Sejak kecil saya sudah terbiasa dengan pantai dan laut. Bahkan seperti tak bisa dipisahkan meski selalu dibayangi ancaman kena hukum jika ketahuan mandi di laut oleh nenek. Sungai, kuala, pantai, dan laut adalah tempat saya dan teman-teman bermain dan melewatkan masa kecil yang penuh suka cita.
Kabupaten Aceh Selatan memiliki karakteristik topografi yang unik. Hanya sekitar 35% saja dari wilayahnya adalah dataran dan selebihnya adalah daratan dengan kemiringan yang terjal. Kabupaten yang dihuni oleh 3 suku asli ini, Aceh, Aneuk Jamee, dan Kluet ini diapit oleh Bukit Barisan dan pantai. Mayoritas penduduknya mendiami daerah pesisir dan sungai. Jadi tak heran jika kami sudah sangat akrab dengan laut sejak kecil.
Pantai-pantai di Aceh Selatan umumnya berpasir putih agak kekuningan dan abu-abu. Umum dijumpai pantai yang berada di tanjung memiliki karang tepian dengan padang lamun di dalam teluknya. Fenomena unik alam ini mengajarkan saya bahwa pantai berpasir putih menandakan permukaan laut yang landai dan tak begitu dalam. Berbeda dengan pantai berpasir abu-abu atau hitam yang memiliki gelombang besar, biasanya permukaan lautnya menjorok dalam dan agak berbahaya dijadikan tempat untuk berenang.
Berikut adalah pantai-pantai yang menjadi tempat bermain di kala saya kecil yang keelokan pantainya masih tetap sama hingga sekarang. Yuk, check them out!
Pantai Pasir Putih, Samadua
Pantai berlekuk dengan pasir putih kekuningan ini adalah salah satu pantai eksotis yang dimiliki Aceh Selatan. Angin sepoi-sepoi yang bertiup di bawah pohon kelapa membuat kita malas beranjak dari pasirnya yang lembut. Meski pantai ini berada di pinggir jalan raya yang menghubungkan Medan-Meulaboh, pantai ini tak lantas mendapat kunjungan yang ramai. Namun ini pula yang menjadikan pantai ini favorit saya karena tak begitu turistik. Selain itu, ada pula air terjun yang mengalirkan air sejuk nan menyegarkan di seberang jalan. Jaraknya tak sampai 15 meter dari pantai. Warung makanan dan rujak khas Aceh Selatan juga tersedia banyak di pinggir pantai dan jalan raya. Kurang apa lagi, coba?
Pantai Sawang Indah
Pantai ini berada di Kecamatan Labuhan Haji Timur. Pantai berpasir putih ini memang tak begitu lebar karena tergerus air ketika tsunami 2004 silam. Namun keindahannya tak hilang dan selalu ramai dikunjungi warga pada hari-hari besar adat dan keagamaan. Seperti Kenduri Laut, hari Makmeugang, dan hari libur lainnya. Saya ingat sekali ketika pertama kali bermain di sini mencari udang kencing yang konon kabarnya bisa menyembuhkan anak-anak yang masih suka ngompol di tempat tidur. Ketika saya berhasil menangkap seekor udang, ekornya yang berbentuk kipas menjentik jari saya dengan kuat. Saking perihnya, udang itu terlepas dari tangan.
Pantai Kampung Baru
Pantai berpasir abu-abu ini terkenal dengan ombaknya yang besar dan ganas. Setiap tahun ada saja korban yang hilang karena berenang di sini. Meski ganas, tapi pantai ini memberi manfaat amat banyak bagi masyarakat kampung yang berasal dari Minangkabau ini. Seperti tumpukan pohon kayu yang entah hidup di zaman kapan tiba-tiba muncul ke permukaan pantai yang kemudian dijadikan pengganti BBM di rumah. Belum lagi musim udang sabu dan ikan cabe yang membanjiri perairan sekitar pantai. Pada akhir pekan, kita bisa menanti ikan segar dari hasil tarik pukat di pantai ini.

Laki-laki, baik tua dan muda bersama-sama Managhiak Pukek atau Menarik Pukat oleh warga suku Aneuk Jamee di Kampung Baru
Pantai Ujuang
Sekitar 4 kilometer dari Pantai Kampung Baru, kita kembali menemukan pantai berpasir putih yang berkarang di ujung teluk Pasar Lama yang diberi nama Ujuang yang berarti ujung karena letaknya berada di tanjung. Ada puluhan boat ditambat di dekat pelabuhan penyeberangan ke Pulau Simeulue di sisi timurnya. Banyak aktivitas nelayan bisa kita saksikan di teluk ini. Cocok untuk bersantai bersama keluarga dan teman karena ada beberapa kafe untuk memesan kelapa muda dan mie kuah kari yang lezat.
Aceh Selatan dapat diakses dengan dua cara, via udara dan darat. Jika via udara, kita bisa menggunakan jasa pesawat perintis seperti Susi Air dengan rute Medan-Tapaktuan, Banda Aceh -Tapaktuan, atau Blangpidie-Tapaktuan. Sedangkan via darat paling dekat dapat ditempuh dari Medan ke Tapaktuan dan Banda Aceh ke Tapaktuan.
Itulah pantai-pantai yang menjadi lahan bermain saya waktu kecil. Bagaimana dengan anda?
'Nostalgia di Pantai-pantai Eksotis Aceh Selatan' have 2 comments
July 10, 2024 @ 5:54 am yell saints
wow.., keren..! kyaknya saya harus pergi ke pantai ujung tu.., disitu yg belum pernh pergi..,! dtng juga ke pantai terbangan ya.., ini pantai yg bru di buka 2 thn yg lalu! http://yellsaints.blogspot.com/2014/08/ada-pantai-bali-di-aceh-selatan.html
July 10, 2024 @ 11:25 am Azhar Ilyas
Selalu seru menyaksikan asrinya keindahan alam berpadu dengan lestarinya budaya dan kearifan lokal. Ada manis-manisnya gitu … 🙂