Menjadi seorang traveler, sebenarnya tidak jauh beda dengan membuka toko. Sebagian besar kita adalah toko serba ada, kita traveler yang memilih comot sana-sini. Semua wisata dijalani. Dari wisata alam, wisata budaya, wisata kuliner, bahkan wisata pop yang fokusnya adalah wisata ke tempat-tempat yang memiliki nilai entertaiment, misalnya ke pulau di Korea Selatan yang jadi tempat syuting sinetron Winter Sonata, atau bela-belain ke London untuk mencari dan berfoto di atap tempat Alizeh dan Ayan duduk santai.
Beberapa teman lain memilih jadi toko khusus. Mereka traveler dengan tema khusus. Ada kakak kece yang dikenal sebagai Tukang Kuburan, bagi saya kak Olyvia ini adalah Tomb Rider yang lebih kece dari pada Angelina Jolie. Ada yang fokus utamanya wisata kuliner. Yang lainnya wisata ekstrim. Ada juga yang jadi Traveler dengan satu misi utama, menemukan gua keren dimanapun bumi dipijak dan langit dijunjung. Kalau jalan-jalan, kata kunci utamanya semisal ini, Wisata Gua di Aceh Tengah.
Nah, Ezytraveler. Kalau kamu kebetulan mereka yang menjadikan Wisata Gua alias Wisata Caving sebagai cinta keempat, setelah Tuhan, Rasul, dan Keluarga, bisa jadi kamu perlu mencoba Wisata Gua di Aceh Tengah, terutama salah satu gua paling legendaris. Loyang Koro.
Berkunjung ke ibukota Aceh Tengah, Takengon, Ezytraveler minimal bisa menemukan tiga gua yang letaknya tak jauh dari kota Takengon. Kalau dalam cerita-cerita silat, durasi jarak tempuhnya hanya sepeminuman teh. Kira-kira dalam rentang 10 menit sampai 30 menit. Dan ketiganya termasuk dalam daftar Wisata Gua di Aceh Tengah. Gua Mendale, atau Loyang Mendale, Putri Pukes, dan Loyang Koro.
Mendale adalah situs museum sejarah terbuka. Tempat dimana ditemukan fosil dan bukti kehidupan dari masa lalu. Sedangkan Putri Pukes adalah sebuah gua dengan kisah seorang putri yang menjadi batu di dalamnya. Keduanya terletak tepat di tepi jalan raya. Tapi nama yang paling dikenal saat membicarakan Wisata Gua di Aceh Tengah adalah Loyang Koro. Gua ini memiliki legenda unik dan sajian pemandangan yang menawan.
Dalam bahasa Gayo, suku mayoritas yang mendiami Dataran Tinggi Gayo ini, Loyang berarti Gua. Sedangkan Koro adalah Kerbau. Dan nama itu terkait legenda yang melekat dengan gua yang terletak disebuah lembah, tepat di tepian danau Lut Tawar.
Ada beberapa versi yang dikaitkan dengan legenda Loyang Koro, namun yang paling diyakini adalah kisah yang menyebutkan bahwa gua terkenal dalam Wisata Gua di Aceh Tengah ini adalah kisah jalan penghubung antara Loyang Koro di kaki gunung Birah Panyang dengan Loyang Aming di Isak. Keduanya berjarak sekitar 35 km.
Satu masa di masa lalu, terdapat terowongan bawah tanah, yang digunakan oleh penduduk untuk membawa kerbau, dari Isak ke Takengen ataupun sebaliknya. Namun satu ketika terjadi kericuhan antara para pejalan yang menggunakan terowongan itu, dari kedua arah tak ada yang mau mengalah, hingga akhirnya mengakibatkan runtuhnya dinding gua dan memutus terowongan itu.
Seorang teman, penjelajah lokal, menceritakan bahwa ia masih meyakini legenda itu sebagai hal yang benar. Alasannya sangat sederhana, ia pernah melihat sendiri asap yang bergerak dengan pola yang menunjukkan adanya aliran udara yang ‘menembus’ gua itu. Bisa jadi runtuhan itu hanya menyekat sebagian kecil.
Teori sederhana namun masuk akal. Saya sendiri termasuk yang meyakini bahwa Atlantis itu ada, dan sebagian dari para dewa di masa lalu seperti dewa-dewa olympian bukan tak mungkin adalah bukti bahwa dimasa lalu ada peradaban yang jauh lebih maju daripada kita saat ini.
Menuju Loyang Koro tidaklah terlalu sulit. Dari pusat kota ambillah jalan ke kanan, yang akan membawa kita ke jembatan besi di atas sungai Peusangan. Setelah jembatan ada persimpangan. Jalan yang lurus mendaki ke kanan akan membawa kita melingkari Bur Gayo, gunung dengan tulisan Gayo Highland di puncaknya. Jalan yang ke kiri akan membawa kita menyusuri tepian danau, melintas di depan Hotel Renggali yang terkenal. Kedua jalan ini akan bertemu di wilayah One-One. Jadi jalan manapun yang akan dipilih, hasilnya sama, hanya waktu tempuh yang berbeda. Ikuti saja jalan, hingga menemukan satu gerbang kecil bertuliskan ‘Selamat Datang ke Gua Loyang Koro’. Kita sampai.
Dari gerbang itu terdapat jalan setapak yang menurun, dengan pemandangan yang sangat asri. Pohon-pohon tumbuh di satu sisi lereng, membentuk kanopi yang meneduhi jalan setapak. Pada musim berbunga, hamparan bunga muncul dimana-mana, termasuk Sakura Gayo yang unik. Jalan setapak itu akan membawa kita tepat ke depan Loyang Koro. Dengan hanya IDR.5000, kita dengan ditemani pemandu bisa menyusuri sampai sekitar 100 meter ke dalam gua. Mengunjungi objek Wisata Gua di Aceh Tengah ini, Ezytraveler juga bisa menikmati menjelajahi danau dengan menyewa boat, atau memancing di tepian danau.
Jadi seperti biasa, pertanyaannya adalah, kapan nih mau liburan ke Takengon.
'Loyang Koro, Legenda Wisata Gua di Aceh Tengah' have no comments
Be the first to comment this post!