Oleh-oleh Nenas Wisata Belanja di Aceh Tengah

Yang namanya wisata selalu melekat dengan dua hal. Kenangan dan oleh-oleh. Dua hal ini yang selalu mempengaruhi perjalanan wisata kita, iya kan Ezytraveler ? Setiap terucap bahwa kita sedang berwisata atau berlibur, atau jalan-jalan, pasti ucapan nitip oleh-oleh akan menyusul. Bukan hal yang terlalu menyenangkan kalau kita termasuk taveler dengan budget hemat kelas ransel, tapi mau bagaimana, tidak semua teman memiliki pengertian mendalam soal oleh-oleh dan dana yang kita miliki. So, Ezytraveler, untuk tulisan ini saya ingin membagi satu info tentang Wisata Belanja di Aceh Tengah.

Biasanya buah ini di jus, tapi di Gayo, buah ini dibuat sambal.

Kita mulai dengan pertanyaan sederhana, oleh-oleh apa nih yang menarik dari Aceh Tengah ?

Jawabannya sih banyak. Ada Kerawang khas Gayo, yang diaplikasikan ke berbagai hal. Dari kain, baju, tas, selendang, ransel, dompet, stal, sampai gelang. Ada juga produk anyaman tradisional -yang karena sudah langka- agak susah ditemukan kecuali Ezytraveler mau meluangkan waktu menjelajah kampung-kampung pedalaman, atau dalam beberapa kasus bisa kalau kalian punya teman yang mengenal perajin ayaman tradisonal ini, selain itu harganya lumayan mahal.

Ada teman yang pernah membawa oleh-oleh berupa bumbu khas Gayo, untuk memasak kuliner khas Gayo, Masam Jing (Ikan Asam Pedas). Kreatif nih. Karena memang beberapa bumbunya agak sulit ditemukan di tempat lain terutama tumbuhan herba lokal seperti Daun Gegarang. Daun yang katanya masih dalam keluarga mint ini saya tidak tahu nama nasionalnya apa. Bumbu lainnya adalah empan atau andaliman, dan tomat cery atau bahasa Gayonya Terung Padul. Bumbu lainnya sih lumayan mudah, plus ikannya bisa pakai ikan apa saja. Kreatif karena nilai oleh-olehnya adalah pada poin ‘tidak ada di tempat lain’.

Yuk baca juga artikel lainnya: 8 Masakan Yang Hanya Ada di Gayo

Dataran Tinggi Gayo terkenal karena hasil pertanian dan perkebunannya.

Secara administratif sebutan Dataran Tinggi Gayo meliputi tiga kabupaten: Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Gayo Lues. Ketiganya terkanal karena hasil alamnya terutama pertanian atau perkebunan. Yang paling terkenal sampai ke seantero dunia sudah pasti adalah Kopi Gayo yang legendaris. Mulai berbenah sejak tahun 2009, Kopi Gayo yang sempat menjadi komuditas andalan pada masa penjajahan Belanda mulai kembali membangun nama besarnya di blantika kopi dunia.

Sebagai kabupaten yang lebih dulu ada dibanding Bener Meriah dan Gayo lues, Aceh Tengah memiliki infrastruktur yang lebih baik sehingga lebih banyak dikunjungi oleh wisatawan. Aceh Tengah atau tepatnya kota Takengon, ibukota kabupaten, juga dijadikan basecamp atau titik pusat perjalanan. Biasanya wisatawan menetap di Takengon, lalu mulai menjelajah ke sekitarnya, termasuk ke dua kabupaten lainnya, lalu kembali lagi ke Takengon.

Walaupun kopi sering menjadi komoditas yang paling dicari, Wisata Belanja di Aceh Tengah juga diramaikan oleh produk sayur dan buah-buahan. Setiap teman yang berkunjung ke Takengon pasti meluangkan waktu untuk mencari buah-buahan dan sayur khas yang masuk dalam daftar produk Wisata Belanja di Aceh Tengah.

Meskipun dipengaruhi musim, tapi Alpukat di Gayo cenderung lebih murah.

Yang paling dicari saat Wisata Belanja di Aceh Tengah adalah Alpukat. Buah yang juga dikenal sebagai keju nabati ini memang tumbuh subur di Dataran Tinggi Gayo. Jangan kaget bila ke pasar dan menemukan buah Alpukat seberat 1 kg. Buah lainnya yang juga sering dicari adalah Tamarillo atau lebih dengan Terong Belanda. Masyarakat di Gayo lebih sering menggunakan buah yang dalam bahasa Gayo disebut Angur ini untuk membuat cecah (sambal) alih-alih menggunakan tomat. Hasilnya, adalah sambal dengan wangi dan rasa yang unik dan segar.

Tapi selain itu masih ada juga tanaman primadona lain untuk Wisata Belanja di Aceh Tengah.

Berburu Nenas di Toa.

Perjalanan kita mulai dari pusat kota, tepatnya dari Masjid Ruhama, Masjid Raya kota Takengon. Ezytraveler harus mengambil arah selatan. Dan kalau bingung, misalnya ketika GPS malah ngaco atau ternyata di gadget tidak ada kompas, Ezytraveler bisa melakukan hal sederhana berikut untuk menentukan arah. Berdirilah dengan sisi kiri tubuh menghadap masjid, lalu lihatlah ke depan. Lalu tanyakan pada orang yang lewat, arah ke Toa atau Pegasing. Hehehe, bercanda tapi serius. Kalau bingung, bertanya saja. Apapun hoax yang anda dengar mengenai sifat arogan dan kasarnya orang di provinsi Aceh, percayalah itu hanya hoax. Di daerah ini, semua orangnya ramah dan senang memuliakan tamu, itu memang adatnya.

Di sepanjang jalan, dari gerai sederhana sampai cafe, banyak yang menjual Nenas.

Wilayah Toa atau Kayu Kul atau wilayah sekitarnya, yang terletak di Kecamatan Pegasing ini memang merupakan salah satu sentra Wisata Belanja di Aceh Tengah yang sudah terkenal. Produk andalannya adalah Nenas. Buah yang namanya semakin terkenal sejak lagu PPAP (Pen-Pineapple-Apple-Pen) dinyanyikan oleh Pikotaro, sosok fiksional penyanyi dan penulis lagu yang diciptakan dan diperankan oleh komedian Jepang, Daimaou Kosaka.

Tidak sulit untuk menemukan gerai-gerai yang menjual Nenas di sepanjang jalan. Dari cafe sampai gerai sederhana berupa pondok. Buah Nenas disini dijamin segar, karena umumnya berasal dari kebun, bahkan beberapa penjualnya adalah pemilik kebunnya langsung. Harganya tidak mahal, dari IDR.4000 sampai IDR.15000, tergantung besar kecilnya. Kemarin, ketika saya membeli nenas yang kecil, bisa dipegang dengan satu tangan, hanya dibandrol IDR.5000. Dan itu sudah dikupas, dipotong, dengan bonus sambal kacang manis pedas untuk dicolek dengan Nenas. Orang sini menyebutnya Rujak Poles. Jangan bingung kalau menemukan di menu ada tulisan Rujak Volles, itu juga maksudnya.

Nanti kalau sudah di muat tulisannya kabari ya. Begitu kata kakak yang punya gerai nenas ini.

Ezytraveler mungkin pernah dengar katanya orang Gayo tidak bisa bilang ‘F’, jangan percaya, itu pitnah. Hehehe, candaan yang sering terdengar karena disini akibat pengaruh logat bahasa lokal, beberapa huruf sering tertukar.

Sekedar tips, ketika membeli Nenas ingatlah dua hal. Satu, kalau musim hujan, nenasnya cenderung asam. Kedua, jangan segan untuk menawar. Di Dataran Tinggi Gayo, kebiasaan tawar menawar adalah kewajiban dalam berdagang, dan bagian dari seni perniagaan.

Mau jalan-jalan ke Aceh? Temukan berbagai pilihannya di sini: hotel, tour murah, dan tiket pesawat


About

Full time stay at home father, part time blogger-writer-graphic designer, and sometime traveler wanna be.


'Oleh-oleh Nenas Wisata Belanja di Aceh Tengah' have no comments

Be the first to comment this post!

Would you like to share your thoughts?

Your email address will not be published.

©2015 HelloAcehku.com a Part of Ezytravel.co.id Protected by Copyscape DMCA Takedown Notice Infringement Search Tool