Kenduri : Moment Makan-Makan Gratis di Aceh

Aceh. Lagi-lagi kita akan mengulas tentang istimewanya Aceh. Di sini, kenduri merupakan hal yang tak boleh tidak ada setiap tahunnya, dari masa ke masa. Tidak tanggung, semua hal urgen baik dibidang budaya maupun agama, kerap disemarakkan dengan selebrasi makan-makan. Jamuan yang dihadiri oleh banyak orang, penyelenggaraannya bisa secara swadaya maupun personal. Eksistensi rasa syukur warga Aceh kerap diwujudkan dalam bentuk sedekah, bagi-bagi makanan. Simak beberapa makan-makan gratis di Aceh berikut ini.

  1. Maulod Nabi (Kenduri Maulid)

Hidangan kenduri Maulid - Sumber foto : Trimbunnewsdot]com

Setiap memasuki bulan maulid, umumnya masyarakat Aceh menyiapkan diri untuk mengadakan kenduri. Permulaan dari 12 Rabiul Awal hingga tiga bulan kedepan, selalu ada kenduri secara random di Aceh. Agar tidak bentrok jadwal, biasanya Kepala Desa melaporkan kepada pihak kemukiman mengenai jadwal di Gampong masing-masing. Jadi, bisa dikatakan selalu ada kenduri setiap minggunya sepanjang empat bulan.

Di Aceh Besar, kenduri Maulid lebih meriah, dimulai dengan jamuan di rumah masing-masing warga yang mengadakan kenduri. Warga bebas mau membuat perhelatan sebesar apa pun. Mau potong lembu, potong kambing, undang tamu seribu atau atau seratus orang, silahkan, tidak ada yang komplain.

Tiba sore harinya, setiap yang telah mendaftar kenduri, harus mengeluarkan satu Idang (hidangan lengkap nasi dan lauk yang cukup untuk dimakan oleh 12 orang, minimal) ke Meunasah. Idang-idang inilah yang akan dinikmati oleh seluruh warga beserta tamu yang diundang dari kampung seberang, sebagai mana ketetapan mukim.

  1. Kenduri Blang (Kenduri Sawah)

Kenduri ini hanya dikalangan para petani. sebagaimana namanya, Kenduri Blang diadakan di areal yang dekat dengan persawahan. Seluruh petani yang mengadakan kenduri membawa hidangannya untuk kemudian dinikmati oleh semua warga, dan undangan dari kampung seberang juga tentunya.

Warga Menikmati Hidangan Kenduri

Biasanya, upacaya yang satu ini terbagi kepada dua tahapan. Kenduri Troen Blang di awal-awal, pra tanam, saat lahan hendak dibajak. Kedua, saat padi sudah mulai menghijau dan bunting (sudah terbentuk bakal buah). Kenduri ini sebagai ungkapan rasa syukur dan tentunya harapan, doa selamat, agar terhindar dari segala hama penyakit.

Makan kenduri di sawah - Sumber foto: acehturismmagancy[dot]blogspot[dot]com

  1. Kenduri Laot (Kenduri Laut)

Kenduri ini dilaksanakan setahun sekali, pada pergantian musim angin, oleh masyarakat pesisir yang mata pencahariannya melaut. Kenduri Laot sebagai ungkapan syukur atas hasil musim lalu serta dipanjatankannya doa dan harapan untuk musim mendatang. Menikmati makan bersama di pesisir pantai tentunya menghadirkan suasana yang syahdu. Membangun keakraban antara masyarakat dan alam.

Kenduri Laot

Kebanyakan tradisi Aceh dalam menampilkan rasa syukur memang melalui kenduri. Kenduri yang merupakan kumpulan sedekah, baik harta atau tenaga, diwujudkan dengan menyiapkan hidangan bersama, berdoa bersama, dan makan besar, mengundang tidak saja semua orang kampung tetapi masyarakat luas.

  1. Kenduri Apam

Khanduri Apam merupakan salah satu tradisi masyarakat Aceh pada bulan ke-tujuh dalam kalender Aceh; Buleun Apam. sebagaimana tercantum di daftar nama-nama bulan dalam “Almanak Aceh” ia setara dengan bulan Rajab dalam Kalender Hijriah. Buleun artinya bulan dan Apam adalah sejenis makanan yang mirip serabi.

Apam (Serabi Aceh)

Kanduri sebagai ungkapan rasa syukur, Apam yang telah dimasak bersama Kuah Tuhe siap dihidangkan kepada para tamu yang sengaja diundang. Dan siapapun yang lewat/melintas di depan rumah, pasti sempat menikmati hidangan Khanduri Apam ini. Bila mencukupi, kenduri Apam juga diantar ke Meunasah (surau di Aceh) serta kepada para keluarga yang tinggal di kampung lain. Bisa juga dimasak pada halaman terbuka dengan melibatkan banyak orang, kemudian menikmatinya bersama-sama.

Kenduri Apam (foto by: bandaacehtourism)

  1. Kenduri ’Asyura

Kenduri ini bertepatan dengan hari ’Asyura (Tanggal 10 Muharram). Di Aceh, terutama wilayah Aceh Besar masih menggalakkan budaya bubur Kanji ’Asyura. Beberapa warga berkumpul di sebuah padang terbuka, membawa bahan-bahan untuk membuat bubur, dikumpulkan dan dimasak bersama-sama. Kemudian dibagikan kepada anak-anak, kepada siapa saja yang lewat di sana, sebahagian lagi disisakan untuk orang-orang yang berpuasa.

Kanji - Sumber : resep Aceh[dot]net

Aceh adalah wilayah yang kental dengan nilai-nilai agama. Adat dan budaya selalu disesuaikan dengan norma islam. Menghadirkan ruh (kesadarah akan hubungannya dengan Allah) agar setiap perbuatan bernilai ibadah. Kanji ‘Asyura pun demikian. Selain sebagai nilai budaya, juga bertujuan untuk menyediakan makanan bagi kaum muslimin yang berpuasa ‘Asyura.

  1. Kenduri Puasa.

Ini khas di bulan Ramadhan. Biasanya, pelaksanaan kenduri dimulai saat memasuki sepuluh kedua di bulan Ramadhan. Seluruh warga, khusus laki-laki, berkumpul untuk melaksanakan buka puasa bersama tamu undangan dari kampung lainnya dan dari lembaga yang ingin diundang tentunya. Hidangan berbuka disiapkan oleh masing-masing warga, kemudian sore harinya baru dibawa ke Meunasah.

Kenduri Buka Puasa bersama Muslim Rohingya (sumber foto: visimuslim.com

Kenduri ini juga harus terlebih dahulu melapor ke pihak kemukiman, agar tidak serentak dalam satu kecamatan. Agar satu kampung dengan yang lainnya bisa saling mengundang. Mengeratkan tali silaturrahmi antar desa tentunya. Nah, bila bertandang ke Aceh, alangkah indahnya bisa terlibat dalam salah satu kenduri tersebut.

 



About

Muslimah. Gemar membaca dan menulis. Pegiat di Forum Lingkar Pena dan Gaminong Blogger. Kontributor beberapa media. Berkicau di @ainiazizbm, IG @ainiazizbeumeutuwah. Kunjungi saya di https://www.ainiaziz.com/


'Kenduri : Moment Makan-Makan Gratis di Aceh' have no comments

Be the first to comment this post!

Would you like to share your thoughts?

Your email address will not be published.

©2015 HelloAcehku.com a Part of Ezytravel.co.id Protected by Copyscape DMCA Takedown Notice Infringement Search Tool