Masjid Tuha Indrapuri, Potret Kejayaan Aceh Masa Lalu

Aceh adalah surganya warung kopi dan masjid. Hampir di setiap kecamatan tidak kurang dari dua masjid pasti akan kita temui. Mesjid tuha Indrapuri contohnya. Bagi warga Banda Aceh atau Aceh Besar, tentu Indrapuri tidak asing lagi kedengarannya. Kecamatan yang satu ini bisa di bilang cukup terkenal dari sisi sejarah dan tokohnya. Sebut saja Alm. Tengku Hasballah Indrapuri yang merupakan salah satu ulama Aceh keturunan Indrapuri.

Dalam sebuah sumber di sebutkan, Indrapuri bermakna Kuta (kota-red) Ratu. Mungkin dulu di sini banyak terdapat ratu. Makanya disebut Kota ratu. Nah jika anda berkunjung ke Indrapuri jangan pernah melewatkan Masjid Tuha Indrapuri. Masjid ini bisa di bilang Landmark nya Indrapuri karena telah berdiri puluhan tahun silam. Berkunjung ke Masjid ini anda seakan di ajak untuk menyelam dalam lintas sejarah. Masjid yang di bangun pada masa Sultan Iskandar Muda (1607-1636) ini masih berdiri kokoh hingga saat ini. Hal ini membuktikan bangunan-bangunan yang di bangun oleh orang zaman dahulu ketahanannya sangat kuat.

Tanah masjid ini secara keseluruhannya merupakan bekas candi hingga dibangun masjid oleh Sultan Iskandar Muda. Menurut Prof. H. Ali Hasjmy (alm), diperkirakan keseluruhan tapak/bekas Candi tersebut hampir sama besarnya dengan Candi Borobudur di Jawa Tengah. Profesor Ali Hasjmy menambahkan, bila bangunan ini digali diperkirakan patung-patung Hindu banyak terdapat di dalamnya.

Gerbang dengan tinggi lima meter akan menyambut anda sebelum melangkah ke dalam bangunan inti masjid. Masjid ini memiliki keunikan dibandingkan dengan masjid yang lain. Corak bangunannya mirip dengan bangunan hindu. Hal ini terlihat dari atapnya yang bertingkat-tingkat. Keseluruhan tiang masjid pun terbuat dari kayu dengan sedikit ukiran khas zaman dulu.

Memasuki pelataran masjid, sebuah kolam yang berfungsi sebagai tempat wudhu akan menyambut kedatangan anda. Airnya cukup segar karena terus berganti tiap waktu. Dalam kolam terdapat seekor ikan hitam yang akan mendekati anda jika berwudhu di situ.


Suasana adem pun akan terasa jika masuk ke dalam masjid. Terkadang jikalau berkunjung di waktu siang maka anda akan mendapati orang-orang yang tertidur pulas di dalam masjid.

Mimbar masjid ini bisa dibilang masih sangat klasik. Terbuat dari batu bata layaknya tempat orang zaman dulu memasak air. Namun sekarang sudah ada mimbar modern karena tidak memungkinkan lagi di gunakan mimbar dulu. Dinding masjid ini juga terkesan unik. Tidak sama dengan dinding masjid saat ini yang menjulang tinggi. Dindingnya hanya sebatas tembok dengan tebal dan tinggi satu meter.

Di sebelah kanan masjid terdapat sebuah balai dengan luas 3×4 meter. Di dalamnya terdapat sebuah pentongan khas zaman dahulu yang terbuat dari kayu. Mungkin balai ini di gunakan oleh orang zaman dahulu untuk berbincang-bincang sebelum masuk ke dalam masjid. Bukankah jika sudah berada dalam masjid dilarang membicarakan lagi urusan dunia. Saya rasa orang dulu sangat paham akan itu hingga dibuat lah sebuah balai. Namun itu semua hanya sebatas analisa penulis.

Penobatan Sultan Aceh yang terakhir juga di laksanakan di masjid ini, yaitu sultan Muhammad Daudsyah. Yang di nobatkan pada tahun 1878. Di balik itu semua tentu masjid ini masih menyimpan sejuta sejarah yang belum terungkap ke permukaan. Masjid tuha yang terletak di kecamatan Indrapuri Aceh Besar ini sangat penulis rekomendasikan untuk dijadikan salah satu tujuan wisata religi anda selanjutnya. Rasakan sensasi berbeda jika anda menginjakkan kaki ke sini.

(Visited 91 times, 1 visits today)


About

Mahasiswa Semester VI Ilmu Komunikasi FISIP Usk YAng Tidak Lama Lagi di Wisuda. Owner "www.asaikalale.blogspot.com." Sedang Magang Kerja di Forum Lingkar Pena Banda Aceh.


'Masjid Tuha Indrapuri, Potret Kejayaan Aceh Masa Lalu' have no comments

Be the first to comment this post!

Would you like to share your thoughts?

Your email address will not be published.

©2015 HelloAcehku.com a Part of Ezytravel.co.id