Patok Lele dan Ketangkasan Anak Aceh Tamiang

Anak-anak yang lahir setelah tahun 90 mungkin tak banyak yang tahu, betapa serunya permainan anak-anak masa itu. Meskipun jauh dari sentuhan teknologi, generasi 90-an justru menjadi sangat kreatif. Permainan masa itu melatih mereka menjadi lebih tangkas dan kuat. Salah satu permainan tradisional Aceh yang melatih ketangkasan itu adalah Patok Lele.

Di Aceh Tamiang, permainan seperti ini sangat familiar di era tahun 90-an. Kalau kita berjalan ke kampung-kampung di Tamiang, kita kerap menemukan anak-anak bermain patok lele. Biasanya, mereka bermain di lapangan ataupun di rumah orang yang memiliki halaman yang luas.

Permainan Patok Lele Melatih Anak-Anak Menjadi tangkas

Mereka mulai bermain patok lele pada siang hingga sore hari. Jika hari libur sekolah, barulah permainan Aceh ini di mulai pada pagi hari. Singkatnya, anak-anak Tamiang masa itu lebih banyak menghabiskan waktunya kalau tidak di sekolah, ya bermain di luar rumah.

Bentuk alat yang digunakan untuk bermaian patok lele

Alat yang digunakan untuk permainan Patok Lele sederhana saja, yaitu hanya dua potong kayu berbentuk silinder dengan ukuran yang berbeda. Kayu pertama berukuran sekitar 50 – 70 cm, sementara kayu kedua dengan ukuran lebih kecil yaitu sekitar 10 – 20 cm. Kayu yang paling kecil inilah yang menjadi anak patok lele nantinya. Untuk tempat, hanya dibutuhkan sebuah lapangan dengan luas sekitar 20 X 20 meter.

Cara bermainnya pun cukup simple. Pertama, kita membuat sebuah lubang dengan kedalaman sekita 5 cm. Lalu tariklah sebuah garis yang menjadi batas permainan. Nah, dari lubang tersebut letakkan kayu yang paling kecil dengan posisi melintang.

Kemudian, kayu kecil yang menjadi anak patok lele itu diungkit dengan kayu yang lebih panjang. Ketika anak patok lele terangkat ke atas, saat itulah kita dengan sigap memukul kembali anak patok lele itu sekeras-kerasnya agar bisa terbang sejauh mungkin.

Sementara sang lawan, yang berdiri di hadapan pemukul tadi harus siap siaga. Karena tugas mereka adalah menangkap kembali anak patok lele yang telah dipukulkan tadi. Jika sang lawan gagal menangkap anak patok lele, maka poin untuk pemukul. Begitu juga sebaliknya, jika lawan berhasil menangkap maka poin untuknya.

Selain itu, poin bisa lebih banyak jika lawan berhasil menangkap anak patok lele dengan satu tangan. Setiap pemukul berkesempatan untuk melejit anak patok lele tadi sebanyak dua kali. Mereka akan mendapatkan nilai sempurna jika sang lawan gagal menangkap anak patok lele.

Butuh kesigapan untuk memukul anak patok lele dengan tepat

Sepintas, cara bermain Patok Lele ini memang tampak cukup mudah. Kita hanya cukup memukul dan menangkap sebatang kayu. Tapi pada praktiknya, permainan tradisional Aceh ini cukup menantang. Karena pada prinsipnya, baik pemain ataupun lawan dalam patok lele haruslah berkarakter sigap. Permainan tradisional Aceh ini menuntut kita menjadi lebih tangkas dan cepat. Jika tidak, bisa-bisa anak patok lele tersebut mencederai tubuh kita.

Sebagai anak kampung yang dilahirkan di Desa Durian, yaitu sebuah desa kecil di Aceh Tamiang. Saya merasa sangat bersyukur karena pernah merasakan permainan Patok Lele ini. Saya ingat, tanpa alas kaki bahkan tak sempat memakai baju, saya dan teman-teman begitu bersemangat bermain patok lele. Badan kami licin karena bermandikan keringat. Kami sampai tak ingat waktu, karena permaian ini sangat menyenangkan.

Patok lele benar-benar melatih kami menjadi tangkas. Seperti ketika akan memukul anak patok lele, kita dilatih untuk menentukan kapan momentum yang tepat untuk melesatkan potongan kayu ini. Butuh perhitungan serta insting yang matang, agar anak patok lele bisa dipukul secara kuat dan tepat.

Dalam banyak literasi, Patok Lele dikatakan berasal dari Tanah Melayu seperti Riau ataupun Lampung. Jika hal ini benar, maka saya cukup yakin sebab Aceh Tamiang dan Riau adalah daerah serumpun. Secara budaya dan bahasa, kedua daerah ini sebenarnya tak jauh beda. Namun hal ini masih bisa diperbebatkan, pasalnya patok lele telah menyebar hampir di setiap daerah.

Baik Pemain atau lawan harus sigap dalam bermain patok lele

Bagi saya pribadi, hal tersebut bukanlah masalah yang berarti. Karena sekarang yang paling mengkhawatirkan adalah, permainan tradisional Aceh ini mulai tenggelam dalam lintasan zaman. Dewasa ini, sangat sulit menemukan anak-anak yang bermain patok lele.

Permainan sekarang lebih didominasi kecanggihan teknologi seperti game online ataupun play station. Tak salah memang, hanya saja permainan tradisional Aceh seperti ini tidak berarti banyak dalam melatih ketangkasan seorang anak. Karena minim gerakan dan sangat individualis. Patok lele memang hanya sekadar permainan, namun memiliki banyak makna dalam segi budaya serta pembentukan karakter seorang anak.

Mau liburan ke Aceh? Cari di sini: tiket pesawat dan hotel


About

Anak Kampung yang rentan bahaya globalisasi | Suka jalan-jalan dan naik gunung | Penyuka film berbau Spionase | Fans setia Arsenal | www.ibnusyahri.com


'Patok Lele dan Ketangkasan Anak Aceh Tamiang' have no comments

Be the first to comment this post!

Would you like to share your thoughts?

Your email address will not be published.

©2015 HelloAcehku.com a Part of Ezytravel.co.id Protected by Copyscape DMCA Takedown Notice Infringement Search Tool