Indonesia adalah negara dengan warga negara mayoritas beragama Islam. Otomatis, ada berbagai budaya sosial masyarakat yang lekat dengan nuansa keislaman. Seperti saat ini, dimana salah satu bulan suci dalam penanggalan hijriah, Ramadhan, hanya tinggal beberapa hari lagi. Setiap daerah memiliki berbagai cara untuk menyambut Ramadhan. Salah satunya adalah tradisi Meugang, selebrasi menyambut ramadhan khas orang Aceh.
Ada berbagai teori tentang asal usul nama Meugang. Tapi yang pasti meugang atau makmeugang adalah hari istimewa bagi orang aceh. Hari dimana sanak saudara akan berkumpul, yang merantau sebisa mungkin berusaha pulang, anak akan berusaha semampunya memberikan daging meugang walaupun hanya sepiring saja untuk orang tua, dan hari dimana mereka yang hidup kekurangan akan merasakan kesempatan menikmati daging sapi, dengan kualitas baik.
Mungkin ada yang penasaran, apa itu daging meugang.
Daging meugang sebenarnya hanya daging sapi atau kerbau. Tapi menjadi istimewa, selain karena meugang adalah perayaan menyambut Ramadhan, juga dalam kebiasaan masyarakat, sapi yang dipotong untuk meugang mestilah sapi yang benar-benar baik dan sehat. Akibatnya kualitas dagingnya juga terbilang tinggi.
Bagi wisatawan, sebenarnya hari meugang adalah kesempatan istimewa karena ada beberapa restoran yang juga menyajikan menu makanan khas yang umumnya hadir saat meugang. Sebut saja Rendang Aceh yang berbeda dengan rendang padang, karena penggunaan beberapa rempah dan lebih berkuah. Atau Sie Reuboh, daging beserta lemak yang dimasak dengan menggunakan bumbu cabai hijau dan cuka tradisional.
Pernah menghabiskan waktu sebagai backpacker, masa meugang ini punya kenangan tersendiri bagi saya. Selaku wisatawan dengan budget rendah mencicipi hidangan di restoran adalah pilihan mahal. Mengatur waktu perjalanan ke wilayah aceh dimana punya kenalan, katakanlah sisi lain pesisir, biasanya pasti mendapat undangan mampir. Selain mendapatkan kesempatan jalan-jalan juga mendapatkan kesempatan wisata kuliner berbudget rendah. Masyarakat aceh, punya adat peumulia jamee. Kebiasaan khas untuk menjamu dan memuliakan tamu yang berkunjung. Salah satunya tentu dengan menyediakan hidangan untuk bersantap.
Bukan strategi elegan, tapi cukup menguntungkan bagi para traveler berbudget rendah. Tapi kalau mau yang lebih mudah, sisihkan sedikit rupiah untuk mengunjungi warung makan khas Aceh, dengan budget sekitar IDR.50.000 anda bisa mencicipi menu khas ini. Beberapa restoran yang khusus menyajikan menu khas aceh bahkan menyediakan menu ini diluar masa meugang.
Tradisi meugang juga punya cerita lain di dalamnya. Bersumber dari adat lama ketika Aceh masih berupa kesultanan, setiap hari meugang, maka sultan dan keluarga kerajaan akan mengadakan jamuan besar. Seperti open house disaat sekarang. Bukan hanya sekedar mengadakan jamuan bagi masyarakat, namun juga dibagikan daging bagi seluruh masyarakat, yang hadir atau pun tidak.
Budaya ini terserap dalam kehidupan masyarakat hingga sekarang, dengan modifikasi tentunya. Menjelang meugang, biasanya para warga akan berkumpul, untuk kemudian mengumpulkan dana dan membeli sapi. Dagingnya akan dibagi rata, terutama bagi warga kurang mampu.
Ada hal kecil tapi unik dalam perayaan meugang. Bagi para suami, membawa pulang daging saat meugang adalah semacam standar gengsi yang mewajibkan.
Sekedar tambahan, meugang tidak hanya untuk menyambut ramadhan saja, ada dua kali lagi hari meugang. Menjelang hari raya Idul Fitri, dan hari raya Idul Adha. Tapi di antara ketiga hari meugang ini, yang paling terasa meriahnya adalah meugang menyambut ramadhan.
'Meugang, Tradisi Khas Menyambut Ramadhan di Aceh' have 4 comments
June 16, 2024 @ 11:14 am khairiah
Hari ini kami udah mulai meugang:D
June 16, 2024 @ 1:08 pm Bai Ruindra
Luar biasa Bang Sayed. Meugang kali ini lebih “mahal” dari tahun lalu
June 16, 2024 @ 7:58 pm Nurhasanah
Selamat untuk artikel yang pertama. Hari meugang adalah hari perbaikan gizi bagi kami. Hihihi. 😀
June 17, 2024 @ 8:32 am Berry Kurniady
Kali ini meskipun harga daging lebih mahal, tapi tetap tidak menyurutkan niat masyarakat di aceh untuk merayakan tradisi meugang, plus dibarengi juga dengan hujan deras dan angin kencang di kota Banda Aceh…