Ada rasa lega yang tak terkira ketika akhirnya tiket perjalanan pulang-pergi Banda Aceh – Denpasar, Bali berhasil saya beli. Sumpah, ini perjalanan yang termakan nafsu birahi masa remaja. Kala semasih kuliah di Jakarta, pulau dewata adalah impian yang tak terwujud. Berkali-kali mencoba, berkali-kali itu pula gagal.
Tak tega rasanya menelpon orang tua di kampung hanya demi mewujudkan hal yang mungkin terkesan konyol tersebut. Saya terlalu sering mendengar,
“kalau Aceh lebih bagus pantainya dari pada Bali. Untuk apa lagi ke Bali? Apa tidak cukup dengan Aceh?”
Begitulah yang sampai hari ini saya dengar dari beberapa teman yang pernah ke Bali lalu memberikan berbagai tanggapannya kepada saya. Sesekali saya hanya bisa tersenyum. Sesekali saya harus menahan haru didalam dada. Apa saya tak boleh atau tak layak ke Bali? Kalian tidak tahu rasanya betapa sedih hati ini. Ketika sebagian besar orang di dunia ini selalu bertanya “ where is Aceh? Near Bali?” hati ini berdarah-darah dek.. seperti tatkala adek menolak cinta abang hanya karena abang anak seorang penjual gorengan. #lebay.
Ini belum termasuk ketika kamu punya teman dari eropa atau negeri antah berantah diluar sana. Jangankan mengatakan saya berasal dari Aceh, dari indonesia saja dia bingung. “ is that near Bali?” ya Tuhan? Apa saya kurang tampan sehingga tak layak menyandang predikat sebagai salah satu penduduk indonesia?
Antara dendam kesumat, mimpi, dan penasaran. Saya memutuskan membangun kembali rencana perjalanan ke Bali. Kali ini, saya ada teman. Tidak lagi sendirian ketika masa-masa kuliah dulu. Kalau dulu, merencanakan keuangan harus menghitung, berapa hari puasa ketika nanti pulang dari suatu tempat atau perjalanan. Sekarang, saya ada istri. Jadi kami berdua melakukan pelaksanaan sila Pancasila yang ke Empat. Yaitu; “Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Jangan tanya pengertian jelasnya gimana.
Intinya, setelah istri memimpin dengan hikmat penuh bijaksana dan sebuah permusyawaratan mengingat yang akan menjadi korban adalah uang belanja dia. Kami memutuskan untuk nekat ke Bali. Uang tak seberapa. Sesekali uang belanja jadi korban. Terutama susu anak-anak. (makanya jangan bilang jadi blogger enak #eh #curcol)
Tak lama, tiket pergi Banda Aceh – Bali sudah ditangan. Walaupun terpaksa via Malaysia. Mau bilang apa, memang pada kenyataannya Banda Aceh – Bali butuh dana yang lumayan untuk menerbangkan saya, Satu orang istri, dan dua orang anak. Kerja setahun hanya dihabiskan untuk melihat sebuah negeri yang berbanding terbalik dari kebiasaan kami orang Aceh.
Lantas bagaimana dengan tiket pulang? Jujur, saya menggalau. Pusing tujuh keliling. Ini duit pergi ada, tapi duit pulang tak cukup. Kalau tiket pulang dari Denpasar – Sultan Iskandar muda bengkak, salah-salah saya dan keluarga akan ngegembel di Bali.
Hingga akhirnya, secara tak sengaja, kehebohan OmTelolet Om memberikan makna terbaiknya. Bukan hanya sekedar menjadi viral akan tetapi juga Penerbangan Murah!. Percaya atau tidak, salah satu perusahaan Online Travel Agent Ezytravel.co.id yang merupakan anak perusahaan dari PT Dwidaya Tour meluncurkan program Om Telolet Om. Maksa sih memang namanya programnya.
Tapi, ketika kamu akhirnya menemukan Tiket Lion Air Murah dari bandara Ngurah Rai – Sultan Iskandar Muda dengan harga yang cukup murah. Apa kamu masih merasa kalau itu lebay? Pada Program TErbang LOw cost Lewat EzyTravel alias Telolet kali ini, saya berhasil mendapatkan tiket Pulang dari Bali. Dengan harga Rp. 1.200an juta. Dikalikan 4 orang hanya Rp. 5.000.000an Alhamdulillah, tidak jadi ngegembel di Bali.
Sebenarnya,kenapa harus bela-bela ke Pulau dewata? Ini semua karena saya benar-benar penasaran dan ingin belajar banyak mengenai dunia pariwisata di sana. Apa kelebihan dan kekurangannya. Lalu, bagaimana keadaan Aceh bila dibandingkan dengan Bali. Hanya itu? Iya, hanya itu. Tidak lebih. Karena, bagi saya yang lulus kuliah strata 1 selama tujuh tahun, perjalananlah yang mampu memberikan saya ilmu dan pengetahuan baru.
Kamu, bagaimana? Mumpung promosi hanya tinggal beberapa hari lagi. Hanya sampai tanggal 28 Februari 2017 ini saja loh! cek Tiket Lion Air Murahmu di Sini
Berikut ini, syarat dan ketentuan pembelian di program promo Om Telolet Om :
- Harga promo berlaku destinasi lain selain yang dicantumkan di atas,
- Harga tidak berlaku untuk high season,
- Harga yang dicantumkan di atas berlaku selama seat masih tersedia,
- Nama pemesan harus sama dengan yang tertera pada KTP atau pun paspor,
- Pembelian dapat menggunakan semua metode pembayaran,
- Harga dapat berubah sewaktu - waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya,
- Syarat dan ketentuan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya,
- Informasi lebih lanjut dapat menghubungi hotline Ezytravel.co.id di nomor 021-231-6306 (24 jam) atau email kami di [email protected]
'Akhirnya, Jargon Om Telolet Om Membawaku Pulang Dari Bali' have no comments
Be the first to comment this post!