Edukasi Tsunami dari Kapal PLTD Apung

Tsunami di Aceh memang sudah lebih dari sepuluh tahun berlalu. Tapi cerita di balik Tsunami seolah tak pernah habis untuk dibahas. Salah satunya, cerita mengenai Kapal PLTD Apung yang menjadi saksi bisu bagaimana kedahsyatan gelombang hebat itu menerjang Aceh.

Kapal PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel) Apung ini dahulu berada di Wilayah Ulee Lheue. Kapal ini didatangkan ke banda aceh untuk mensuplai kebutuhan listrik diAceh. Karena pada masa konflik dulu, banyak menara-menara listrik dari PLN dirobohkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab yang mengakibatkan pasokan listrik terhambat.

PLTD Apung Banda Aceh

Saat tsunami pada 26 Desember 2004 silam, kapal berbobot 2.600 ton dan mampu menghasilkan daya sebesar 10,5 megawatt itu terseret gelombang pasang setinggi 9 meter sehingga bergeser ke jantung Kota Banda Aceh sejauh 5 kilometer.

Kapal ini terhempas hingga ke tengah-tengah pemukiman warga tepatnya di Gampong Punge Blang Cut, Kecamatan Jaya Baru Banda Aceh. Pasca tsunami, PLN berniat untuk mengembalikan kapal ini lagi ke laut, dikarenakan kondisi mesin tidak mengalami kerusakan parah.

Tapi pemerintah kota Banda Aceh berkeinginan untuk menjadikannya wisata sejarah. Akhirnya PLN hanya mencabut mesin mesinnya agar kapal ini dapat dijadikan tempat wisata. Setelah melakukan pembebasan lahan dan bangunan penduduk yang berada di sekitar lokasi kapal, kini lokasi monumen kapal PLTD apung ini memiliki luas lahan sekitar 2 Ha.

Para wisatawan diperbolehkan naik ke atas kapal yang memiliki panjang 63 meter, lebar 19 meter dan tinggi 4,3 meter itu tanpa dipungut biaya sepeser pun alias gratis karena semua biaya operasional ditanggung oleh pemerintah kota Banda Aceh. Anda hanya dikenakan biaya parkir saja sesuai dengan kendaraan yang anda bawa.

Jembatan dan Prasasti jam bundar di lihat dari kapal apung

PLTD apung kini telah memiliki beberapa sarana penunjang seperti taman edukasi yang dilengkapi dengan catatan-catatan informasi tsunami berikut foto-foto yang diabadikan saat bencana itu terjadi., jalan layang yang mengintari lokasi dan mencursuar agar pengunjung dapat menikmati wisata di PLTD Apung dari segala sisi. Serta berbagai sarana lainnya untuk menunjang dan mempercantik lokasi wisata dengan tetap mempertahankan jejak-jejak sejarah pasca tsunami.

Untuk menuju ke PLTD apung, dapat menggunakan kendaraan pribadi, atau kendaraan umum seperti labi-labi. Pengunjung bisa menggunakan angkutan kota atau labi labi bernomor 05, dengan trayek jurusan terminal-punge-ulee lheu.Labi-labi ini juga melewati beberapa objek wisata seperti museum tsunami, lapangan Blang Padang, monument RI-001, kuburan masal serta pantai Ulee Lheue.
Alternatif lain menuju lokasi ini dengan menggunakan naik becak motor. Tarif untuk becak motor sekitar Rp.15.000 sampai Rp.20.000 untuk di dalam kota dan biasanya dipatok Rp 3.000*)/km berdasarkan peraturan pemerintah setempat.

PLTD Apung di senja hari

Sedikit tips jika anda berkunjung ke PLTD apung agar berhati-hati dalam melangkah karena akses naik turun kapal hanya melalui sebuah tangga kecil sehingga harus antri ketika menaikinya. Serta sediakan uang koin 500 rupiah jika anda ingin menggunakan teropong di atas kapal. Monument kapal PLTD apung buka dari pagi hingga jam 18.00 WIB.



About

Ibu dua anak yang suka mencoba hal-hal baru, blogger di www.khairiah.com, fb: hariekhairiah,twitter@hariekhairiah


'Edukasi Tsunami dari Kapal PLTD Apung' have no comments

Be the first to comment this post!

Would you like to share your thoughts?

Your email address will not be published.

©2015 HelloAcehku.com a Part of Ezytravel.co.id Protected by Copyscape DMCA Takedown Notice Infringement Search Tool