Ramadhan tiba, dan rindu pun terbit. Ya rindu. Ramadhan bukan hanya berarti kesempatan untuk menata kembali keimanan, menempa diri menjadi seorang muslim yang lebih baik, ibadah paling mesra antara hamba dan penciptanya. Ramadhan bagi para perantau seperti saya, juga berarti kerinduan. Rindu Kanji Kuliner Khas Ramadhan di Aceh.
Makanan yang berbahan utama beras ini, dan pada dasarnya adalah bubur Nasi, bagi banyak orang Aceh adalah makanan yang bermakna istimewa. Kenyataan bahwa bubur Kanji Kuliner Khas Ramadhan di Aceh bukan hanya dimaknai sebatas itu. Hidangan khas yang memang selalu muncul di bulan Ramadhan — dibulan lain juga ada, tapi jarang — juga memiliki nilai emosional yang tinggi.
Menyantap Kanji pada masanya dulu selalu berupa saat ketika berbuka puasa dalam keriuhan gelak tawa dan obrolan sanak saudara. Entah itu duduk bersama mengelilingi meja makan, atau duduk santai melantai melingkar di rumah keluarga besar di kampung, bersama kerabat dan orang tua, yang terkadang bisa terdiri dari empat generasi berbeda.
Kanji Kuliner Khas Ramadhan di Aceh ini seperti yang saya tuliskan sebelumnya, makanan yang pada dasarnya adalah bubur nasi. Bahan-bahannya sederhana, bukan bahan yang sulit didapat di Indonesia. Tapi kalau di luar negeri, nah itu tergantung di negeri mana kamu berada. Bisa sulit, bisa juga mudah. Sekedar tips, kalau kamu bukan sedang berada di Indonesia, silaakan mencari bahan-bahannya di Pecinan atau Toko Rempah-rempah India (Pakistan juga boleh).
Bahan Kanji Kuliner Khas Ramadhan di Aceh ini adalah Beras, Udang atau Ayam, Bawang Merah, Bawang Putih, Jahe, Cengkeh, Kayu Manis, Jintan dan Jintan Putih, daun Salam Koja (kalau orang Aceh menyebutnya Teumurui), Pandan, Garam, Lada dan Santan.
Cara membuatnya tidak rumit, tapi butuh ketelatenan. Mula-mula panaskan minyak, lalu tumis bawang merah dan bawang putih. Jangan percaya mitos atau kisah legenda bahwa bawang merah itu jahat dan suka menjahati bawang putih. Tambahkan jahe, tumis sampai bawang merah, bawang putih dan jahe itu harum.
Setelah ketiga bahan itu layu dan harum dan mulai berwarna kecoklatan, tambahkan kayu manis, cengkeh, daun Teumurui, pandan, bubuk lada, dan jintan. Ketika daun-daunan itu mulai layu, masukkan udang atau ayam. Tumis sampai mulai berubah warna. Saya lebih menganjurkan menggunakan udang, aroma dan rasanya lebih khas. Kemudian masukkan beras, aduk sebentar, lalu tambahkan air. Masak sampai air berkurang dan nasi melembut menjadi bubur, lalu tambahkan santan. Masak sampai medidik dengan baik, kemudian tambahkan garam.
Tidak sulit kan? Sangat sederhana memang, tapi kenyataannya, ketelatenan dalam membuat Kanji Kuliner Khas Ramadhan di Aceh ini memang tidak dimiliki oleh semua orang. Banyak yang tidak sabar dalam menjalani proses pembuatannya.
Di beberapa tempat ‘perantauan’, keberadaan Kanji Kuliner Khas Ramadhan di Aceh ini menjadi perekat antara orang-orang Aceh yang merantau. Entah itu sebagai pelajar atau pencari nafkah.
Di Takengon, Kanji Kuliner Khas Ramadhan di Aceh ini juga hadir selama bulan Ramadhan. Sudah menjadi tradisi di Masjid KMAP, masjid yang terletak di wilayah pasar inpres Takengon ini memang milik Komunitas Masyarakat Aceh Pesisir (KMAP). Meskipun jauh dari pesisir dan merantau di wilayah pegunungan Gayo, selama bulan Ramadhan, masyarakat Aceh yang merantau menemukan sedikit obat pengurang rindu, dengan kehadiran Kanji Kuliner Khas Ramadhan di Aceh yang disajikan di masjid ini.
Setiap menjelang berbuka, maupun selepas shalat tarawih, para perantau dari suku Aceh meluangkan waktu untuk mengambil semangkuk kecil Kanji, yang dimasak oleh pengurus masjid. Dalam piring kecil yang menguarkan wangi dan kehangatan itu, banyak yang diam-diam menemukan sedikit penawar rindu. Rindu pada kampung halaman, kerinduan yang mengisi hati pada orang tua di kampung, dan tak jarang kerinduan pada mereka yang terkasih.
Dengan berbagai alasan, bubur Kanji Kuliner Khas Ramadhan di Aceh ini memberikan sensasi rasa yang berbeda bagi setiap mereka yang menyantapnya. Tapi yang pasti, di tanah rantau, bubur sederhana ini memeberikan sensasi kerinduan, melebihi yang lainnya.
'Rindu Kanji Kuliner Khas Ramadhan di Aceh' have no comments
Be the first to comment this post!