Pernah melintasi jalan Banda Aceh – Darussalam? Bagi warga Rukoh, Darussalam, Tungkop dan sekitarnya, jembatan ini “segalanya”. Karena Jembatan Lamnyong satu-satunya jalur transportasi yang menghubungkan mereka dengan Kota Banda Aceh. Andai saja tanpa Jembatan Lamnyong, maka Darussalam dan Banda Aceh menjadi dua darat yang terpisah. Butuh perahu, rakit atau semacamnya untuk menyebrang. Selain itu, saya rasa Lamnyong layak menjadi salah satu tujuan Wisata Kota Banda Aceh.
Darussalam adalah kota mahasiswa. Jika dibandingkan antara penduduk setempat dengan pendatang (pelajar dan mahasiswa) barangkali mencapai nilai yang signifikan; 30:70. Mahasiswa mendominasi tempat ini. Pagi hingga sore lintasan jalan Darussalam selalu disesaki oleh mereka. Jembatan Lamnyong satu-satunya penghubung yang mudah dijangkau.
Tak heran, sering terjadi kemacetan di jembatan ini, hingga dilakukan perluasan sepanjang 300 meret, lebar 8 meter mulai penghujung 2015 yang nyaris rampung, sekarang.
Wajah baru Jembatan Lamnyong membuatnya kian cantik, semakin manis. Kata orang, Jembatan Lamnyong adalah titian manja mahasiswa di Aceh. Cocok menjadi salah satu tujuan Wisata Kota Banda Aceh. Bagaimana tidak? Begitu banyak spot keindahan yang dapat dinikmati oleh mahasiswa, di sini. Kesan pribadi, dulu waktu kuliah, saat melewati jembatan ini, saya sugestikan bahwa kepenatan di kampus sudah saya tumpahkan ke Krueng Lamnyong hingga dibawa arus, ke laut. Selepas dari jembatan, saya seakan tanpa beban, tenang. Saya rasa ini juga terjadi pada generasi sekarang.
Dari Jembatan Lamnyong, arah ke Krueng Cut, pandangan kita dihadang dengan satu jembatan lainnya sebelum menjumpai laut lepas, yakni Jembatan Krueng Cut. Sedangkan sisi seberang mengarah ke Cot Iri, dengan pemandangan yang nyaris sama. Pepohonan pinus yang ditanam berjejar di sepanjang jalan tepian sungai itupun terlihat begitu rapi. Sepoi-sepoi angin membuat daunnya bergoyang, pemandangan ini sangat indah. Apalagi di sore hari.
Menyaksikan deras arus di bawah jembatan ini pun menjadi kenikmatan tersendiri. Sesekali dapat kita lihat ubur-ubur yang muncul kepermukaan. Jumlahnya sangat banyak. Putih bulat bagai bola lampu di dalam air. Sesekali mengembang, lalu mengempis. Ditambah lagi keberadaan bebepara orang yang sengaja datang untuk memancing. Ada yang memakai perahu, ada pula yang hanya menunggui tepian. Gumpalan awan mengarak di langit juga terpantul sempurna dalam air, bila kondisi cuaca sedang tidak hujan.
Selain itu, sisi tepian jembatan dipagari dengan teralis hollow yang dicat putih dominan. Dengan tiang-tiang pengerat pada tiap dua meter ke depan. Serta tiang-tiang lampu jalan yang designnya memenuhi estetika arsitektur yang cukup baik.
Meskipun belum begitu rampung, namun telah terlihat nuansa eksotisnya. Saya membayangkan malam hari berada di sini, dipayungi lampu jalan yang terang, memandang langit dan bias cayaha rembulan dalam air sungai, betapa indahnya.
Setelah perluasan, jembatan ini semakin leluasa bagi pengguna. Beberapa kali saya melintasi jalan ini, rasanya semakin nyaman. Dua jalur yang membentang disekat oleh trotoar. Tersedia juga lampu pada taman yang ditanami berbagai macam bunga di badan tengah jalan tersebut, sebagaimana jembatan pada umumnya. Memang masih tahap awal, sehingga belum begitu rindang. Saya yakin ini akan menjadi pemandangan yang sangat memesona, dua atau tiga bulan ke depan Lamnyong akan viral sebagai salah satu tujuan Wisata Kota Banda Aceh.
Sisi menarik lainnya, yang tak saya sangka ialah keberadaan fly over pada ujung jembatan ini, arah ke Darussalam. Saya tidak menduga akan seapik ini. Underpass di bawah fly over ini menghubungkan antara Limpok dengan Rukoh. Di sisi sebelah kanan jalan Limpok - Rukoh dibuat sebuah taman, cocok sekali untuk tongkrongan mahasiswa, salah satu tempat Wisata Kota Banda Aceh. Ya, sekarang memang belum selesai sepenuhnya.
Jembatan Lamnyong bukan sekedar Jembatan biasa. Bahkan, sebelum seluas ini, banyak sekali kegiatan positif yang diadakan di kawasan Jembatan ini. Kerap ada perlombaan Motocross, pada sirkuit yang dibuat di tepian sungai Lamnyong. Tersedia pula tempat berlatih olahraga panahan.
Banyak pemanah Aceh yang datang ke tempat ini, terutama hari libur. Lomba mendayung juga pernah diadakan di sini. Intinya, dengan wajah baru, tentunya Jembatan Lamnyong layak menjadi alternative tempat Wisata Kota Banda Aceh.
'Wajah Baru Jembatan Lamnyong - Darussalam, Objek Wisata Kota Banda Aceh' have no comments
Be the first to comment this post!