Selalu ada cara untuk menikmati sebuah perjalanan. Terkadang, untuk membuat sebuah perjalanan berkesan, kita harus berjuang terlebih dahulu. Nah, Pantai Lhok Keutapang adalah destinasi yang tepat bagi siapapun yang menyukai tantangan. Ini adalah sebuah pantai sunyi di pedalaman desa Lambadeuk, Aceh Besar. Sekaligus surga bagi pemancing ikan.
Lokasinya sekitar 9 Km dari kota Banda Aceh. Kendaraan hanya sampai di desa Lambadeuk, karena setelah itu kita harus berjalan kaki sekitar dua jam setengah. Tapi tak perlu cemas, perjalanan ini akan terasa menyenangkan. Karena kita akan melewati perbukitan dan rimbunan hutan. Bahkan sepanjang perjalanan, ada sumber mata air yang mengalir dari celah-celah batu. Air ini akan terus mengalir hingga ke laut. Sehingga kita tak perlu khawatir kalau kehabisan air.
Jika selama perjalanan kita merasa haus. Kita bisa langsung meneguk sumber air tersebut. Rasanya sangat sejuk dan segar. Karena mata air ini berasal dari gunung. Saat melihat ada air yang mancur, saya pun dengan sengaja membasahi kepala. Membiarkan kesejukannya meresap ke ubun-ubun. Rasanya segar sekali.
Rimbunan hutan masih menutupi. Tapi sekitar 100 meter menuju pantai Lhok Keutapang. Kita sudah bisa mendengar suara ombak laut yang menghantam tebing. Mendengar suara laut seperti itu, diri ini rasanya ingin segera sampai. Akhirnya, setelah sekian jam perjalan naik turun perbukitan. Semua keletihan itu rasanya terbayar lunas.
Karena begitu kita ke luar dari hutan, terhamparlah pesona laut Lhok Keutapang. Airnya yang biru dan jernih. Karang-karang di bawah laut begitu jelas terlihat. Sehingga kita bisa menyaksikan, ikan-ikan karang yang berenang sesuka hatinya di tepian pantai yang dangkal itu. Sementara di hadapannya, Pulau Bunta dan Batee tampak menawan. Pantainya yang merupakan pasir putih, seperti cincin yang melingkari ke dua pulau itu.
Saya sampai di sana menjelang siang. Setelah shalat Zhuhur saya pun bersiap-siap untuk masak. Suasana pantai yang syahdu dan perut yang lapar, membuat saya tak sabar menanti masakan untuk segera matang. Ketika itu, kami masak tumis kangkung dan onseng-onseng tempe.
Saat makanan selesai, saya sengaja menyendiri. Duduk di bawah teduhnya pohon. Lalu menikmati makan siang dengan lahapnya sambil menatap laut yang tenang.
Setelah makan selesai, saya istirahat sejenak. Karena sore nanti, saya akan menyaksikan pesona lain dari tempat ini. Yaitu, sunset-nya yang menawan. Sebelum itu, saya menghabiskan waktu siang itu dengan pergi memancing. Saya berjalan melewati batu-batu karang yang besar. Lalu berhenti di sebuah gua kecil di tepi laut.
Gua ini unik karena bentuknya seperti lubang hidung. Air laut yang menghempas dinding gua, menimbulkan suara gemuruh. Tapi di sana, kita bisa menyaksikan segerombolan ikan-ikan karang dengan ukuran yang lumayan besar. Dengan pemandangan seperti itu, siapa pula yang tak tergoda untuk melemparkan kailnya?
Sora tiba, saat itulah saya bersiap untuk menyaksikan matahari terbenam. Duduk termenung di atas sebuah batu. Di pantai yang sunyi seperti ini, menyaksikan matahari yang perlahan lenyap di ujung laut, memiliki kesan tersendiri di hati saya.
Saat itu bersama teman-teman, saya memang memutuskan untuk camping. Kami juga sudah membawa tenda. Setelah hari kian gelap kami menyalakan api unggun. Tapi aneh, tak ada seekor nyamuk pun menggigit. Angin malam pun terasa begitu tenang. Sehingga ketika itu kami memutuskan tak perlu mendirikan tenda.
Saya tidur di atas sebuah batu besar. Menatap langit malam yang bertabur bintang. Suasana malam semakin mengesankan, saat kunang-kunang mulai keluar dari hutan dan berterbangan di pohon-pohon.
Kami menghabiskan malam itu dengan bercerita sambil menyeruput kopi. Rasanya eksklusif sekali, menikmati semua pesona Lhok Keutapang seperti ini hanya beberapa orang saja. Nah, bagi kamu yang menyukai tantangan dan suasana hening yang mengesankan. Lhok Keutapang adalah pilihan yang tepat.
'Menikmati Kesunyian di Lhok Keutapang, Aceh Besar' have 15 comments
June 16, 2024 @ 5:47 pm Bai Ruindra
Belum pernah ke sana. Jadi pengen ke sana ni Ibnu ๐
June 16, 2024 @ 5:55 pm Ibnu Syahri Ramadhan
Ayo bang… di sana serasa pantai sendiri ๐
June 16, 2024 @ 5:57 pm Bai Ruindra
Iya. Kapan-kapan mesti mampir ni ๐
June 16, 2024 @ 9:12 pm Rio
Carilah pasangan, jangan kepantai sendiri.. Eh!
June 17, 2024 @ 10:44 pm Ibnu Syahri Ramadhan
Ya, kita cari. Mumpung Ramadhan, perbanyak doa… *sunyi
June 16, 2024 @ 6:33 pm Bunsal
Sisi mancingnya masih nggantung dan bikin penasaran.
Bisa jadi Lhok Keutapang Part 2.
Salam kenal dari Lombok ^_^
June 17, 2024 @ 10:45 pm Ibnu Syahri Ramadhan
hoho Iya, terima kasih masukannya ๐
Salam dari Aceh, jauhnya ๐
June 16, 2024 @ 7:47 pm Nurhasanah
Ingin ke sana, tetapi belum kesampaian saat ini. Semoga masih ada umur dan kesehatan. Selamat untuk artikel pertamanya, ya. ^^d
June 17, 2024 @ 10:46 pm Ibnu Syahri Ramadhan
Ayo, bertualang anak muda ๐
June 16, 2024 @ 10:15 pm mirza
petualangannnya mantap !!
June 17, 2024 @ 10:46 pm Ibnu Syahri Ramadhan
Lebih mantap kalau ada kopi ๐
June 16, 2024 @ 10:42 pm Rahmat Aulia
kayak pantai dibelakang rumah kami….
June 17, 2024 @ 10:47 pm Ibnu Syahri Ramadhan
Wew… anak laut berarti kalian ๐
June 18, 2024 @ 1:54 pm Erwin Hidayat Syahputra
Jadi kapan lagi kita kesana,.
Ajak-ajak dong ๐
June 19, 2024 @ 11:58 pm Ibnu Syahri Ramadhan
Boleh, tapi jangan mendadak datang ke Bandanya ๐