Sebelum Sop Buah ala-ala Jakarta menyerang Banda Aceh secara membabi buta. Banda Aceh, sebenarnya juga punya olahan buah yang sudah berjalan lama. Tepatnya pada Tahun 17 bulan agustus 1974. Kini, setelah 41 tahun malang melintang, sop buah ala kota Banda Aceh ini sedikit demi sedikit mulai tergerus jaman.
Kawula muda Aceh, mulai melupakan betapa segarnya buahan garuda ini. Tidak seperti jaman ketika ibuku masih muda dulu. Jika dulu, saban malam minggu, ayah dan ibuku selalu mengajakku menikmati buahan segar garuda ini. Letaknya yang tak jauh dari Masjid raya Baiturrahman, membuat akses menuju tempat tersebut menjadi mudah.
Walaupun sedikit terlupakan oleh generasi muda, Buahan segar ini masih tetap bertahan. Bila anda ingin mencobanya, dari masjid raya Baiturrahman Banda Aceh, tidak perlu naik becak. Hanya jalan kaki menuju sebelah barat masjid tersebut. Di sebuah lorong yang terbilang sepi, tanyalah dimana tepat letaknya Es Buah Garuda ini.
Malam hari yang masih tergolong panas di Banda Aceh, menjadi waktu yang tepat untuk menghilangkan gerah dengan menikmati santapan buah dari era 70an ini. Paduan sirup merah khas Aceh dengan es batu ditambah beberapa potongan buah. Menjadi pilihan sempurna bagi anda yang merasa bingung untuk menghilangkan rasa gerah dimalam hari.
Semangka, kuini, papaya, nenas, bengkoang, mangga, kesemek, mentimun, Melon, dan sedikit potongan jambu kelutuk menjadi sebuah perpaduan yang unik. Ada sedikit asam, manis, dan sejuk yang berbaur dengan siraman sirup merah Kurnia. Semua menjadi satu dalam sebuah piring saji dengan ukuran yang pas. Kalau soal porsi anda jangan panic. Kebetulan, orang Aceh pada umumnya, tidak menyenangi makan dalam porsi yang sedikit. Melainkan porsi yang cukup mengeyangkan. Nah, dengan demikian, Saya berani menjamin, setelah anda makan seporsi buahan segar ini anda akan merasa kenyang dan puas! 3 M, Murah, Meriah, dan Mantap!
Seporsi hanya delapan ribu rupiah. Masih bisa dikatakan murah bila dibandingkan dengan harga Sop Buah Jakarta yang segelas plastiknya seharga sepuluh ribu rupiah. Potongan buahnya juga pas. Tidak kekecilan dan tidak kebesaran. Jadi tinggal lep, kunyah, telan. Dan rasakan nikmatnya!
Ah saya hampir lupa! Buahan Ini akan di sajikan lengkap dengan sambal kacang Khas Aceh. sambal kacang ini di aduk dengan sedikit kasar di sebuah cobekan besar. Isinya? Ada buah batok, gula merah, cabe rawit, dan sedikit air. Semuanya di aduk menjadi satu.
Sensasi makanpun akan semakin menarik. Ketika setiap potongan buah segar yang asam manis, dicelupkan kedalam sambal kacang yang gurih tapi pedas ini bercampur didalam mulut cantik anda. Kunyah perlahan. Lalu bayangkan anda sedang berada di era tahun 70an. Dimana riuh rendah suara tawa khas melayu masih menemani anda.
Si abang lagi mengaduk Lincah , mungkin karena geraknya yang lincah makanya rujak di sebut lincah kali ya? 😀
Foto : Hikayatbanda[dot]com
Tuh kan, saya hampir lupa lagi, selain buahan segar, Rujak Aceh juga ada loh. “Lincah” (begitu orang Aceh menyebut rujak) ini juga menjadi salah satu menu Jadul yang di sediakan di Warung Rujak Aceh Garuda.
Jadi, bila ke Banda Aceh, jangan bingung lagi ya? Saya jamin, sensasi ini akan berbeda bila anda merasakannya langsung! ^_^
'Es Buah Garuda, Sensasi Makan Buahan dari tahun 1974' have 2 comments
August 31, 2024 @ 11:50 pm Fardelyn Hacky
“…Makan Buah Dari Tahun 1974”. Harusnya masuk MURI nih, makan buah sejak 1974 😀 Pasti awet muda kali karena makan buah sejak 1974 😀
September 1, 2024 @ 12:08 pm Neneng Lestari
Aahh kangen sama es buah garuda. Dulu mama juga doyan banget ngajak makan disini, tapi lebih sering bawa pulang sih, kalau pergi sama papa baru mau makan di tempat …