Kenali Aceh: Daerah dan Dara Istimewanya

Membahas tentang Aceh tak akan ada habisnya. Aceh unggul dalam banyak hal; segi patriotisme, adat budaya, nilai-nilai keagamaan. Ibarat kata; Aceh adalah sebuah provinsi serasa negara. Betapa tidak, ada banyak sekali kelebihan yang dimilikinya. Mulai dari Qanun; perundang-undangan yang mengikuti syari’at islam (meski belum totalitas). Adanya institusi khusus untuk memantau pelaksanaan peraturan syariat (Wilayatul Hisbah). Saat di wilayah lain diberlakukan lokalisasi prostitusi, di Aceh malah dikenakan hukum cambuk bagi yang berkhalwat (bersunyi-sunyi dua orang yang berlainan jenis tanpa ikatan nikah). Saat di kota lain dilegalkan penjualan minuman keras, di Aceh, pemabuk malah akan dihukum keras.

Hal yang lebih menarik lainnya adalah kewajiban mengenakan kerudung dan menutup aurat untuk perempuan. Ini tidak serta merta karena terikat aturan, bahkan sebelum diberlakukan undang-undang sekalipun, Dara Aceh telah memiliki kesadaran berkerudung, meski tidak secara keseluruhan. Kini, ketika para polisi wanita di luar Aceh meminta kebijakan agar dapat mengenakan jilbab, justru timbul pernyataan “Bila mau berjilbab, ke Aceh saja!” Nah, ini tentunya sepotong kalimat yang tersirat penghargaan bagi Aceh. Inilah yang saya maksud daerah Aceh memang istimewa.

Baru-baru ini Banda Aceh juga meraih predikat gold sebagai kota terbaik pada Indonesia Attractiveness Award (IAA) 2015. Penghargaan diterima oleh Wali kota Banda Aceh yang kerap disapa Bunda (Hj. Illiza Sa’aduddin Jamal)

Aceh memiliki sejuta pesona, keindahan darat dan laun yang tersaji oleh alam. Tidak hanya itu, bahkan banyak sekali tempat wisata berupa bangunan yang dapat dikunjungi di sini. Diantaranya; Mesjid Raya Baiturrahman yang pernah menjadi salah satu dari tujuh keajaiban dunia. Mesjid Baiturrahim di Ulee Lheu, Ada Museum Tsunami. Ada Kapal Apung yang terhempas ke darat sejauh 5 kilometer sebab gelombang yang menerpanya. Banyak sekali lainnya. Betapa pun kita tuliskan sebuah keindahan. Anda hanya akan benar-benar menikmatinya bila sudah bertandang ke Aceh.

Demikianlah Aceh, tidak hanya daerahnya, pula gadisnya juga memesona. Cantik dan beragam kecantikannya. Jika hari ini ditanya tentang manakah Dara Aceh asli, mungkin sulit untuk menunjuk. Bahkan mengidentifikasinya pun rumit, sebab dahulunya bangsa Aceh merupakan percampuran dengan banyak bangsa. Bahkan kata A-c-e-h itu sendiri kerap dikaitkan dengan bangsa yang telang menyatukan diri, yaitu itu Arab, Cina, Eropa dan Hindia. Maka jangan heran kalau ke Lamno – Kabupaten Jaya, anda akan menemukan gadis bermata biru sebagaimana lazimnya perempuan Eropa.

Sementara jika ke Kabupaten Pidie, di sana banyak gadis berhidung mancung dan kulit eksotis, sebagaimana layaknya gadis dari India. Sedangkan jika ke wilayah Takengon - Kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah, Kuta Cane dan Subulussalam, maka perempuan-perempuan di sana berkulit putih, pipi mekar bermata sipit seperti gadis Cina.

Dara Aceh dikenal setia. Nyaris tidak pernah ada istri yang menzalimi suaminya hanya karena keterbatasan finansial. Tidak pernah ada kejiadian ibu membunuh anaknya sendiri sebagaimana yang pernah kita dengar kabar dari media, kejadian di kota-kota besar lainnya.

Umumnya, perempuan Aceh juga memiliki ketaatan kepada suami dan kepedulian yang tinggi terhadap keluarga. Sehebat apapun perempuan berkiprah di luar, namun di rumah dia adalah makmum bagi imamnya (read: suami). Bahkan banyak yang pada akhirnya memutuskan meninggalkan karir di luar semata-mata ingin fokus mengurus keluarga.

Bukan berarti ini menunjukkan ketidaksetaraan antara laki-laki dan perempuan. Namun lebih kepada esensi keimanan dan wujud cintanya. Pemahaman yang baik terhadap nilai-nilai agama. Nilai sosial kemanusiaan yang tinggi pada bangsa Aceh telah teruji waktu, terbukti. Sebagaimana kejadian baru-baru ini. Ketika muslim Rohingnya yang terkatung-katung di laut dan ditolak oleh negara manapun, nelayan Aceh justru dengan kesadaran penuh, mengayuh perahu untuk menjemput mereka. Membawa ke daratan Aceh.

Dara Aceh juga berbakti kepada orang tua, rajin mengaji dan tidak tinggi gengsi. Lihatlah betapa sekelompok Dara ini tengah membantu mencabut benih padi untuk ditanami. Mereka melakukannya dengan penuh suka cita. Ada tradisi unik di Aceh. Sawah ini milik guru ngajinya. Sudah menjadi budaya yang mengakar, bila musim tanam, semua santri turun membantu menanami lahan sawah guru ngajinya. Bahkan hingga kini budaya tersebut masih diindahkan. Pemandangan semacam ini tentunya bukan di kota besar, melainkan di pedesaan Aceh. Ini saya ambil gambar di daerah Blang Bintang – Kab. Aceh Besar.

Dari sekian banyak keutamaan Dara Aceh yang telah saya sebutkan, tentu saja ini bukan nilai mutlak. Tidak bisa dipungkiri bila ada satu dua yang tidak sesuai dengan yang telah diurai diatas. Barangkali ada juga yang etikanya kurang, pemahaman agamanya pas-pasan, namun kelompok kecil tentu saja tidak bisa menutupi kelompok besar yang lebih dominan. Bisa dikatakan, Dara Aceh yang memiliki kualitas diatas rata-rata. Sila bertandang ke Aceh. Anda akan disambut ramah. Sebagaimana disebutkan dalam semboyan ”Peumulia Jame Adat Geutanyo

(Visited 549 times, 1 visits today)


About

Muslimah. Jama'ah di Forum Lingkar Pena dan Gaminong Blogger. Gemar membaca dan menulis, berkicau di @ainiazizbm, share gambar di IG @ainiazizbeumeutuwah, dan menoreh jejak hidup di tasbihaini.blogspot.com.


'Kenali Aceh: Daerah dan Dara Istimewanya' have 17 comments

  1. June 16, 2024 @ 5:50 pm Bai Ruindra

    Tariannya saya suka, seandainya bisa dilampirkan video ya :)

    Reply

    • June 24, 2024 @ 1:44 pm Nuraini

      Next time kita tulis tentang tariannya yak, Bang1! 😉

      Reply

  2. June 16, 2024 @ 7:56 pm Nurhasanah

    Selamat untuk postingan pertamanya Kak Aini. Bangga kami menjadi orang Aceh. ^^

    Reply

    • June 24, 2024 @ 1:46 pm Nuraini

      Kakak juga bangga bisa kenal Sanah… :*

      Reply

  3. June 16, 2024 @ 10:28 pm Rahmat Aulia

    cukop ceudah2 dara dayah…..

    Reply

    • June 24, 2024 @ 1:47 pm Nuraini

      Aseuli, Dek Mat. Jeut tung keu peureumoh ju. 😀

      Reply

  4. June 24, 2024 @ 3:34 pm Azmi

    Tapi mahal mas kawinnya

    Reply

    • July 4, 2024 @ 9:27 am Nuraini

      Yang high quality lazim harganya tinggi, Mas! 😉

      Reply

  5. June 25, 2024 @ 10:03 am hilwa salsabila

    Waaaa.. kerennn, ka ai 😉 makin sayang sama tanoh lon sayang {}

    Reply

    • July 4, 2024 @ 9:28 am Nuraini

      Alhamdulillah.. Kakak juga semakin sayang sama Hilwa. *hug 😉

      Reply

  6. June 25, 2024 @ 1:39 pm Dora Asra

    suka baca artikelnya :)

    Reply

    • July 4, 2024 @ 9:29 am Nuraini

      Alhamdulillah.. Terima kasih sudah mampir, Kak Dora. Kapan-kapan jumpa kita, yak! Pengen kenal langsung sama kakak Dora yang kece ini. hihihi :)

      Reply

  7. June 26, 2024 @ 2:05 am khairiah

    Oh, itu tuh toh rahasianya :)

    Reply

    • July 4, 2024 @ 9:30 am Nuraini

      Hahahhaaa.. Tidak ada rahasia diantara kita, Kakak! Jangan percaya gosip :)

      Reply

  8. June 30, 2024 @ 8:21 pm Hendri Julian Ibrahim

    keren tulisannya ya. Apalagi bagian “Dara Aceh dikenal setia”…he..he

    Reply

    • July 4, 2024 @ 9:31 am Nuraini

      Wah, dikomentari sama Syeh Ganteng. Luar biasa! *semacam heboh 😀
      Thanks ya, Syeh!

      Reply

  9. July 3, 2024 @ 11:37 pm depz

    menarik juga ya :)

    Reply


Would you like to share your thoughts?

Your email address will not be published.

©2015 HelloAcehku.com a Part of Ezytravel.co.id