Sering ngak sih kamu beli souvenir ketika berpergian? Kata orang kalau berpergian kurang lengkap bila pulang tanpa membawa oleh-oleh. Satu dua tiga orang mungkin tidak terlalu mementingkan hal-hal begini. Tapi bagi 5,10,20 bahkan ratusan orang hal seperti ini paling dicari dan diburu, apalagi jika orang rumah dan kerabat sudah melayangkan pesan, “Jangan lupa oleh-oleh ya”.
Biasanya souvenir ini berupa ciri khas daerah yang dikunjungi. Nah jika kamu melancong ke Aceh, pilihlah souvenir khas daerah Aceh. Aceh punya banyak pilihan souvenir yang bisa kamu jadikan oleh-oleh atau koleksi pribadi. Diantara banyaknya pilihan pastikan kamu memiliki salah satunya dari 8 jenis souvenir khas Aceh ini. Namanya mungkin tidak asing lagi buat kamu dan souvenir ini kebanyakan sudah berseliweran di luar negeri.
- Rencong
Sekarang, Rencong tidak lagi digunakan sebagai alat pertahanan diri ataupun senjata. Rencong telah berubah menjadi cinderamata yang dapat ditemukan hampir di semua toko kerajinan khas Aceh. Selain dibuat seperti bentuk aslinya, rencong juga dikombinasikan dengan aspek lain, seperti bros berbentuk rencong sampai hiasan dinding dengan bingkai kaca.
Jika ingin melihat cara pembuatannya, kamu bisa bertandang langsung ke Kecamatan Suka makmur yakni di Desa Baet Sibreh, Aceh Besar. Kita akan menemukan orang yang sedang memukul-mukul besi dan mengecor kuningan. Baet Sibreh merupakan sentra pembuat rencong terbesar di Aceh. Di desa itulah sebagian besar penduduknya melakukan pekerjaan sebagai pengrajin rencong. Harganya variasi tergantung ukuran, rencong besar sekitar Rp 150.000, rencong kecil Rp 70.000 sampai Rp 80.000.
- Pinto Aceh
Pinto Aceh mulai populer pada tahun 1935, kepopulerannya telah menarik banyak wanita penggemar perhiasan tradisional, baik wanita Aceh maupun orang-orang di luar Aceh. Sampai sekarang setiap orang luar Aceh yang berkunjung ke negeri ini hampir dapat dipastikan akan membawa pulang salah satu perhiasan yang bermotif Pinto Aceh.
Motif pinto Aceh awalnya hanya berada dalam beberapa jenis seperti tusuk sanggul, gelang, subang, cincin, kalung, peniti, jepitan emas untuk dasi, dan lainnya kini telah berkembang dalam berbagai produk lain seperti kaos, kemeja, kopiah, undangan, meja, kursi, kosen pintu, jilbab, kebaya, bagian bawah celana, berbagai hiasan rumah tangga dan sauvenir khas Aceh lainnya.
Tercetusnya motif “Pinto Aceh” terinspirasi dari bangunan pinto khob, salah satu monumen peninggalan Iskandar Muda yang sekarang menjadi tempat rekreasi yang terletak di tepi sungai (krueng) Daroy.
- Songket Aceh
- Kupiah Meukeutop
Saat ini kupiah meukeutop telah mampu menunjukkan kekhasan Aceh pada dunia. Bentuknya yang unik dan indah, membuat kupiah meukeutop ini sering dijadikan souvenir yang menarik. Kupiah Meukutop ini hampir dapat ditemukan di tiap kabupaten dan kota di Aceh, kecuali untuk daerah-daerah tertentu yang pakaian adatnya berbeda.
- Kupiah Riman
Kopiah Riman termasuk produk khas tradisional Aceh yang banyak diminati publik. Bahkan pemasarannya telah sampai ke luar negeri, seperti Malaysia. Meskipun bentuknya sederhana, membuat kupiah riman tidaklah mudah. Butuh keterampilan khusus dan perlu ketelatenan serta kesabaran.
Kupiah riman warisan Kesultanan Aceh Darussalam ini terbuat dari serat pohon aren. Gampong Adan terletak sekitar 15 Km jauhnya dari Sigli, ibukota kabupaten Pidie. Jika dari Banda Aceh kamu bisa menempuh waktu tiga jam perjalanan.
- Tas Aceh
Tidak hanya memenuhi pasaran beberapa kabupaten tetangga, tas Aceh juga dikirim ke beberapa provinsi lainnya di Tanah Air, semisal Medan, Tanggerang dan Pulau Jawa.
Keunikan tas Aceh terlihat pada ragam sentuhan motif etnik yang berasal dari masing-masing daerah Aceh. Diantaranya ada tas Aceh bermotif kerawang gayo, motif pucok reubong, tas motif pinto Aceh. Tas motif pinto Aceh pernah populer di Jakarta dan mendapat apreasiasi yang membanggakan di Malaysia, Singapura, Amerika Serikat dan Kanada.
- Piyoh
Tidak bisa dipungkiri memang, setiap orang yang mengunjungi suatu tempat biasanya hampir selalu membawa kaos bertuliskan nama atau slogan khas daerah. Di Aceh ada banyak outlet yang menjual kaos berslogan Aceh, salah satunya produk dari “Mr. Piyoh”.
Selain mencetak kaos sebagai produksi utama, “Piyoh” juga menjual mug, gantungan kunci, bros, boneka. Dan tentunya, semua produk beraroma Aceh. Sudah banyak wisatawan menyambangi outlet “Piyoh”, seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Jepang, Amerika, dan beberapa turis dari Eropa.
Selain di Sabang, Outlet Piyoh juga bisa kamu dapati di kota Banda Aceh. Lokasi tepatnya berada di Ulee Kareng dan Peunayong (Banda Aceh).
- Ija Kroeng
Di Aceh, berkain sarung telah dikenal luas sejak zaman Kerajaan Aceh Darussalam pada abad ke-17. Kain serbaguna yang banyak digunakan dalam berbagai kesempatan itu menjadi pakaian lintas kasta, usia, dan gender. Mulai dari para raja, bangsawan, ulama, hingga rakyat jelata. Tak hanya kaum adam, kain sarung juga menjadi pakaian para perempuan.
Usaha yang masih seumuran jagung ini berhasil menarik perhatian. Produk yang memiliki akun jejaring sosial Twitter, Facebook, dan Instagram tersebut ramai dikunjungi pengguna media sosial. Ija Kroeng kini dijadikan sebagai souvenir bagi mahasiswa pertukaran pelajar ke Cina, India, Jepang, Korsel, dan Malaysia. Selain menyediakan kain sarung, brand ija kroeng juga menawarkan goodie bag, syal, serta kaos.
Gudang Ija Kroeng berlokasi di Jalan Residen Danu Broto No 13 Desa Geuceu Kayee Jato, Kecamatan Baiturraman, Kota Banda Aceh.
'Inilah 8 Souvenir Aceh yang Mendunia' have 2 comments
November 11, 2024 @ 5:58 pm viez
Ijin share ya mbak 🙂
September 2, 2024 @ 11:12 pm Dora Asra
iya, silahkan mbak 🙂