Keurupuk mulieng merupakan Bahasa aceh dari kerupuk emping. Kerupuk yang berasal dari bahan baku melinjo ini banyak diproduksi di Aceh, terutama di Kabupaten Pidie dan Kabupaten Pidie Jaya. Biasanya, cemilan satu ini diproduksi oleh pengusaha kecil menengah dimana proses pembuatannya dipertahankan secara tradisional supaya rasa tidak berubah. Keurupuk mulieng berbahan baku dari buah melinjo.
Buah melinjo yang sudah matang dikupas kulit luarnya terus digongseng (sangrai) hingga melinjo terlihat hampir matang. Setelah itu melinjo diangkat dan dikupas kulit kerasnya hingga menyisakan dalaman yang berwarna cream seperti warna emping pada umumnya. lalu dipipihkan, dengan cara ditumbuk berulang kali dengan martil besi beralas kayu sehingga menjadi bentuk kerupuk berupa lempengan bulat tipis. Baru setelahnya melinjo ini dijemur dibawah sinar matahari sampai kering. Biasanya, pencemuran memerlukan waktu kurang lebih 2-3 Jam di cuaca yang betul-betul cerah.Setelah digongseng, kulit keras biji melinjo dikupas dan isinya yang berwarna cream ditumbuk dengan martil - Foto : Desa[dot]id
Dari seluruh bagian tumbuhan melinjo, mulai dari daun, kulit batang, akar, sampai biji, ternyata protein paling potensial berasal dari biji. Nah proteinnya ini juga berperan sebagai pengawet alami makanan. Kendati demikian, meskipun rasanya gurih dan lezat, sebaiknya keurupuk mulieng tidak dikonsumsi secara berlebihan karena kandungan purin yang dimilikinya diketahui bisa menyebabkan kenaikan asam urat. Toh yang berlebihan memang tidak baik kan?
Nah, bagi anda penggemar keurupuk mulieng atau ingin mencoba rasanya pastikan anda membeli emping asli tanpa bahan campuran. Karena kini pembuat emping terkadang mencampurkan bahan lain seperti getuk dalam proses pembuatannya. Bisa jadi karena ingin menghemat modal pembuatan, mempercepat proses pembuatan dan mendapatkan untung sebanyak-banyaknya.
Sedikit tips berikut mungkin bisa anda gunakan dalam membedakan emping melinjo asli dengan yang campuran. Jika dilihat dari warna, emping melinjo asli biasanya berwarna putih kekuning-kuningan dan terdapat guratan halus pada permukaannya. Sedangkan emping campuran berwarna putih bersih. Dari segi bentuk, emping asli tidak beraturan dan tepinya bergerigi karena proses pembuatannya menggunakan palu khusus untuk pembuatan emping. Emping campuran memiliki bentuk yang hampir bundar dan juga rata. Anda juga membedakannya dari rasa. Rasa emping melinjo asli agak pahit karena asli terbuat dari biji melinjo.Keurupuk mulieng ini memiliki rasa yang renyah, gurih dengan rasa asin yang pas. Cocok dimakan sebagai cemilan. Selain sebagai cemilan, keurupuk mulieng juga sering disajikan bersamaan dengan makanan lainnya, seperti bubur ayam, mie aceh, nasi goreng, nasi lemak dan banyak makanan lainnya. Bahkan, tak jarang kerupuk emping hadir menghiasi meja makan atau prasmanan di tempat-tempat yang berlangsung hajatan. Keurupuk mulieng memang pas untuk tambahan lauk pada saat makan. Walupun sederhana, keurupuk mulieng membuat makan menjadi semakin berselera.
Nah, tunggu apalagi? Bagi yang belum pernah merasakan sensasi garingnya keurupuk mulieng segera dapatkan di keudee-keude terdekat.