Tempat Wisata di Takengon yang Harus Dikunjungi Liburan 2016 ini

Sebentar lagi liburan akhir tahun akan tiba. Banyak yang mulai menjadikan Wisata Aceh sebagai bagian dari daftar liburan. Terutama Ezytravelers yang sudah pasti sering baca helloacehku.com (promosi adalah wajib hehehe). Bicara soal Aceh, pastinya sekarang yang sedang trend adalah kopi. Dan kalau bicara kopi, mestinya tidak jauh dari salah satu penghasil kopi terbaik di Indonesia. Dataran Tinggi Gayo. Dan pasti kalau sudah berencana ke sini, Ezytravelers mesti nyari info soal Tempat Wisata di Takengon yang harus dikunjungi.

Mengandalkan google untuk mencari jelas pilihan pertama, tapi sejujurnya daerah dengan pesona alam yang sangat indah ini adalah pendatang baru dalam daftar tempat wisata. Jadinya banyak yang tidak menemukan informasi yang tepat. Pahit sih, tapi itu kenyataan. Dan yang pahit itu tidak selamanya jelek, seperti kopi Arabica Gayo, pahit tapi justru nikmat dan terkenal sebagai salah satu kopi terbaik di dunia.

Yuk baca juga artikel lainnya: 5 Tips Mengunjungi Tempat Wisata di Aceh

Untuk Ezytravelers, saya pilihkan satu Tempat Wisata di Takengon yang termasuk dalam daftar wajib untuk dikunjungi. Selain karena unik, dan tidak ada di tempat lain. Tempat Wisata di Takengon ini juga merupakan Landmark Aceh atau tepatnya Landmark Aceh Tengah.

Pertanyaan. Apa yang pertama kali ingin kalian lihat ketika melintasi batas kota atau memasuki sebuah wilayah? Kalau saya, saya ingin melihat gambaran umum tempat yang saya tuju. Dan itu yang akan kalian, para Ezytravelers, akan temukan saat melintasi ‘gerbang’ batas kota, dan memasuki wilayah kota Takengon. Jalan yang terbentang nyaris lurus, menurun dari ketinggian puncak gunung menuju titik tengah kota Takengon. Dari ketinggian itu kalian bisa melihat nyaris semua yang ditawarkan untuk kunjungan liburan kalian.

Kota Takengon dilihat dari lereng Bur Gayo

Terhampar di depan mata, pemandangan kota Takengon yang membentang dalam lekukan lembah. Di satu sisi, puncak mesjid Ruhama, masjid raya Takengon, menjulang dengan bentuk kubah khasnya yang berwarna putih, seperti bawang, dengan ornamen ukiran khas Gayo keemasan melingkari kubah itu. Di sisi lain, kalian melihat jalan menurun itu tadi berkelok menghilang ke balik bangunan-bangunan, lalu muncul lagi dan mulai terlihat menanjak, menuju barisan puncak gunung-gunung yang berlapis-lapis. Gradasi warna dari hijau gelap bergerak menuju biru sangat pucat di kejauhan. Dan di latar belakang, danau Lut Tawar membentang luas.

Sedikit mengalihkan pandangan ke atas, ke arah puncak pegunungan di belakang kota. Ezytravelers akan melihat ada tulisan besar yang terpasang di puncak gunung yang dikenal dengan sebutan Bur Gayo. Dalam bahasa Gayo, suku yang dominan di wilayah pegunungan ini, Bur berarti gunung. Ini Tempat Wisata di Takengon yang saya rekomendasikan. Selain karena unik dan hanya ada satu-satunya di seluruh Aceh. Tapi juga karena satu ini memberikan untung banyak untuk Ezytravelers. Dengan menuju ke tempat tulisan GAYO HIGHLAND berukuran raksasa itu, kalian juga bisa mendapatkan banyak titik foto dengan pemandangan kota Takengon dan Danau Lut Tawar. Dan sejujurnya, banyak foto yang beredar di sosial media, diambil di seputaran gunung ini.

Menuju ke Tempat Wisata di Takengon ini terbilang sangat mudah. Dari masjid Ruhama, Ezytravelers harus mengambil rute ke arah pasar inpres Takengon, sekitar 100 meter jaraknya dari masjid. Lalu di sebelah kanan, kalian akan menemukan satu tugu. Letaknya tepat setelah pendopo Bupati. Wilayah tugu itu dikenal dengan nama Simpang Lima. Dulunya, saat pagi, tempat itu dikenal juga sebagai Pasar Pagi. Pasar rakyat yang mulai dari subuh sampai menjelang tengah hari. Sempat menjadi destinasi atau Tempat Wisata di Takengon wajib bagi wisatawan karena terkenal sebagai tempat mebeli oleh-oleh biah dan sayuran dengan harga murah langsung dari petani.

Sayangnya, kebijakan Pemda alih-alih menata pasar rakyat itu justru menutup dan memindahkan para pedagangnya ke pasar induk yang dibangun di daerah Paya Ilang. Dan hasilnya adalah pasar biasa saja seperti pasar-pasar kebanyakan.

Dari tugu Simpang Lima, Ezytravelers silahkan ambil haluan kanan. Ikut jalan sebentar dan disebelah kiri kalian akan menemukan jembatan besi dengan gaya klasik, Jembatan Bale. Jembatan itu melintang di muara Krueng (sungai) Peusangan. Kalau bingung, cukup ingat nama jembatan lalu bertanya. Semua akan menunjukkan arahnya. Dari Jembatan ini, ikuti saja jalan lurus ke depan, terus mengikuti jalan yang nantinya akan mendaki menyusuri lereng Bur Gayo.

Jembatan Bale, jembatan di muara sungai Peusangan.

Beberapa hari kemarin saya menyusuri jalan itu lagi. Selain untuk mendapatkan foto terbaru, juga untuk melihat-lihat kondisi. Sekitar sebulan lalu, kebakaran hutan menghanguskan wilayah tersebut. Banyak kebun warga yang menjadi korban, dan tentu saja banyak juga wilayah hutan alami yang terbakar. Rumah saya berjarak sekitar 5 km dari Bur Gayo, tapi jelaga dan daun-daun pakis yang terbakar hingga menjadi arang, terbawa angin sampai ke rumah.

Alam memang luar biasa. Hanya berselang waktu yang tidak terlalu lama, meskipun sisa-sisa kebakaran hutan masih terlihat, tapi tumbuhan dan tunas baru mulai bermunculan. Semak-semak mulai kembali mengambil tempat. Daun dan bunganya bersemi dan bermekaran dengan indah. Terlebih beberapa hari ini hujan mengguyur wilayah kota Takengon. Bunga beraneka warna bermunculan disela batang-batang tanaman. Jangan tanya namanya, saya tidak tahu, tapi yang jelas indah. Ketika melintasi wilayah hutan pinus, aroma kas getah pinus memenuhi udara.

Salah satu bagian yang terbakar dalam kebakaran hutan.

Bunga yang mulai tumbuh & bermekaran di bekas kebakaran hutan

Dari ketinggian itu, saya bisa melihat kota Takengon dan danau Lut Tawar. Menyusuri jalan aspal dengan motor selama sekitar lima belas menit, saya sampai ke satu tikungan dengan semacam pelataran atau teras alami yang cukup luas. Di depan saya terbentang salah satu pemandangan yang sering ditemukan di sosial media. Landscape danau dengan bingkai pepohonan. Dan memang, pelataran ini adalah salah satu titik paling terkenal untuk berfoto. Karena pemandangan, dan karena akses jalan aspal yang bisa dilewati mobil.

Di sebelah kiri teras tadi, ada dua jalan yang mendaki. Satu, jalan tanah. Agak becek saat hujan. Satu lagi tangga dari beton. Seorang bapak mendekat, memberitahukan saya bisa memarkirkan motor di situ dengan biaya IDR.5000. Saya lihat ada beberapa motor dan mobil terparkir. Dengan mempertimbangkan kondisi jalan tanah yang basah, saya memilih mencoba tangga beton. Lumayan jauh memang tapi tidak terlalu melelahkan. Tidak lama, saya sampai di belakang tiang-tiang rangka besi yang menopang tulisan raksasa, yang mengingatkan dengan Hollywood Sign itu. Niat untuk berfoto terpaksa dibatalkan, karena ketika sudah berpose ternyata handphone saya mati.

Sambil jalan kembali ke motor, saya lihat ada beberapa tempat yang menunjukkan bekas kebakaran hutan, tapi mulai pulih. Setelah menimbang-nimbang sejenak, apakah akan melanjutkan menyusuri jalan ke depan yang akan membawa saya ke sisi lain gunung ini, menuju ke wilayah wisata kuliner One-One, dan hotel Renggali, hotel yang ‘pertama’ dan paling terkenal di tepian danau, tapi sekarang terpuruk karena masalah manajemen. Atau berbalik arah, memutar kembali melalui jalan sebelumnya. Saya memilih memutar kembali.

Ketika sampai di kaki gunung, untuk pertama kalinya saya menyadari ada sebuah area kuburan umum di sisi lain lereng itu. Menarik untuk dilihat. Dan ternyata pemandangannya memukau. Kuburan-kuburan yang tertata rapi di lereng gunung. Dan pemandangan indah yang terhampar di depan saya. Ini adalah salah satu pekuburan dengan pemandangan paling indah.

Pekuburan umum Kampung Bujang, letaknya di lereng gunung.

Pemandangan yang dari kuburan umum Kp. Bujang

Sekarang waktunya menjelajah Tempat Wisata di Takengon, yuk pesan Tiket Pesawat Jakarta Aceh, Booking Hotel Murah dan Paket Wisata Indonesia sekarang!

Jadi Ezytravelers, bila nanti kalian berlibur ke Takengon. Selain menjelajah Tempat Wisata di Takengon berupa wisata kopi dan berbagai coffee shop yang menyajikan kopi-kopi berkualitas tinggi. Sempatkan juga untuk melakukan dua hal ini. Berfoto dengan latar tulisan GAYO HIGLAND di puncak Bur Gayo, lalu mendaki dan berfoto di tempat tulisan itu didirikan. Itu akan jadi dokumentasi khusus. Karena belum ada tempat lain yang seperti ini di seluruh Aceh.



About

Full time stay at home father, part time blogger-writer-graphic designer, and sometime traveler wanna be.


'Tempat Wisata di Takengon yang Harus Dikunjungi Liburan 2016 ini' have no comments

Be the first to comment this post!

Would you like to share your thoughts?

Your email address will not be published.

©2015 HelloAcehku.com a Part of Ezytravel.co.id Protected by Copyscape DMCA Takedown Notice Infringement Search Tool