Dibandingkan kota-kota lain di Aceh, nama Jantho mungkin terdengar asing. Sangking asingnya, kota ini jarang masuk dalam list target liburan, jalan-jalan, atau leyeh-leyeh melepas penat. Padahal secara topografi, kota Jantho lumayan keren. Banyak bukit kecil dan pepohonan tumbuh lebat di sudut-sudut kota. Namun, keindahan ini tidak diikuti dengan denyut kota. Detak Kota Jantho begitu pelan, sepi, dan nyaris menjadi kota mati.
Jantho sebenarnya ibu kota Kabupaten Aceh Besar. Lokasinya terbilang private. Agak jauh dari jalan utama Banda Aceh-Medan. Sangking private-nya, Kota Jantho jauh dari hiruk pikuk layaknya ibu kota kabupaten. Padahal kalau dilihat, di kota ini berdiri hampir seluruh kantor pelayanan publik. Mulai dari sekolah, kantor pemerintahan, hingga sekolah tinggi. Tetapi, entah kenapa Jantho hanya seperti singgahan. Ia hanya berdenyut saat pagi ketika jam kerja dimulai. Lalu menjelang senja keadaan kembali seperti semula; sunyi, sepi, dan nyaris mati.
Kebanyakan pegawai Jantho menghabiskan waktunya di Banda Aceh yang berjarak 1 jam perjalanan darat. Masyarakat lokal pun terbilang sedikit dan umumnya tersebar di beberapa titik yang saling berjauhan. Sepi, sunyi, dan minim aktifitas adalah gambaran singkat Kota Jantho. Banyak yang menyebutnya sebagai kota mati, walau nyatanya nggak mati-mati amat.
Namun, segala ketidakbiasaan ini adalah keunikan Jantho yang sebenarnya bisa menjadi daya tarik tersendiri. Kamu yang mungkin sedikit underestimate Kota Jantho, sebenarnya harus menyadari ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk menikmati ‘kota mati’ ini. Dan yakin, kamu tidak akan mati gaya di sini!
- Nggak Perlu ke New Zealand, Cukup ke Jantho
Sebagian orang menganggap New Zealand adalah surganya perbukitan. Tapi nyatanya, nggak perlu jauh-jauh ke sana untuk sekadar menikmati bukit. Terlebih lagi budgetnya lumayan mahal dan agak jauh. Sebab untuk melihat perbukitan tumpang tindih, kamu cukup datang ke Jantho. Kota ini topografinya turun naik mengikuti lembah pergunungan. Bukit-bukit kecil nyembul dari pepohonan lebat. Daratannya hijau mempesona. Maka tidak heran, banyak yang bilang jika Jantho adalah New Zealand-nya Aceh.
- Walau Minim Pembangunan, Arsitektur di Jantho Nggak Kalah Menawan
Biar kata orang Jantho seperti kota mati. Kota ini tetap menawarkan daya tarik tersendiri. Ada beberapa bangunan yang lumayan iconic untuk dijadikan spot foto dan bikin kagum. Contohnya Kantor Bupati yang terbilang megah atau Mesjid Agung yang kubahnya serupa tempurung kura-kura. Setidaknya, adanya gedung-gedung ini menyadari kamu, kalau Jantho nggak hutan-hutan amat.
- Kota Tanpa Trafic Light
Ingin selamat dari kecelakaan lalu lintas. Mungkin kamu bisa ke Jantho. Di kota ini jalan raya bisa jadi tempat nongkrong atau ngobrol karena sepinya minta ampun. Kamu yang bosan dengan suara “om telolet om” atau klakson bising, yakin deh, hal ginian nggak ada di Jantho. Ini kota aman sentosa bahagia jalan rayanya. Minim mobil, tidak ada angkutan dalam kota, tidak ada truck lewat, terlebih odong-odong. Bagi kamu yang mulai bosan dengan kemacetan, tidak salahnya berliburan ke Jantho. Menikmati jalan sepi sambil guling-guling.
- Jantho Tempat Terbaik Merenungkan Hidup
Tuntutan hidup semakin banyak, terkadang membuatmu semakin depresi. Tidak salah sesekali menarik diri dari hiruk pikuk dunia yang semakin amburadul ini. Salah satunya dengan menenangkan diri. Kota Jantho bisa jadi pilihan tepat untuk mengobati frustasi hidupmu. Di sini, kamu seakan ditarik ke dunia berbeda. Tidak ada tuntutan hidup berarti. Kamu mungkin tidak akan sibuk bertikai di twitter atau media sosial, tidak ada saling beradu gaya-gayaan layaknya hidup di ibu kota. Sebab di Jantho segala hal terlihat sangat sederhana. Di sini tidak ada mall, tidak ada bioskop, tidak ada tempat nongkrong cabe-cabean, atau hal-hal menjemukan lainnya. Di Jantho kamu akan belajar ketenangan hingga memperpanjang nafas kehidupan.
- Menikmati Liburan dengan Cara Berbeda
Bosan dengan liburan yang selalu leyeh-leyeh di depan pantai? Atau objek-objek mainstream lainnya? Coba sesekali merasakan liburan dengan gaya berbeda. Di Jantho, laut adalah keniscayaan sebab jaraknya jauh sekali. Harus melewati kota dan kabupaten tetangga. Air terjun dan sungai memang ada, tetapi letaknya lumayan pelosok. Kota ini hanya barisan bukit-bukit yang cocok untuk dijadikan jalur trecking. Jika kamu pecinta alam dan hobi bermalam di dalam tenda, Jantho bisa jadi alternatif untuk kamu lakukan itu. Terlebih, menatap langit malam di atas hamparan bukit adalah keseruan tersendiri. Sebab kamu dapat melihat langit lebih luas tanpa penghalang.
- Dinginnya Air Terjun Peucari Bikin Menggigil
Selain kamu bisa melakukan trecking di dalam Kota Jantho, kamu bisa juga merasakan sensasi air terjun Peucari. Letaknya lumayan ekstrem sebab berada di balik lebatnya pepohonan hutan Jantho. Bukan hanya melewati sepinya kota Jantho, kamu juga harus melewati arus sungai dan berjalan sekitar 2 jam untuk mencapai air terjun ini. Namun, segala kelelahan ini terbayar sebab dinginnya air terjun Peucari mampu menghapus segala keletihan kamu.
- Kota Mati ini Nggak Bikin Kamu Mati, kok!
Jantho kerap dijuluki kota mati. Mungkin karena sepi dan minimnya warga beraktifitas di sini. Namun, nyatanya setelah 57 tahun kota ini berdiri, aktifitas harian masih tetap berdenyut hingga kini. Perkantoran tetap beraktifitas, sekolah tetap berjalan, walau tidak terlalu sibuk dibandingkan kota-kota lainnya. Kesepian ini tidak lantas membuat kamu merutuk jika ke Jantho. Kamu cukup ubah mindset jika ini adalah keunikan Jantho yang belum tentu ditemui di kota-kota lainnya di Indonesia. Mengubah mindset membuat kamu menyadari jika ada banyak hal di dalam hidup ini, di luar kebiasaan yang kerap kamu lewati. Dengan mengubah mindset membuat kamu memahami, kesepian Jantho adalah cara Tuhan mengirimkan ketenangan.
Dengan segala hal menarik ini, yakin kamu tidak akan mati gaya di sini.
Sudah siap ke Jantho??
Yuk!
'Tujuh Cara Agar Tidak Mati di Kota Jantho, Aceh Besar' have 12 comments
January 21, 2025 @ 7:59 pm Satria Jaya
Sangat sangat setuju, saya salah satu pegawai di kota jantho namum tinggal dikota berhubung rumah orang tua… namun dibalik itu semua saya sangat suka kota jantho, benar sekali seperti anda tulis…jika kita menikmati suasana kota jantho sungguh luar biasa…
Pernah kami antar tamu dari kementerian untuk kunjungan ke Dinas, semuanya mengatakan sungguh indah dan sangat menarik untuk tempat menghilang kan rasa penat dan letih kerja…
January 22, 2025 @ 8:13 pm Ferhat Muchtar
Wah, menarik… nggak salah sesekali event nasional digelar di Jantho
January 22, 2025 @ 3:35 am Rahmat Mirza Saputra
Untuk poin no 3 sebaiknya dikoreksi ulang. Krn meskipun sepi, bkn berarti tak ada kasus kecelakaan dan bkn berarti tdk waspada.
January 22, 2025 @ 8:14 pm Ferhat Muchtar
Di mana2 pasti ada kasus kecelakaan, tp saya yakin jumlahnya sedikit di Jantho
January 22, 2025 @ 5:49 pm Aidil
Wahhh ternyata tanah tempat aku dibesarkan mempunyai daya tarik yg luar biasa, yg slama ini tidak terpikirkan. Nice story bro..
Lov you kota jantho ku ?
January 23, 2025 @ 11:52 am Ferhat Muchtar
Sama-sama…
Hidup Jantho!!!
January 22, 2025 @ 9:28 pm Noor
Satu kata : keren
Satu kata lagi : thanks yaaa
January 23, 2025 @ 11:54 am Ferhat Muchtar
Sama-sama..
Biar pun sepi, Jantho tetap di hati..
January 23, 2025 @ 1:33 pm Zikril hakim
Saya di jantho sejak 1986, ga pernah pergi lihat air terjun peucari.. Paling main di sungai teureubeh saja.. Klo mau ke air terjun itu lewat jalan mana ya…
January 24, 2025 @ 10:22 am Ferhat Muchtar
bisa baca disini http://helloacehku.com/sudah-tahu-ada-air-terjun-eksotis-di-pedalaman-aceh-besar/
January 23, 2025 @ 10:07 pm Ikhsan
Saya di jantho sejak tahun 1994 sampai dengan sekarang, belum ada rasa mengeluh, dan bimbang, hidup di jantho sangat saya nikmati dengan keluarga kecil saya ,harga mati diri saya apa bila orang mengatakan jantho tempat jiem boh aneuk, jantho kota hantu,dll ,
June 2, 2024 @ 3:05 am peby
Aaa my Jantho.. udah 17 tahun enggak kesanaa.. seneng banged waku aq tau ada tulisan ini.. good job bro.. aq stuju banged sama tulisan kamu, dari dulu aq emg ngerasa Jantho is the perfect place to calm our mind, relax our body, and having a good rest setelah penat dg hiruk pikuk dunia kerja. Seolah jantho bisa menyembunyikanku sejenak dari kepenatan dunia hihi (i like to be left alone by the way..)
Skali lagi saluut sama kamu yg udah nulis ulasan bagus ini ttg jantho, i hope i can one day back there again, a place where my childhood memories was lying there..