Suku bangsa yang tinggal di Aceh terdiri dari bangsa Arab, China, Eropa dan Hindia. Bangsa-bangsa tersebut bercampur dan membaur dengan penuh toleransi di dalam masyarakat. Di Kota Banda Aceh terdapat beberapa lokasi yang menjadi sentral dari etnis tertentu. Sebut saja kawasan keudah yang dihuni oleh masyarakat yang berasal dari Hindia, di kawasan ini juga terdapat kuil Hindu dimana mereka dapat beribadah dengan tenteram dan damai.
Kawasan selanjutnya adalah kawasan Peunayong, dikawasan ini mayoritas dihuni oleh bangsa yang beretnis China atau sekarang lebih populer dengan nama Tiongkok. Peunayong berasal dari kata “peu” dan “payong” yang dapat diartikan sebagai memayungi atau memberikan rasa aman.
Sebagaimana kita ketahui bahwa mayoritas penduduk Kota Banda Aceh beragama Islam, namun khusus untuk kawasan Peunayong dapat dikatakan mayoritas masyarakatnya beragama Non-muslim. Masyarakat yang umumnya beragama Budha dan Kristen ini dapat hidup tenang tidak hanya pada saat beribadah, namun juga dalam menjalankan kegiatannya sehari-hari. Tak Heran jika di kawasan ini terdapat sebuah Gereja Methodist lengkap dengan fasilitas sekolah mulai dari tingkat dasar hingga sekolah menengah atas. Selain itu juga di kawasan ini terdapat sebuah tempat beribadah masyarakat Budha yang dikenal dengan Vihara Dharma Bhakti. Setiap perayaan imlek Vihara ini selalu dipadati oleh jamaahnya. Hal yang menarik adalah pihak Vihara membebaskan jika ada pengunjung yang bukan beragama Budha untuk masuk dan melihat kegiatan yang mereka lakukan pada saat perayaan.
Bergerak ke sudut lain dari Peunayong kita juga dapat menemukan sebuah Masjid yang berdiri gagah di tepian sungai Krueng Aceh. Sehingga kawasan Peunayong ini juga dikenal dengan pusat pluralisme nya Kota Banda Aceh. Dikawasan ini berbagai pemeluk agama saling menghargai dan menghormati satu sama lain.
Daya tarik lainya adalah dari segi arsitektur yang bergaya Eropa pada tahun 1800 an. Pada masa Hindia-Belanda, dibangun dua buah pusat bisnis/pasar di Kota Banda Aceh. Pertama yang terletak di sekitar Masjid raya Baiturrahman dan yang kedua yang terletak di Peunayong. Hal ini tetap berlangsung hingga kini. Perpaduan antara pertokoan yang semi modern dengan pasar-pasar tradisional menjadikan kawasan Peunayong sebagai pusat bisnis, kuliner dan penginapan.
Sebut saja Hotel Medan, Hotel Prapat, Hotel Sultan, dan berbagai wisma menawarkan banyak pilihan bari para wisatawan. Untuk kuliner, tak jauh dari hotel Medan terdapat Pusat Jajanan dan makanan yang dikenal dengan nama “REX” yang menyediakan berbagai makanan dan minuman, mulai dari beraneka jenis jus,Sate Matang, Nasi Goreng, Martabak, Mie Aceh, kerang rebus, dan sebagainya. Melompat sedikit di seberang REX, terdapat rumah makan Tiongkok yang tak kalah nikmat seperti rumah makan Purnama dan Kojek yang menawarkan menu-menu khas mandarin yang kerap dikunjungi tidak hanya oleh wisatawan namun juga oleh penduduk lokal Banda Aceh.
Untuk warung kopi, anda dapat mampir ke warung Pak Nek yang cukup terkenal dengan bangunan bergaya kolonialnya. Disamping kopinya yang enak, warung ini juga difasilitasi dengan free internet melaui wifi sehingga sangat memanjakan pengunjung yang tetap ingin bekerja sambil menikmati secangkir kopi.
'Peunayong “The Little China Town “ di Banda Aceh' have 3 comments
August 12, 2024 @ 8:19 pm zakwamsyah
Kerja bagus, ini luar biasa dapat merNgkum sebuah cerita menarik di Aceh. Semoga damai selalu ada…
August 12, 2024 @ 10:03 pm imba
Mantab..nyantai enak di baca
Setelah sy membaca tulisan ini aku teringat satu masa selama di aceh..hampir saban hari di waktu sore ampe mlm kuhabiskan waktuku unt bercengkrama dg para sahabat aceh di warung kopi..bhkan aku masih ingat sebagian nama nama warung kopinya..REX pastinya selain kopi ada penjual kerang di posisi tengah REX pd waktu itu..ulee kareng pastinya tempat dunia kopi yg berjejer disepanjang jalan sampe simpang 7..simpang surabaya ada dapu kopi..lhong raya kopi si faisal (maaf warkop ini lupa namanya) warkop helsinki daerah mana lupa jg..hehe
Hebatnya lg banyak warkop semua ramai pengunjung lbh dahsyatnya lg warkop tsb free wifi
Selain kopi yg inong aceh pastinya yg cantik2 dan manis2 heehe
Kl ada umur panjang dan rizki ku akan berkunjung kmbali k aceh insyallah
August 19, 2024 @ 3:18 pm Yuli Martunis
Terima kasih Bung Zakwamsyah…….Mari Bung Imba…ditunggu kunjungannya ke Aceh lagi….he3