung yang mendatangi Air Dingin tetap ramai. Meskipun begitu haruslah tetap berhati-hati, karena jumlah kecelakaan di kawasan Air Dingin paling tinggi terjadi setiap hari.
Selain itu, fasilitas untuk sarana dan prasarana lainnya juga sangat mendukung objek wisata ini. Jangan takut kelaparan, karena di sekitar Air Dingin telah banyak para penjual makanan dan minuman yang menjajakan makanan mereka, mulai dari tempat-tempat kuliner hingga ala berjualan kaki lima yang juga sangat ramai peminatnya. Jika pun bosan dengan pemandangan air terjun, kamu dapat memilih untuk menyeberang ke jalan raya, dan menikmati keindahan laut dan matahari terbenam di sana. Ya, Air Dingin menjadi air terjun satu-satunya yang langsung bermuara ke laut dan letaknya sangat berdekatan, hanya berjarak jalan raya. Sungguh sangat dekat bukan?Mengenal Kota Tapaktuan pasti tidak akan terlepas dari rangkaian cerita peperangan antara Tuanku Tapa dan Sang Naga dalam perebutan seorang putri. Setiap objek wisata yang ada di Aceh Selatan, baik berupa gunung, pantai, hingga lautan pun tak kunjung terputus dari alur cerita legenda ini. Hingga dipercaya setiap objek wisata yang terbentuk di daerah ini adalah rangkaian bentuk peninggalan dari kisah legenda Tuanku Tapa dan sang Naga. Begitupun dengan Air Dingin, dahulu Air Dingin dipercaya sebagai tempat pemandian sang putri sehari-hari.
Saat ini, Air Dingin telah dimanfaatkan warga sekitar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dengan kerjasama warga yang saling bahu membahu dan atas dukungan dari pemerintah setempat, akhirnya dibangunlah kanal-kanal dan pipa penghubung antara Air Dingin ke setiap rumah warga. Ini merupakan karunia yang luar biasa mengingat dahulu sebagian besar dari warga yang tinggal di beberapa desa yang dekat dengan daerah ini kekurangan air dan tidak memiliki akses yang mudah untuk dapat mengangkut air dari air terjun ini. Bahkan keberadaan toilet pun masih menjadi sesuatu yang langka, dan biasanya mereka memilih pantai dan laut sebagai akses toilet terbang tercepat. Kendala yang terjadi saat ini, jika volume di air terjun ini berkurang di musim kemarau, terkadang membuat aliran air tak sampai ke rumah-rumah warga. Dan jika musim penghujan tiba, siap-siaplah air yang mengalir ke rumah akan sangat keruh dan kotor.
Begitulah, jadi jangan pernah mengaku ke Aceh Selatan tanpa pernah menginjakkan kaki ke air terjun ini. Percayalah, dinginnya Air Dingin ini akan membuatmu susah untuk melupakan destinasi wisata yang satu ini.
'Di Balik Dinginnya Air Dingin, Aceh Selatan' have no comments
Be the first to comment this post!