Keping Surga Itu Bernama Dataran Tinggi Gayo

Vote Us

Entah untuk keberapa kalinya, saya bersyukur lahir di Aceh. Provinsi terbarat dari negeri dengan pesona berlimpah, Indonesia. Dan sama dengan sebagian besar mereka yang berlibur ke Aceh, saya masih juga terkagum-kagum dengan berbagai keindahannya. Dari ragam kuliner yang berada dipersimpangan kebudayaan dunia — karena membicarakan kuliner Aceh berarti membicarakan festival rasa yang dipengaruhi warna Arab, China, Eropa, dan Hindustan, serta polesan Asia yang merata — hingga alamnya yang menawan. Dan itu bahkan belum memasukkan sejarah dan nuansa religi nan harmonis, yang mengalir dalam kehidupannya.

Tidak bermaksud menyombongkan diri, kerena semua wilayah di Indonesia sebenarnya memang sesuai dengan slogan wisatanya, wonderful. Tapi bagi saya, Aceh adalah salah satu dari lima daerah di Indonesia yang berada dalam daftar harus dikunjungi. Seluruh wilayah dari provinsi paling barat ini, seperti bagian dari keping-keping surga yang jatuh ke bumi. Bersyukur pada usia 27 tahun dulu, saya sudah berhasil mewujudkan impian berkunjung ke luar negeri serta menjelajahi Indonesia dari barat ke timur. Meskipun bukan contoh yang baik, karena ketika teman-teman kuliah dengan tekun, saat itu saya malah keluyuran. Menikmati gudeg di malioboro, tiduran dengan sleeping bag di pantai Bali dan kena marah ‘petugas hotel’, menjelajah pesona empat gili dan makan sate di lombok, sampai menikamti secangkir kopi di papua dan cuci gelasnya di negara tetangga.

Tapi tetap saja, ketika menjelajah kampung halaman sendiri, saya terkejut-kejut dan terpesona dengan keindahan alamnya. Boleh saja disebut subjektif, karena saya orang Aceh. Hana bantah, tidak ada bantahan. Tapi datang saja, dan silahkan buktikan saya benar J

Dari sekian keping-keping yang diletakkan Tuhan di hamparan tanah ini. Salah satunya adalah wilayah dataran tinggi yang berlimpah pesona. Dataran Tinggi Gayo.

Kala Pinang, Gayo Lues | Source. Instagram | @isti_ynr

Pada tahun 2013, saya memutuskan pindah dan menetap di wilayah pegunungan ini. Tepatnya ke kota Takengon. Dan jatuh cinta dengan pesona alamnya. Saya yang lahir di kota pesisir pantai, dengan panas menyengat, aroma garam lautan, deburan ombak, dan hamparan pantai pasir samudera, serta pohon kelapa yang melambai di tepi pantai. Jatuh cinta pada udara yang sejuk dan terkadang dingin menusuk, lembah yang berselang mengisi lekukan pinggul pegunungan, hutan yang masih hijau lebat dan sebagian belum terjamah manusia, hamparan kebun kopi, serta berkelok sungai dan danau Lut Tawar yang begitu besarnya sampai dianggap sebagai laut.

Danau Lut Tawar dari ketinggian pegunungan | Source. Instagram | @ayokegayo @prashady

Secara administratif, Dataran Tinggi Gayo meliputi tiga kabupaten. Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Gayo Lues. Takengon adalah ibukota Aceh Tengah. Dominan dihuni oleh suku Gayo, tapi wilayah ini sejak lama juga dihuni oleh para pendatang, terutama dari suku Jawa, Padang, Aceh, dan Batak. Dikenal sebagai wilayah penghasil kopi Gayo, salah satu kopi terbaik di dunia, wilayah yang pegunungannya juga memuat lebih dari 60% Taman Nasional Gunung Leuser dan merupakan salah satu paru-paru dunia, Dataran Tinggi Gayo sebenarnya juga merupakan wilayah dengan keindahan wisata alam yang menawan.

Air terjun kolam biru rerebe

Indahnya kolam biru dan Air Terjun Rerebe. Baca di sini

Danau Lut Tawar dari ketinggian Bur Gayo, yang menjadikan tempat ini sebagai salah satu tempat yang sering dijadikan latar foto ketika berkunjung ke Takengon. Baca di sini

Berbagai wisata yang masih alami tersebar di daerah pegunungan ini. Danau Lut Tawar, salah satu dari club danau-danau paling besar di Indonesia. Dikenal sampai ke manca negara. Di tepian danau nan luas ini, beragam jenis pantai air tawar tersedia. Pantai dengan hamparan batu-batu kerikil yang berkilau basah, pantai dengan hamparan pasir pegunungan yang berwarna gelap, atau bahkan pantai yang tepiannya adalah padang rumput. Ada juga hutan nan lebat dan alami yang mendadak membuka ke tepian danau, dengan batu-batu yang menjulang besar. Puncak-puncak pegunungan berselimut hutan yang menghadirkan pesona tersendiri, dari hamparan bunga yang tumbuh liar hingga kelok-kelok sungai, juga ragam air terjun indah. Di beberapa tempat, bangun pagi saja sudah menjadi liburan.

Terbangun di pagi hari nan sejuk, dengan udara pegunungan yang segar dan bersih, aroma kopi racikan kampung yang wangi, dan ketika melongok keluar, hamparan kabut mengelilingi di bawah kita, secara nyata mendeskripsikan sensasi berada di atas awan.

Suasana pagi berkabut di Kampung Kung, Pegasing, Aceh Tengah | Source. Instagram | @dngaco

Kalau ada yang bertanya bagaimana rasanya menduakan cinta, mungkin dengan sok puitis dan romantis saya bisa menjawab. Ini bukan menduakan cinta, karena kamu tak mengambil cinta dari pesisir dan lautan, lalu membagikannya pada pegunungan dan kabut yang menari. Tapi memberikan cinta yang utuh untuk keduanya. Ehm, ini berlaku hanya untu pesona alam. Jangan terapkan dalam rumah tangga, percayalah aturannya beda.

Jadi, kapan mau liburan? Just Go To Gayo.

Gayo Traditional Tamarillo Sambal

Cecah angur, sambal khas Gayo. Seperti sambal terasi, namun menggunakan Terong Belanda (Tamarillo) sebagai pengganti Tomat. Rasanya unik dan khas.

(Visited 75 times, 1 visits today)


About

Full time stay at home father, part time blogger-writer-graphic designer, and sometime traveler wanna be.


'Keping Surga Itu Bernama Dataran Tinggi Gayo' have 1 comment

  1. October 4, 2024 @ 3:25 pm Ibnu Syahri Ramadhan

    Pengen ke Gayoo lagilah @_@

    Reply


Would you like to share your thoughts?

Your email address will not be published.

©2015 HelloAcehku.com a Part of Ezytravel.co.id Protected by Copyscape DMCA Takedown Notice Infringement Search Tool