Pernah menempuh perjalanan Banda Aceh - Geurutee? Jalur ini, menurut saya memberi candu. Sebab sepanjang lintas barat ini, saya bisa menikmati Alam Aceh yang sedang cantik-cantiknya. Gunung, laut, hutan, serta sawah-sawah penduduk semuanya tersaji begitu saja menjadi sebuah pemandangan yang tak terlupakan.
Ya, seperti lagunya Payung Teduh. Sensasi perjalanan Banda Aceh – Geurutee yang jaraknya 65 KM, saya benar-benar merasakan Alam Aceh yang sedang cantik-cantiknya. Perjalanan seperti ini sangat cocok untuk mengusir jenuh sekaligus menyegarkan kembali pikiran.
Banda Aceh – Geurutee memang perjalanan yang lumayan panjang. Butuh waktu 2 jam perjalanan. Tapi percayalah, kita tidak akan merasa bosan sebab sepanjang perjalanan ini kita bisa menikmati eksotisnya Alam Aceh. Naik turun gunung, menelusuri pesisir pantai yang biru, lalu terpana saat menyaksikan hamparan sawah yang hijau.
Oh ya, di sepanjang perjalanan ini tak usah terkejut, jika tiba-tiba muncul sekawanan ternak yang berjalanan dengan santainya di tengah jalan. Kita hanya perlu berhati-hati. Anggap saja ini bagian dari pertualangan hehe
Bagi masyarakat Aceh yang tinggal di daerah Barat- Selatan, jalur Banda Aceh - Geurutee tentu sudah tak asing lagi. Apalagi semenjak tsunami 2004 silam, aspal di jalur ini sudah mulus. Pemerintah Amerika melalui lembaganya USAID telah menjadikan jalanan lintas barat ini bak jalan tol. Gunung Paro dan Kulu dibelah dengan dinamit, agar jarak yang ditempuh lebih singkat. Jarak Banda Aceh – Meulaboh yang dulunya butuh waktu 8 jam perjalanan, kini setelah diaspal dapat ditempuh hanya dengan 5 jam perjalanan.
Dari Banda Aceh, biasanya saya memulai perjalanan ini dengan sepeda motor pada pagi hari. Saat udara sedang segar-segarnya. Bersama istri, saya menelusuri daerah pesisir pantai Aceh dengan lautnya yang membiru. Ombak di sepanjang pantai ini cukup besar, sehingga suara deburnya terdengar cukup keras saat menghantam karang.
Lalu perjalanan mulai menanjak saat melintasi pergunungan Paro. Meliuk-liuk mengikuti sisi tebing. Jalur ini sebenarnya cukup berbahaya jika musim hujan. Sebab bebatuan Gunung Paro sering kali longsor.
Keunikan lain dari perjalanan Banda Aceh - Geurutee ini adalah jalanannya diapit oleh Alam Aceh yang sangat kontras. Di satu sisi adalah daerah pesisir dengan lautnya yang biru, sementara di sisi lainya adalah tebing tinggi dengan rimbunan hutannya yang hijau.
Nah, jika Ezytravelers adalah pecinta ikan asin. Maka jangan lupa berhenti sejenak jika tiba di Lhok Seudu. Sebab di sepanjang jalan ini banyak sekali penjaja ikan asin. Dari ikan teri, ikan tenggiri, sampai gurita kering. Hasil tangkapan laut tersebut di gantung di tepi jalan. Saya sendiri selalu berhenti di sini untuk membeli ikan teri. Selain kualitasnya bagus, ikan teri di Lhok Seudu ini harganya juga cukup terjangkau.
Setelah turun dari Gunung Paro, maka besiap-siaplah kita akan melewati pergunungan Kulu yang tak kalah eksostisnya. Kita akan meliuk-liuk di dalam rimbunan hutan, yang tanpa kita sadari terus menanjak hingga sampai ke puncak. Jika musim buah tiba, terkadang jalur ini banyak kita temukan pedagang musiman seperti penjual buah durian, langsat ataupun rambutan.
Setelah turun dari Gunung Kulu, maka siap-siaplah menikmati pesona Alam Aceh lainnya yaitu hamparan sawah penduduk yang menenangkan pikiran. Sering kali saya lihat beberapa pengendara motor berhenti di jalur ini, hanya untuk mengabadikan keindahan Alam Aceh tersebut.
Di jalur ini, kita juga bisa menikmati wisata air terjun yaitu Air Terjun Suhom di Lhoong, Aceh Besar. Selain menjadi objek wisata, Air Terjun Suhom juga menjadi sumber tenaga listri bagi masyarakat setempat. Lokasi Air Terjun ini ada KM 50.
Bagi saya, akhir perjalanan ini adalah ketika sampai di KM 65. Itulah garis batas antara Kabupaten Aceh Besar dan Aceh Jaya, atau tepatnya di Puncak Gunung Geurutee. Di sinilah tempat yang menarik untuk melepas penat selama perjalanan menulusuri jalur lintas barat ini.
Puncak Geurutee sendiri, telah menjadi destinasi favorit setiap orang yang melintasi jalur ini. Warung-warung kecil berdiri kokoh di pinggir tebing. Pesanlah mie instan rebus dengan telur mata sapi, lalu sebuah kelapa muda dengan perasan jeruk nipis. Nikmatilah semua itu sambil melihat Samudra Hindia yang terhampar luar di hadapan. Lalu rasakan saat angin gunung perlahan menghadirkan kesejukan. Semua itu, akan menjadi perjalanan yang tak terlupakan.
'Sensasi Perjalanan Banda Aceh – Geurutee, Saat Alam Aceh Sedang Cantik-Cantiknya' have no comments
Be the first to comment this post!