Cerita Dua Masjid Tua Di Takengon Aceh Tengah

Bagi Ezytraveler penyuka wisata religi, kesempatan untuk menjelajahi Aceh, provinsi terbarat di Indonesia mestilah menjadi satu kesempatan dengan nilai istimewa tersendiri. Bagaimana tidak, wilayah yang pada masanya dulu pernah menjadi kesultanan besar dengan federasi kerajaan-kerajaan di dalamnya ini adalah titik awal penyebaran Islam di Indonesia. Setiap daerahnya memiliki berbagai cerita, dari masjid-masjid berusia tua dan bersejarah, hingga romantisme dan berbagai kisah dalam sejarahnya. Seperti di Aceh Tengah misalnya, tepatnya di ibukota kabupaten, ada dua masjid tua di Takengon Aceh Tengah yang layak dikunjungi.

Memang kalau menyebutkan masjid di Dataran Tinggi Gayo, Ezytraveler pasti lebih mengenal nama yang sering melintas di timeline media sosial. Contohnya Masjid Ruhama, masjid yang juga dikenal sebagai masjid Jami’ Takengon. Atau Masjid Asal, Penampaan, di Kabupaten Gayo Lues. Masjid yang diyakini sebagai masjid tertua di Aceh ini telah berusia lebih dari 800 tahun. Diselimuti legenda, kisah misterius dan sejarah yang panjang hingga ke awal penyebaran Islam membuat masjid ini terkenal. Tapi selain itu, masih dalam ruang kota Takengon, masih ada juga masjid tua di Takengon Aceh Tengah yang punya cerita menarik.

Yuk baca juga artikel lainnya: Masjid Al Furqan Masjid Tertua Aceh Tamiang

Mempelajari sejarah masjid-masjid di kota Takengon, Ezytraveler bisa menemukan dua masjid tua di Takengon Aceh Tengah yang menarik untuk dikunjungi.

Masjid Tua di Takengon Aceh Tengah yang pertama adalah Masjid Tue di Kampung Bukit, Kebayakan, Takengon, Aceh Tengah. Hanya berjarak beberapa ratus meter dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Datu Beru, masjid ini sangat mudah ditemukan. Letaknya tepat di tepi jalan besar, dan hanya beberapa meter dari kantor Imigrasi Takengon.

Masjid ini di dirikan pada tahun 1901. Masjid Tue ini awalnya menggunakan atap rumbia, atap yang dibuat menggunakan daun ijuk atau daun kelapa. Tapi sekarang atap tersebut sudah diganti dengan atap seng. Menurut cerita atau legenda yang dituturkan turun temurun, masjid Tue ini adalah masjid pertama yang dibuat dikabupaten Aceh tengah pada masa kepemimpinan Reje Mamat, dilanjutkan oleh Reje Ma’un, lalu Reje Ilang dan kemudian Reje Bukit terakhir yakni Reje Ampon Zainuddin. Reje berarti Raja atau penguasa wilayah. Sedangkan nama Masjid Tue artinya kurang lebih adalah masjid yang tua.

Masjid Tue Bukit, Kebayakan, didirikan tahun 1920.

Masih menurut cerita yang dikisahkan orang-orang tua, masjid tua di Takengon Aceh Tengah pada masanya dulu digunakan oleh masyarakat Kebayakan untuk melakukan shalat Jumat di Masjid tersebut. Uniknya, karena selalu disebutkan digunakan untuk shalat Jum’at, saya bertanya apakah selain shalat Jum’at ada dilakukan shalat berjamaah lainnya, tapi tidak ada yang menjawab ada ataupun tidak. Bagaimanapun, kini masjid tersebut tidak digunakan lagi untuk shalat. Setelah dibangun masjid lain yang lebih besar, Masjid Tue Bukit ini dijadikan sebagai situs sejarah.

Saat ini salah satu masjid tua di Takengon Aceh Tengah ini dirawat oleh seorang ibu. Ketika saya pergi ke masjid itu, sudah agak siang, dan ibu itu sudah pulang. Tapi saya melihat kondisi masjid itu sangat rapi. Bunga-bunga di tanam dihalamannya, dan tumbuh dengan subur. Bangunan masjid terlihat bersih dan terjaga. Beberapa baris kebun kecil berisi daun bawang tumbuh dengan baik di sisi masjid.

Mau jalan-jalan ke Aceh? Temukan berbagai pilihannya di sini: hotel, Paket tour murah, dan Tiket pesawat Jakarta Aceh

Masjid tua di Takengon Aceh Tengah yang kedua adalah Masjid Al-Jihad, atau lebih dikenal dengan nama Masjid Tue Asir-Asir. Nama Asir-Asir dilekatkan karena memang lokasi masjid ini terletak di kampung Asir-Asir. Berbeda dengan Masjid Tue Bukit yang saat ini hanya berfungsi sebagai situs sejarah Aceh Tengah, Masjid Tue Asir-Asir yang didirikan pada tahun 1929 ini masih digunakan untuk beribadah sampai saat ini. Masjid yang berlokasi di tepi Sungai Peusangan dan hanya berjarak 5 menit dari Masjid Raya Ruhama Takengon, juga memiliki fitur unik, yaitu sebuah sumur atau perigi yang berada di bawah lantainya. Air dari sumur tersebut diyakini bisa mengobati penyakit dan berguna untuk kesehatan. Cukup masuk akal bila mempertimbangkan bahwa sumur yang berlokasi di dalam masjid tentu tak jauh dari doa dan lantunan ayat suci yang selalu dibacakan di masjid.

Hal lain yang menarik juga, di lingkungan masjid ini saya melihat sendiri bagaimana warga hidup rukun. Tak jauh dari situ terdapat gereja, ada juga warga dari jamaah salafi dan bercadar, semua membaur dan hidup nyaman saling menjaga. Pemandangan yang menyejukkan terlebih saat bangsa ini sedang digoyang dengan isu perpecahan antar umat beragama.



About

Full time stay at home father, part time blogger-writer-graphic designer, and sometime traveler wanna be.


'Cerita Dua Masjid Tua Di Takengon Aceh Tengah' have no comments

Be the first to comment this post!

Would you like to share your thoughts?

Your email address will not be published.

©2015 HelloAcehku.com a Part of Ezytravel.co.id Protected by Copyscape DMCA Takedown Notice Infringement Search Tool