Keliling Banda Aceh dengan Becak Motor

Alat transportasi merupakah hal yang paling urgen untuk sebuah perjalanan. Betapa tidak, untuk menyusuri sebuah daerah, tentunya kita tidak akan mampu dengan bertapak. Tidak hanya karena mengakibatkan lelah, namun juga menghabiskan waktu yang lama. Siapa saja yang pernah ke Aceh tentunya tak asing dengan alat transportasi yang satu ini. Kendaraan roda tiga yang bisa mengantarkan siapa saja; menyewakan jasanya. Jangankan keliling Kota Banda Aceh, kemana saja boleh. Termasuk Pak Yusuf Kalla pernah mencoba transportasi jenis ini, bersama Pak Irwandi Yusuf.

Par Irwandi dan Pak Yusuf Kalla berkeliling kota dengan becak. Sumber foto: antarafoto[dot]com

Becak Motor. Jenis transportasi ini bertebaran di seluruh Kota Banda Aceh. Pangkalannya di mana saja; di tempat yang ramai, di persimpangan dan kadang juga berkeliling untuk mencari penumpang. Kita bisa mendapatinya secara gampang.

Hebatnya, Becak ini tidak menetapkan harga mutlak. Kita masih bisa tawar menawar. Sebelum berangkat, hendaklah melakukan negosiasi dengan Abang Becak (pemilik becak) untuk menentukan harga yang wajar. Bila terlalu mahal, kita bisa menolak untuk tidak deal, kemudian mencari becak lainnya. Pada umumnya becak di Banda Aceh ongkosnya terjangkau.

Saya pernah memandu seorang tamu dari Selangor – Malaysia. Beliau sendiri sengaja ingin diajak keliling Banda Aceh dengan Becak. Keluar dari tempat penginapan (Sulthan Hotel, Peunanyong), saya lekas mendapatkan becak. Tawar-menawar beberapa saat, dan akhirnya sepakat.

Kami berangkat dari Peunayong, mula-mula menuju Mesjid Raya Baiturrahman. Abang becaknya tetap menunggu di luar hingga kami selesai menunaikan berapa rakaat shalat, mengabadikan beberapa sudut keindahan mesjid dan berkeliling di taman sejenak. Kira-kira menghabiskan waktu nyaris satu jam di sana.

Seorang wisatawan berfoto di atas Becak di depan Mesjid Raya Sumber Foto: kaskus[dot]co[dot]id

Setelah merasa cukup puas, kemudian Encik Melayu meminta dibawa ke taman permaisuri raja yang ia tahu berasal dari negerinya. Siapa lagi kalau bukan Putri Pahang. Kami melanjutkan perjalanan ke Taman Putro Phang, dengan Becak yang tadi juga tentunya. Sebelum tiba di taman Putro Phang, saya ajak sejenak singgah di Taman Sari, setidaknya ini juga taman andalan bagi masyarakat Aceh.

Setelah menghabiskan waktu hingga lima belas menit, kami lanjut lagi, naik becak dan menuju Taman Putro Phang. Di sana pun kami menghabiskan waktu yang relatif lama. Encik Melayu senang sekali saat sudah tiba, beliau minta difotokan di depan Pinto Khop dan jembatan gantung yang ada di taman. Hingga selesai berkeliling sambil bercerita tentang romansa kerajaan Iskandar Muda yang memperistrikan Putri Pahang, kami menghabiskan waktu nyaris satu jam. Anda tahu, becak tetap menunggu kami.

Puas dari sana, kami menuju Museum Tsunami. Menjejaki lekuk-lekuk bangunan monumental yang menjadi tujuan wisata seluruh turis yang datang ke Aceh. Menyaksikan dokumentasi yang tersimpan dalam bingkai-bingkai kaca, dan beberapa rongsokan, bangkai kendaraan yang diderus ombak Tsunami, bukti bencana telah melanda negeri ini.

Di hadapan Museum Tsunami Sumber Foto: news[dot]xinhuanet[dot]com

Kami pun beranjak, perjalanan belum usai. Encik Melayu minta dibawakan ke outlet yang menjajakan pakaian, assesoris khas Aceh, guna berbelanja buah tangan untuk dibawa pulang. Beliau sangat menikmati perjalanan dengan Becak. ”Seronok..! Seronok..!” Ucapnya berkali-kali.

Di perjalanan, kadang ia menelentangkan tangannya, merasakan angin berhembus melewati sela-sela lengannya saat Becak membawa kami berkeliling Blang Padang. Dia tertawa riang sekali. ”Dekat KL takde macam ni.” Katanya, penuh kegirangan.

Tibalah kami di toko souvenir di seputaran Peunayong, berbelanja dan menghabiskan waktu cukup lama, bisa kita bilang satu jam juga. Sementara Abang Becak tetap menunggu kami di luar sana. Puas berbelanja, kami kembali ke tempat penginapan.

Sudah setengah hari penuh berkeliling kota dengan Becak. Anda tahu berapa yang harus kami bayar, ongkosnya? Hanya Rp. 100.000,- saja, saudara-saudara. Murah sekali bukan? Makanya, kalau ke Aceh jangan lupa menikmati berkeliling dengan Becak.

Abang Becak di Pangkalan Sumber Foto : inbandaaceh[dot]com



About

Muslimah. Gemar membaca dan menulis. Pegiat di Forum Lingkar Pena dan Gaminong Blogger. Kontributor beberapa media. Berkicau di @ainiazizbm, IG @ainiazizbeumeutuwah. Kunjungi saya di https://www.ainiaziz.com/


'Keliling Banda Aceh dengan Becak Motor' have no comments

Be the first to comment this post!

Would you like to share your thoughts?

Your email address will not be published.

©2015 HelloAcehku.com a Part of Ezytravel.co.id Protected by Copyscape DMCA Takedown Notice Infringement Search Tool