DUA HARI MENAKJUBKAN DI ACEH TENGAH
Akhir pekan telah tiba waktunya untuk rekreasi. Destinasi wisata saya kali ini adalah daerah Takengon yang merupakan ibu kota kabupaten Aceh Tengah. Takengon terkenal sebagai daerah penghasil kopi dan memiiki nama julukan sebagai kota di atas awan.
Wajar saja julukan itu disematkan pada Kabupaten Aceh Tengah karena lokasinya yang berada di daerah pengunungan dengan ketingian di atas 1.000 meter dan memiliki suhu rata-rata sekitar 20 derajat selsius atau 68 derajat Fahrenheit.
Kita harus menempuh waktu sekitar 6-7,5 jam untuk menuju ke Takengon. Bagi anda yang tidak terbiasa dengan perjalanan jauh sebaiknya menyiapkan obat anti mabuk. Karena mulai dari kawasan Bireun hingga Takengon yang jaraknya ± 100 kilometer (kira-kira 2 jam perjalanan) anda akan melewati belokan, tanjakan-turunan maut yang membuat perut berasa diaduk-aduk.
Sesampainya di Takengon hal yang pertama kami lakukan adalah memilih tempat menginap. Sengaja kami memilih penginapan di tengah kota agar memudahkan kami dalam membeli makanan, oleh-oleh dan tentu saja berkeliling kota.
Hari pertama di Takengon kami gunakan untuk menikmati kopi gayo yang di terkenal kenikmatannya hingga ke mancanegara, di sebuah warung kopi tradisional. Kemudian acara jalan-jalan kami lanjutkan dengan berkeliling kota hingga malam menjelang dan kembali ke penginapan untuk beristirahat karena esok pagi akan menikmati Sunrise di Pantan Terong.
Ini merupakan destinasi wajib untuk dikunjungi selain ke Danau Laut Tawar, jika kita berkunjung ke Aceh Tengah. Pantan Terong merupakan sebuah bukit tertinggi di Aceh Tengah yang berada di ketinggian 1830 di atas permukaan.
Dari tempat ini kita bisa menikmati pemandangan kota Takengon dan seluruh danau Laut Tawar. Sengaja kami datang menuju tempat ini setelah shalat shubuh demi bisa menikmati indahnya matahari terbit dari sini. Pantan Terong di pagi hari memang luar biasa dengan kabut yang menghiasi dan bunga-bunga cantik beraneka warna yang bisa temukan di menuju Pantan Terong. Sebaiknya menggunakan jaket atau pakaian tebal jika berkunjung ke sini, karena udara di tempat ini lumayan membuat badan mengigil.
Loyang Koro
Loyang Koro berasal dari bahasa Gayo loyang yang artinya gua dan koro yang artinya kerbau. Gua ini berada di kaki gunung Birahpanyang dan memiliki kedalaman kurang lebih 110 meter. Pemandangan indah dan asri membuat tempat ini ramai dikunjungi apalagi di dalam gua juga sudah dilengkapi dengan fasilitas penerangan.
Menikmati Danau Laut Tawar dari Monumen Pacuan Kuda Tradisional
Danau Laut Tawar memiliki luas kira-kira 5.472 hektar dengan panjang 17 km dan lebar 3,219 km. Kita bisa menikmati danau ini dari beberapa titik diantaranya di belakang Hotel Renggali, Di Loyang Koro dan yang menjadi tempat favorit saya untuk menikmati keindahan Danau Laut Tawar adalah di monumen pacuan kuda tradisional.
Dari monument ini selain danau laut tawar kita bisa menikmati pemandangan bukit didekatnya yang menjulang, selfie di monument pacuan kuda, dan juga menikmati Danau Laut Tawar dari jembatan kecil dan bale-bale kayu yang menjorok ke danau yang ada disitu.
Berburu Oleh-oleh
Ada banyak pilihan untuk dijadikan oleh-oleh dari Takengon mulai kopi gayo, ikan depik, kerajinan tangan, buah-buahan dan sayur-sayuran.
Kenikmatan kopi Arabica dari tanah Gayo sudah terkenal hingga ke mancanegara. Kita bisa membeli kopi ini dipasar dalam bentuk kemasan cantik bermerek, dan juga membeli dalam bentuk bubuk tanpa merek sambil melihat proses pengilingan kopi, serukan.
Ikan Depik merupakan ikan khas yang ada di Danau Laut Tawar cocok juga untuk dijadikan oleh-oleh. Bentuk ikannya sekilas menyerupai ikan teri. Konon Depik berasal dari butiran nasi yang dibuang ke danau. Ikan depik yang dijual ada dua jenis, ikan depik basah yang baru dipanen, dan ikan depik kering yaitu ikan depik yang sudah dijemur tanpa diberi garam.
Ini benar-benar dua hari menakjubkan di Aceh Tengah. Masih banyak tempat dan kuliner yang belum saya cicipi disini tapi weekend sudah berakhir. So, kalau akhir pekan tiba jangan ragu untuk berkunjung ke Takengon.
'Dua Hari Menakjubkan di Aceh Tengah' have 2 comments
August 21, 2024 @ 8:36 am dWi
subhanallah, ngeliat foto2nya aja keliatan banget indahnya…..kapan yaaaa kesana, ada tmn sih disana, blm keturutan napakin kaki di Aceh, bumi serambi mekah 🙂
August 27, 2024 @ 9:13 pm Khairiah
Benar mba Dwi…indah banget dsini…ditambah cuaca yang dingin….dan kopi Gayo yg terkenal itu…pokoknya rekomended bgt buat dikunjungi….