Lima Fakta Unik Warung Kopi di Aceh

Bagi masyarakat Aceh, minum kopi adalah ritual wajib. Satu hari tidak kena kopi, maka hari itu rasanya ada yang kurang sempurna. “Meunyoe gohlom keunong kupi, gohlom pah (Kalau belum kena kopi, belum pas)”, begitulah masyarakat Aceh memaknai secangkir kopinya.

Maka wajar saja, kalau Aceh juga dikenal negeri 1000 warung kopi. Hampir sepanjang jalan kita selalu menemukan warung kopi. Sepintas warung kopi di Aceh memang tak jauh bedanya dengan warung kopi di daerah lainnya. Tapi sebenarnya, ada beberapa fakta unik yang perlu kita ketahui tentang warung kopi di Aceh.

Pertama, Kualitas Kopi Aceh sekelas Kopi Starbucks

Secangkir kopi Aceh dengan rasa sekelas kopi Starbucks

Berapa harga secangkir kopi Starbucks? Harganya bisa puluhan ribu rupiah. Tapi bagi masyarakat Aceh, tidak perlu membayar mahal jika mereka ingin menyeruput rasa kopi dengan merek yang telah mendunia itu. Orang Aceh cukup datang ke warkop lalu memesan kopi jenis apapun seperti yang disajikan di Starbucks. Secangkir kopi yang sama, harganya cukup 5 – 10 ribu rupiah saja. Murah sekali bukan

Dan telah menjadi rahasia umum, kalau kopi yang disajikan di gerai Starbucks berasal dari perkebunan kopi Aceh yaitu dari dataran tinggi Gayo. Maka wajar kalau masyarakat Aceh memiliki standar cita rasa kopi yang tinggi, sebab kopi yang biasa mereka minum saja sekelas dengan kopi merek ternama.

Kedua, Ada Jaringan Wifi di Warung Kopi

jaringan wifi adalah fasilitas cuma-cuma di warkop Aceh

Jaringan wifi adalah fasilitas cuma-cuma yang diberikan pemilik warkop di Aceh untuk menarik pelanggannya. Umumnya, setiap warkop di Aceh menyediakan fasilitas memanjakan ini. Maka tak usah aneh jika melihat para penikmat kopi di warkop selalu membawa laptop. Sebab sambil menyeruput kopi yang nikmat, mereka juga bisa bebas berselancar di dunia maya secara gratis.

Nah, fasilitas seperti ini paling banyak dinikmati oleh para mahasiswa untuk menyelesaikan tugasnya. Begitu juga para gamers, mereka bisa menggunakan wifi gratis ini untuk bermain game online.

Ketiga, Dalam satu warung kopi bisa dikunjungi ratusan orang

Masyarakat Aceh menikmati kopi di malam hari

Kawan saya dari Jakarta sempat terkejut saat saya mengajaknya minum kopi di salah satu warkop di sudut kota Banda Aceh. Ia tidak mengira jumlah pengunjung warkop bisa sebanyak itu. Jumlahnya bisa mencapai ratusan orang. Sampai-sampai pemilik warkop menyediakan kursi tambahan untuk pelanggan yang tidak kebagian tempat.

Bagi masyarakat Aceh, pemandangan seperti ini biasa. Apalagi jika malam hari, khususnya kalau ada jadwal pertandingan sepak bola. Maka tak usah terkejut, jika saat itu kita melihat jumlah pengunjungnya bisa penuh sesak sampai meluber ke luar warkop.

Keempat, Aksi Barista yang Bisa Disaksikan Langsung

Di warkop Aceh kita bisa menyaksikan barista beraksi

Jika kita masuk ke warkop Aceh, maka pemandangan menarik pertama yang bisa kita saksikan adalah aksi barista atau sang peracik kopi. Di antara asap yang mengepul, mereka munjukkan keahliannya meracik kopi dengan saringan kopi yang khas.

Ya, khas karena saringan kopi tersebut sangat panjang, sehingga sang barista harus mengangkat tinggi-tinggi cangir kopi di tangannya. Sakingkan panjangnya saringan kopi itu. Pernah sekali kawan saya yang berasal dari luar daerah mengira kalau saringan kopi tersebut adalah sebuah kaus kaki panjang. 😀

Para pengunjung bisa meyaksikan aksi menarik barista ini karena posisi dapur warkop di Aceh berada di antara pelanggan. Tanpa sekat, sehingga semua orang bisa melihat. Menyaksikan barista ini beraksi sambil menyeruput kopi, tentu memiliki sensasinya sendiri.

Kelima, Warung Kopi Tempat Disuksi Segala Topik

Warkop bagi masyarakat Aceh bukan sekadar tempat minum kopi, tapi juga tempat bertemu dan bercerita

Warkop dan masyarakat Aceh adalah dua hal yang sulit dipisahkan. Karena bagi masyarakat Aceh, warkop bukan sekadar tempat menyeruput kopi. Tapi juga tempat bertemu atau mengikat janji. Sederhananya, wakop di Aceh adalah tempat membicarakan banyak hal mulai sosial, budaya, politik, olah raga ataupun isu-isu berkembang lainya.

Hal ini pulalah yang membuat orang Aceh dikenal sebagai masyarakat yang gemar bertutur. Keberadaan warkop adalah salah satu faktor pendukung. Mak sepintas, warkop di Aceh bak miniature ruang redaksi sebuah kantor pemberitaan. Semua informasi tersaji di sana. 😀

Nah, itulah tadi lima fakta unik warkop di Aceh. Jadi kapan kita ngopi? 😀

We love to make coffee



About

Anak Kampung yang rentan bahaya globalisasi | Suka jalan-jalan dan naik gunung | Penyuka film berbau Spionase | Fans setia Arsenal | www.ibnusyahri.com


'Lima Fakta Unik Warung Kopi di Aceh' have no comments

Be the first to comment this post!

Would you like to share your thoughts?

Your email address will not be published.

©2015 HelloAcehku.com a Part of Ezytravel.co.id Protected by Copyscape DMCA Takedown Notice Infringement Search Tool