Masyarakat Aceh Tamiang memiliki cita rasa budaya dan seni yang tinggi. Hal ini terlihat dalam interaksi sosialnya, termasuk urusan pernikahan. Jauh hari sebelum acara sakral itu berlangsung, masyarakat Tamiang dari pihak pengantin perempuan sudah merencanakan semuanya secara matang. Para keluarga dan kerabat diundang untuk melaksanakan rapat panitia. Setiap orang mendapatkan tugas khusus demi kesuksesan acara pernikahan tersebut.
Di balik semua keramah-tamahan pihak keluarga pengantin perempuan itu, bukan berarti sang pengantin lelaki bisa melangkah mudah untuk bersanding di pelaminan bersama idaman hatinya. Justru saat hari pernikahan itu, pihak keluarga pengantin lelaki harus bersiap menghadapi jagoan dari pihak mempelai perempuan. Mereka adalah pendekar silat Pelintau.
Ya, pendekar silat Pelintau ini akan menghadang rombongan pengantin lelaki ketika tiba di perkarangan rumah. Para pendekar ini terdiri dari lelaki dan perempuan. Ketika rombongan tiba, mereka pun siap beraksi. Selama aksi berlangsung, rombongan harus menjaga jarak. Karena aksi ini sebenarnya cukup berbahaya.
Sebab dalam aksi seni silat Aceh, para pendekar ini juga menggunakan bermacam senjata tajam seperti pisau, pedang maupun toya. Meskipun memiliki senjata, para pendekar ini tidak menghujamkan senjatanya ke tubuh seperti seni Debus. Mereka memang murni memperagakan cara bertarung untuk mengalahkan musuh.
Gerakan seni silat Aceh, silat pelintau sendiri adalah variasi beragam gerakan lembut seperti gerakan dalam tarian. Maka kalau kita perhatikan sepintas, silat pelintau ini adalah kombinasi seni bela diri dari tarian. Nah, selama pertarungan berlangsung, beberapa orang lainnya tampil mendendangkan musik. Ada yang menabuh gendang, meniup seruling atau memainkan biola. Semua alat musik itu tampil harmonis dengan gerakan silat pelintau.
Dua Pendekar Silat sedang beraksi
Silat Pelintau sendiri memang tidak dikompetisikan, sebab silat ini bukanlah cabang olahraga melainkan sebuah karya seni yang khusus ditampilkan untuk menyambut tamu dalam sebuah acara jamuan. Silat Pelintau juga tidak menggunakan jampi-jampi (magic) dalam aksinya. Semua gerakan silat memang skill yang telah terlatih.
Oleh karena itu, sebelum silat ditampilkan. Biasanya pimpinan pendekar silat Pelintau ini mengingatkan kepada siapapun yang menyaksikan, untuk tidak melakukan upaya-upaya magic yang bisa menciderai para pendekar. Apalagi para pendekar silat ini biasanya adalah anak-anak muda yang usianya masih cukup belia. Peringatan itu, diucapkan sesantun mungkin. Sebagai bentuk hormat kepada mereka yang memiliki ilmu yang lebih tinggi.
Aksi para pendekar ini memang cukup memukau. Rombongan pengantin benar-benar dibuat berkesan. Bayangkan saja, mereka dihadapkan oleh para pendekar yang beraksi dengan senjata tajam pula. Terkadang senjata itu terlempar dari genggaman pendekar, yang membuat suasana semakin menegangkan.
Meskipun tampaknya silat pelintau ini sangat berbahaya, namun inilah karya seni silat Aceh masyarakat Aceh Tamiang. Inilah cara mereka menyambut para tamu khususnya rombongan pengantin. Jadi, jika ingin menikahi perempuan Tamiang, jangan kira mudah. Hadapi dulu pendekar silat Pelintau ini. Ciiaaat!
'Sebelum Bersanding, Hadapi Dulu Pendekar Silat Pelintau Dari Aceh Tamiang' have no comments
Be the first to comment this post!