Menikmati Rujak Aceh Lincah Busu di Ulee Kareng, Banda Aceh

Bagi kamu yang suka rujak Aceh, sepertinya patut untuk menikmati lincah busu. Lincah dalam bahasa Aceh berarti rujak. Kuliner ini merupakan salah satu kuliner andalan di Kabupaten Pidie. Nama busu sendiri berasal dari kampung tempat kuliner ini berasal yakni Kampung Busu, Kecamatan Mutiara Barat, Kabupaten Pidie.

Saya sempat menikmati lincah busu ini saat berkunjung ke Pidie beberapa waktu lalu. Selain rasanya enak, suasana pondok lincah busu milik Mustafa itu juga nyaman. Sebab lokasinya berada di pinggiran sawah dan irigasi. Namun untuk menikmati lincah busu ke Pidie rasanya terlalu jauh. Terlebih lagi saya tinggal di Banda Aceh yang berjarak sekitar 2-3 jam perjalanan darat.

Peralatan untuk meracik rujak Aceh lincah busu

Namun saat ini, keinginan untuk menikmati rujak Aceh lincah busu rasanya sedikit terobati. Tidak harus ke Pidie, tetapi cukup mengendarai sepeda motor ke arah Ulee Kareng, Banda Aceh. Lokasi ini sangat dekat dengan tempat tinggal saya.

Hal ini bermula pada sore hari selepas pulang kerja. Saya melewati jalanan lengang kawasan Meunasah Manyang, Ulee Kareng. Tepat di depan meunasah (surau) desa tersebut, berdiri pondok sederhana dengan plang nama besar tertulis, Lincah Busu. Saya langsung teringat dengan rujak Aceh lincah busu di Kabupaten Pidie. Terlebih lagi susunan botol-botol berisi kacang tanah goseng terlihat memikat di depan pondok. Salah satu ciri khas dari lincah busu. Saya pun mencoba merasakan lincah busu di Ulee Kareng beberapa hari kemudian.

Buah-buahan untuk meracik rujak Aceh lincah busu

Tampilan lincah busu sama halnya seperti rujak Aceh pada umumnya. Lincah ini terdiri dari potongan buah-buahan seperti bengkuang, pisang, ubi jalar, nenas, timun, pepaya, dan mangga. Buah-buahan ini umumnya masih matang, belum begitu masak sempurna. Potongan buah-buahan ini kemudian diulek sedemikian rupa dengan campuran gula jawa, sedikit kacang tanah, garam, sedikit gula pasir, dan cabe rawit. Lalu diulek hingga merata di atas cobekan besar yang terbuat dari kayu. Untuk rasa dapat disesuaikan, ingin pedas maka jumlah cabe rawit akan ditambahkan.

Bukan hanya pedas, rasa lincah busu juga terasa lebih kelat. Rasa ini hadir dari potongan pisang muda yang dicampur dengan beberapa buah lokal dari Aceh, seperti buah muria dan buah batok. Rasa dua buah ini sedikit kelat dan beraroma khas. Dulunya buah ini mudah dijumpai di belantara hutan Aceh, tetapi saat ini telah banyak pedagang yang menjual bebas di pasaran. Kehadiran dua buah inilah yang memberikan sentuhan berbeda rujak Aceh jika dibandingkan dengan rujak dari provinsi lain.

Kacang tanah gongseng di dalam botol

Setelah diulek sempurna antara potongan buah dan bumbu, maka lincah busu siap dihidangkan. Tampilan lincah busu pun sedikit berbeda. Sebab rujak Aceh ini dilumuri dengan kacang tanah gongseng. Baluran kacang tanah ini memberikan sensasi tersendiri saat menikmati rujak Aceh lincah busu. Anda dapat merasakan sekaligus rasa pedas, kelat, gurih, dan juga renyah dalam hidangan lincah busu. Segala kenikmatan rujak Aceh lincah busu ini dibrandrol cukup murah. Seporsinya hanya Rp. 8.000.

Rujak Aceh lincah busu adalah salah satu kuliner khas Aceh yang ingin dikembangkan lebih serius. Saya teringat, di pertengahan tahun lalu, saya mengikuti FGD yang diselenggarakan Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh. Dalam pertemuan itu dirumuskan sepuluh kuliner Aceh yang wajib tersedia di acara pemerintah, event pemerintah, rumah makan, hingga di menu hotel. Beberapa kuliner tersebut seperti kuah beulangong, ayam tangkap, mie aceh, kopi, sanger, asam keu’eung, hingga rujak Aceh.

Lincah busu siap disantap

Pssst, jalan-jalan hemat ke Aceh? Kenapa enggak? Cari hotel murah dulu, ambil promo tiket pesawat Jakarta Aceh atau paket perjalanan wisata murah. Yuk berangkat!

Nah, bagi kamu yang berkunjung ke Aceh sudah sepantasnya memasukkan rujak Aceh lincah busu ini sebagai kuliner yang patut dicoba. Di Banda Aceh sendiri tersedia beberapa tempat yang menyediakan rujak Aceh sebagai menu andalan. Selain lincah busu di Ulee Kareng, di daerah pusat kota Banda Aceh juga tersedia gerai rujak Aceh di kawasan jalan Tgk. Pulo Dibaroh, tepatnya di belakang Masjid Raya Baiturrahman. Di sana terdapat gerai Rujak Aceh Garuda yang menyajikan rujak Aceh dalam dua varian, yaitu buah segar dengan bumbu kacang dan rujak Aceh yang dilumuri bumbu kacang dan gula jawa. Namun berbeda dengan lincah busu yang penuh dengan baluran kacang tanah gongseng, di Garuda rujak Aceh dibaluri dengan kacang tanah goreng. Walau berbeda tampilan, tapi kedua rasa rujak ini tetap menggoda. Coba deh!


Tagged:


About

Hobi menulis. Tukang koleksi buku. Penulis serial “Teller Sampai Teler” (Elexmedia 2014). Follow twitter @ferhatmuchtar
email; [email protected]
Baca tulisan lainnya di www.ferhatt.com (kunjungi yaa)


'Menikmati Rujak Aceh Lincah Busu di Ulee Kareng, Banda Aceh' have no comments

Be the first to comment this post!

Would you like to share your thoughts?

Your email address will not be published.

©2015 HelloAcehku.com a Part of Ezytravel.co.id Protected by Copyscape DMCA Takedown Notice Infringement Search Tool