Bagi masyarakat Tamiang, tentu sudah tak asing lagi jika mendengar kata Rasyidah. Jika ada upacara-upacara adat, Rasyidah selalu ada di sana. Tampilannya yang menarik dan manis, mampu menarik perhatian orang-orang yang hadir. Termasuk saya, yang memang asli kelahiran Aceh Tamiang. Rasyidah selalu menjadi incaran saya kalau bertamu ke rumah saudara atau kerabat yang sedang ada acara.
Siapakah Rasyidah? Yang pesonanya ternyata telah menjadi idaman Raja Tamiang sejak dahulu. Rasyidah selalu ada menemani Sang Raja seusai menyantap makanan. Ya, Rasyidah memang bukanlah nama orang ataupun dayang-dayang raja. Tapi yang jelas, Rasyidah telah menjadi bagian dari keseharian hidup Raja Tamiang.
Karena Rasyidah sendiri adalah nama jenis kue yang sangat digemari Raja Tamiang. Konon, kue satu ini menjadi menu wajib bagi Raja Tamiang tempo dulu. Namun tidak ada yang tahu secara pasti, dari mana asal mulanya nama kue yang manis dan legit ini bernama Rasyidah.
Membuat Rasyidah tidaklah sulit, karena bahan bakunya sangat sederhana yaitu mentega, gula, tepung terigu, minyak goreng dan bawang. Semua bahan tersebut kecuali bawa goreng, diramu dalam air secukupnya sehingga menjadi sebuah adonan. Selanjutnya, adonan tersebut dimasukan di atas wajan yang telah diolesi minyak goreng. Selama mengaduk, mentega ditambah sedikit demi sedikit hingga adonan tersebut matang dan menggkilap.
Setelah adonan selesai letakkan di atas nampan atau wadah. Nah, biasanya masyarakat Tamiang akan membentuk adonan ini menjadi semenarik mungkin. Karena biasanya, Rasyidah dihidangkan bak hiasan di tengah-tengah sajian makanan. Oh ya jangan lupa bawang gorengnya, karena ini adalah ciri khas Rasyidah yang tak boleh terlewatkan.
Setelah adonan siap dibentuk, maka langkah selanjutnya adalah menaburkan bawang goreng sebagai sentuhan akhir Rasyidah. Kue cantik dan menawan tersebut akhirnya siap dihidangkan. Rasyidah sendiri memiliki rasa yang legit dan manis. Dengan tampilannya yang menawan, maka wajar saja jika Rasyidah dihidangkan bersama jenis makanan lain, Rasyidah akan tampak mencolok dan menarik perhatian.
Meskipun bahan dan cara membuat Rasyidah tampak begitu sederhana, namun jika salah dalam mengolahnya, Rasyidah yang manis dan legit tidak akan pernah terwujud. Oleh karena itu, bagi masyarakat Aceh Tamiang, membuat Rasyidah bukan sekadar mengaduk sebuah adonan yang kemudian ditaburi bawang goreng.
Ada yang lebih istimewa dari itu. Rasyidah adalah warisan budaya yang terus mereka jaga. Maka setiap kali membuat Rasyidah, masyarakat Aceh Tamiang selalu membuatnya dengan sepenuh hati. Sehingga kue yang berasal dari bahan yang sederhana itu, bisa menjadi kue yang legit dan manis. Mungkin ini pula yang menjadi Rahasia, mengapa Raja Tamiang menjadi jatuh hati pada kue yang manis dan cantik ini.
Oh Rasyidah….
'Si Manis Idaman Raja Tamiang itu Bernama Rasyidah' have 4 comments
June 9, 2024 @ 2:05 pm CR7
Bikin pengen aja.. kpn bs dicoba ne?
July 11, 2024 @ 10:24 am Ibnu Syahri Ramadhan
Kapan saja, saat tiba di Aceh 😀
July 5, 2024 @ 10:07 am Aisyah
Kueh Rasyidah ini sama dengan kuih Qasidah,kuih tradisi kami,dari Terengganu,Malaysia. Sangat enak 🙂
July 11, 2024 @ 10:25 am Ibnu Syahri Ramadhan
Oh ya, karena kita bangsa serumpun mungkin Makcik 😀
Salam dari Aceh