Melihat Potensi Aceh di Kompetisi Wisata Halal Dunia

Sebagai orang Aceh, saya sangat bersyukur ketika mengetahui bahwa Aceh berhasil memenangkan tiga nominasi Kompetisi Pariwisata Halal Nasional (KPHN) 2016. Pemerintah Indonesia memang telah menyiapkan tiga provinsi untuk menjadi Moslem Friendly Destination, yaitu Nusa Tenggara Barat, Aceh dan Sumatra Barat.

Suasana Ketika Kemenpar RI melakukan sosialisasi Wisata Halal di Aceh

Dalam kompetisi ini, Provinsi Aceh unggul dalam tiga katagori yaitu Bandara Sultan Iskandar Muda sebagai Bandara Ramah Wisatawan Muslim Terbaik, Masjid Raya Baiturrahman sebagai Daya Tarik Wisata Terbaik dan Aceh sendiri sebagai Destinasi Budaya Ramah Wisatawan Muslim Terbaik. Kemenangan ini setidaknya menjelaskan, bahwa dunia pariwisata Aceh mulai bergeliat. Aceh telah siap untuk tampil dengan wajahnya yang baru, lebih ramah dan terbuka terhadap dunia luar.

Sebab, dalam beberapa tahun belakangan ini, Aceh telah mengalami priode yang buruk. Mulai dari konflik bersenjata yang seolah tak pernah selesai, lalu musibah gempa dan tsunami yang sempat menyentak dunia. Dua tragedi kemanusiaan yang dialami Aceh tersebut, sempat memupuskan masa depan dunia pariwisata Aceh.

Padahal, potensi wisata di negeri serambi Mekkah ini sangat besar. Tapi semua itu tidak berarti banyak akibat dua tragedi kemanusiaan yang sempat dialami Aceh tersebut. Jumlah wisatawan yang datang ke Aceh saat konflik bersenjata beberapa tahun lalu menurun drastis. Jangankan wisatawan, penduduk Aceh saja rasanya ingin keluar dari kampungnya ketika suara letusan senjata hampir setiap hari terdengar.

Maka, kemenangan ini bisa menjadi batu loncatan bagi Aceh untuk kembali bangkit dan menarik perhatian dunia. Sebab, Setelah kesuksesan di tingkat nasional ini, selanjutnya Aceh akan mewakili Indonesia untuk memperebutkan World’s Best Halal Cultural Destination pada World Halal Tourism Awards (WHTA) 2016 yang akan berlangsung di Abu Dhabi (UEA). Voting akan di mulai pada 17 Oktober – 25 November 2016.

Seorang Pengunjung Melihat Laut Lepas dari Puncak Gunung Grutee

Lantas, bagaimana potensi Aceh untuk memenangkan ajang bergengsi ini? Apa saja amunisi unggulan Aceh untuk menarik perhatian dunia sehingga layak menyandang World’s Best Halal Cultural Destination?

Pertama, Aceh yang Masih Seksi di Mata Dunia

Telah menjadi rahasia umum bahwa hingga saat ini, Aceh selalu seksi di mata dunia. Dalam segi apapun Provinsi di Ujung Barat Indonesia ini selalu punya daya tariknya tersendiri. Baik secara geografis, yang letaknya sangat strategis yaitu di antara Samudra Hindia dan Selat Malaka. Keduanya, merupakan lalu lintas laut tersibuk di dunia. Karena posisinya yang strategis inilah, banyak invenstor yang sebenarnya berhasrat untuk menjalin kerja sama dengan Aceh. Namun, karena Aceh masih dalam priode transisi setelah konflik dan tsunami, para invenstor tersebut pun kembali mengurungkan niatnya.

Tari Ranup Lampuan, Sebuah persembahan untuk sang tamu

Begitu pula secara kultural, Aceh memiliki nilai-nilai budaya yang sangat kental. Interaksi sosial masyarakat Aceh masih terjalin erat. Di sisi lain, masyarakat Aceh juga dikenal memiliki karakter yang kuat. Sejarah telah mencatat, bagaimana penjajah Belanda susah sekali menaklukan orang Aceh.

Ada sebuah slogan primordial masyarakat Aceh yang berlaku ketika itu, Bangsa Aceh Paleng jroh ateuh rueng donya (Bangsa Aceh paling baik di atas permukaan bumi). Slogan ini menunjukkan bahwa orang Aceh memiliki rasa percaya diri yang tinggi, orang Aceh juga selalu berupaya untuk menjadi tuan di tanahnya sendiri. Karakter Aceh yang unik ini harus bisa dikelola dengan baik, karena cukup berpotensi untuk memikat hati wisatawan.

Kedua, Syariat Islam telah Mendarah Daging dalam Kehidupan Orang Aceh

Meskipun Aceh telah diberikan wewenang oleh pemerintah pusat untuk menjalankan syariat islam, namun jauh sebelum itu, nilai-nilai syariat islam sebenarnya telah melekat kuat dalam kehidupan masyarakat Aceh. Bahkan dalam kesenian maupun adat istiadat pun, nafas islam selalu ada.

Suasana Pengajian Bada Magrib di Masjid Oman, Banda Aceh

Maka bagi orang Aceh, syariat islam itu bukanlah sesuatu yang asing. Syariat islam telah mendarah daging dalam kehidupan orang Aceh. Sebagai contoh, di kampung-kampung, orang Aceh biasa mengenakan penutup kepala walaupun hanya sekadar mengangkat jemuran atau berbelanja sebentar ke warung.

Selepas magrib, di rumah-rumah kita juga masih bisa mendengarkan anak-anak membaca al quran. Bahkan jika para ibu hendak menidurkan anaknya dengan ayunan, mereka bukan mendendangkan lagu-lagu dangdut tapi membacakan shalawat nabi agar anaknya tertidur pulas. Dengan kultur masyarakat yang demikian, maka wisatawan bisa melihat langsung bagaimana syariat islam dijalankan oleh masyarakatnya dengan penuh kesadaran.

Ketiga, Potensi Alam yang Tak Ada Habisnya

Menceritakan potensi alam aceh tak akan pernah selesai. Keindahan alam Aceh juga sangat sulit untuk dijelaskan dengan kata-kata. Maka cara terbaik untuk menilai keindahan alam aceh adalah datang dan melihatnya denga mata sendiri. Hampir semua potensi wisata unggulan yang ada provinsi lain di Indonesia ada di Aceh, dan jauh lebih menarik. Seperti pantai, gunung, air terjun bahkan keindahan bawah laut, semuanya ada di Aceh dan masih terjaga keindahannya.

mengintip keindahan laut Aceh

Pernyataan ini memang sangat subjektif karena saya adalah orang Aceh. Tapi cobalah kita bandingkan sejenak. Seperti Taman Nasional yang menyimpan beragam flora dan fauna, provinsi lain juga memilikinya. Tapi Aceh lebih dari sekadar memiliki, sebab Taman Nasional yang ada di Aceh justru menjadi paru-paru dunia yaitu Taman Nasional Gunung Lauser (TNGL). Banyak peneliti dunia melakukan riset di TNGL. Bahkan baru-baru ini, arktor kondang Hollywood, Leonardo De Caprio yang datang diam-diam ke TNGL. Tak sekadar datang, dia juga mendonasikan dana yang cukup besar untuk kelestarian TNGL.

Inilah tiga potensi besar Aceh untuk bisa memenangkan World’s Best Halal Cultural Destination di Abu Dhabi nanti. Kombinasi dari tiga potensi ini, bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi Aceh di mata dunia.



About

Anak Kampung yang rentan bahaya globalisasi | Suka jalan-jalan dan naik gunung | Penyuka film berbau Spionase | Fans setia Arsenal | www.ibnusyahri.com


'Melihat Potensi Aceh di Kompetisi Wisata Halal Dunia' have no comments

Be the first to comment this post!

Would you like to share your thoughts?

Your email address will not be published.

©2015 HelloAcehku.com a Part of Ezytravel.co.id Protected by Copyscape DMCA Takedown Notice Infringement Search Tool