Eksplore Peunayong, Surga Belanja Warga Banda Aceh

Membahas mengenai Peunayong, rasanya tidak akan pernah ada habisnya. Ini bukan tulisan pertama yang membahas Peunayong sebagai salah satu kawasan spesial yang terletak di Kota Banda Aceh. Sejarah, asal usul hingga pluralismenya pun juga telah dibahas pada tulisan-tulisan yang telah lalu. Namun begitu, apakah ada hal lain yang menjadikan Peunayong sangat spesial dan sangat dibutuhkan kehadirannya di tengah-tengah masyarakat Banda Aceh, selain kawasan ini sangat terkenal dengan China Town-nya Banda Aceh?

Prasasti Peunayong yang dibangun pada tahun 2005, pasca Tsunami 2004 silam. Letaknya mungkin tidak begitu dikenal oleh sebagian besar masyarakat karena berada di depan salah satu pertokoan persimpangan jalan di Peunayong.

Peunayong sudah sangat terkenal sebagai surga wisata belanja dan termasuk ke dalam kawasan pasar tradisional terbesar setelah Pasar Atjeh. Belanja apapun maka kamu akan menemukannya di Peunayong. Jika beberapa artikel sebelumnya mengartikan Peunayong sebagai mendayung atau memayungi (memberikan rasa aman), bagi saya pribadi istilah Peunayong terdiri dari beberapa kosa kata yang disatukan menjadi sebuah pertanyaan yaitu “Peu Na, Yong?” (jika diartikan dalam bahasa Aceh bermakna “Apa ada (lagi) yang dibutuhkan, Dik?) Sangat khas sebagai ungkapan para penjual ketika menanyakan kepada pembeli perihal keperluan apa lagi yang dibutuhkan untuk keperluan belanja.

Salah satu kawasan pasar Peunayong

Ya. sedari dulu Peunayong telah berhasil menyulap kawasannya menjadi denyut nadi perekonomian Kota Banda Aceh. Tak salah jika nantinya akan terdengar ungkapan yang mengatakan bahwa “Bukan Banda Aceh namanya, jika tak ada Peunayong di dalamnya“, sebegitu eratnya hubungan Peunayong dengan Kota Banda Aceh, tidak hanya berdasarkan nilai historis dan hubungan perdagangan di masa lalu.

Sebagai kawasan pasar tradisional, semua kebutuhan pun dapat didapatkan di sini. Peunayong sejak dulu terkenal dengan pasar ikannya, tempat di mana kapal-kapal nelayan menepi di sepanjang tepian sungai Krueng Aceh. Setiap jam sepuluh pagi, kamu dapat menemukan pemandangan khas di sekitar jembatan dengan jajaran kapal nelayan yang beraneka ragam, plus mencium aroma amis yang tercium sejak kamu berada di atas jembatan Peunayong. Tepat di samping jembatan itulah letak tempat penjualan ikan pasar Peunayong.

Kapal nelayan beraneka ragam yang berjejer di tepian dermaga

Di samping tempat penjual ikan tersebut, kamu akan menemukan susunan ruko-ruko yang menjual berbagai macam barang kelontong, sayur mayur, segala bentuk bumbu dapur baik yang telah digiling aaupun masih berbentuk rempah dan lain-lain. Tidak hanya berada pada satu lokasi, namun lokasi pasar tradisional Peunayong ini terletak di beberapa tempat walaupun dalam satu kawasan. Kamu juga akan mendapatkan para ibu-ibu tua yang berjualan di emperan ruko, yang kami sebut sebagai “Nyak-Nyak“.

Mereka juga biasanya menjual segala sayur mayur dan bumbu perlengkapan dapur namun dalam skala yang lebih kecil, tidak seperti yang didagangkan para penjual di ruko, yang menjual barang dagangan dalam skala yang lebih besar. Nyak-Nyak ini biasanya sudah membuka gelaran dagangannya pada subuh hari dan menutupnya hingga barang dagangannya laku terjual. Datanglah ke sini saat pagi hari, maka akan sangat banyak potongan harga yang kamu dapatkan untuk penawaran setiap barang.

Nyak-Nyak yang menjajakan barang dagangannya setiap pagi.

Mereka seakan sumringah bagi siapapun pembeli yang hadir ke lapak jualan mereka. Maka tak heran seringnya saat ada pembeli yang datang mereka akan saling berebut merayu si pembeli untuk membeli di tempat mereka, dan tak jarang memberikan penawaran harga yang sangat miring dibandingkan dengan teman yang juga berjualan di sampingnya. Terkadang jika hari sudah mulai beranjak siang, mereka tetap tidak berpindah dari tempat mereka berjualan walaupun panas mulai menerpa wajah mereka. Jikapun hujan mereka terburu-buru akan memindahkan lapak dagangan mereka ke teras ruko yang beratap. Sama sekali berbeda dengan penjual yang berada di ruko yang bisa berjualan dengan tenang.

Selain Nyak-Nyak yang menjajakan dagangannya di pagi hari, diskon pun akan kamu dapatkan dari para Kokoh atau Cici (panggilan khas kepada mereka warga keturunan Tionghoa) yang membuka tokonya sejak pagi hari. Mereka beranggapan bahwa pembeli di toko pertama adalah keberuntungan untuk penjualan dagangan mereka selama satu hari penuh, maka karena alasan itulah mereka memberikan diskon bagi siapapun pembeli pertama di tokonya. Jika pembeli pertama tersebut batal membeli, maka akan dianggap sebagai sebuah kesialan.

Beginilah wajak Nyak-Nyak menunggu para pembeli.

Peunayong juga terkenal dengan pusat kuliner untuk rasa yang terbaik, apalagi yang disajikan oleh beberapa tempat kuliner yang dikelola langsung oleh warga keturunanTionghoa. Pun jika ingin merasakan kuliner khas Aceh yang dimasak oleh orang Aceh, bisa mendatangi kawasan Rex pada sore hari yang menyediakan berbagai macam makanan, yang paling khas adalah kerang rebus dan sate matang. Sore hari hingga malam hari adalah waktu yang tepat untuk mengunjungi pusat kuliner di kawasan Peunayong ini.

Peunayong juga merupakan lokasi hotel dan motel terbanyak di Banda Aceh. Tidak usah risau, karena jika satu tempat penginapan penuh, kamu dapat mencari penginapan lain yang terletak berdekatan dengan lokasi penginapan sebelumnya. Tepat di samping Rex, kamu juga akan menemukan jajaran ruko yang menjual berbagai macam oleh-oleh khas Aceh dengan harga terjangkau. Benar-benar memudahkan para wisatawan, bukan?

Sala satu sisi Peunayong yang terdiri dari jajaran ruko yang menjual berbagai macam barang dagangan dan makanan.

Hal terunik dari kawasan Peunayong ini adalah walaupun berada dalam satu kawasan sama, setiap ruko ataupun tempat berjualan selalu terpisah dan tidak bercampur satu dengan yang lainnya. Satu tempat penjualan ikan hanya khusus menjual ikan, begitupun yang menjual bahan kelontong, sayur mayur, pusat kuliner, pasar buah, dagangan kaki lima bahkan pada bengkel motor sekalipun. Pastinya tidak akan mengganggu satu dengan yang lainnya. Hal ini berbeda dengan kawasan di beberapa daerah yang pernah saya kunjungi, yang pada umumnya bercampur satu jenis tempat dagangan dengan yang lainnya sehingga membuat suasana berbelanja menjadi begitu tidak nyaman.

Sisi pasar Peunayong saat pagi hari.

Begitulah, Peunayong saat ini sudah menjadi sebuah tempat untuk memenuhi semua kebutuhan manusia. Dari dulu hingga saat ini keberadaannya tidak pernah berubah. Pasca Tsunami, daerah ini termasuk wilayah terparah akibat hantaman Tsunami. Namun berkat bantuan dari berbagai pihak, Peunayong dapat tumbuh dan lahir kembali, menjadi salah satu tempat yang menjadi denyut nadi perekonomian Kota Banda Aceh.



About

Pengejar Senja, Langit dan Laut.


'Eksplore Peunayong, Surga Belanja Warga Banda Aceh' have no comments

Be the first to comment this post!

Would you like to share your thoughts?

Your email address will not be published.

©2015 HelloAcehku.com a Part of Ezytravel.co.id Protected by Copyscape DMCA Takedown Notice Infringement Search Tool