Kehadiran bulan Ramadan selalu menjadikan penantian bagi setiap umat Islam di muka bumi ini. Pun bagi setiap masyarakat Aceh, menjalani ibadah Ramadan dengan segala aktivitasnya merupakan sebuah kekusyukan tersendiri yang dijalani dengan sukacita, baik dalam melaksanakan Tarawih, Tadarus, Qiyamul Lail dan sebagainya. Biasanya, setiap warga memiliki pilihan mesjid tersendiri yang digunakan untuk menjalankan aktivitas-aktivitas selama bulan Ramadan, salah satunya adalah Mesjid Raya Baiturrahman.
Kurasa tidak ada yang tak mengenal Mesjid Raya Baiturrahman. Ya, mesjid ini adalah landmark Aceh secara keseluruhan. Terletak di jantung Kota Banda Aceh, menjadikan Mesjid Raya Baiturrahman sebagai ikon untuk kota yang dijuluki Serambi Mekkah ini. Siapapun yang pertama sekali menginjakkan kakinya ke Banda Aceh, pasti juga ingin segera menginjakkan kakinya ke Mesjid Raya Baiturrahman.
Mesjid Raya pada Siang Hari
Tak hanya sekedar ikon, segala aktivitas keagamaan yang dirayakan oleh umat Islam di Banda Aceh selalu berpusat di mesjid ini. Bahkan saat Ramadan tiba, banyak masyarakat Banda Aceh yang memilih untuk melaksanakan salat Tarawih pertamanya di mesjid ini. Mesjid Raya Baiturrahman selalu memberikan nuansa kesejukan setiap melangkahkan kaki masuk ke sana. Mungkin inilah kuasa Tuhan. Aku selalu membandingkan panasnya cuaca di luar dengan dinginnya udara yang ada di dalam mesjid, dan perbedaan di antara keduanya terlihat begitu kentara.
Selain memiliki gaya arsitektur ekletik yang luar biasa, mesjid yang dibangun pada masa Sultan Iskandar Muda ini memiliki nilai religius yang lebih tinggi dari sekedar apa yang dilihat. Mesjid ini mempunyai luas 4.760 m2 berlantai marmer buatan Italia dengan ukuran 60 x 120 cm dan dapat menampung 9.000 jamaah. Inilah penyebab lantai mesjid ini selalu menjadi dingin dan menjadikan banyak masyarakat yang betah berlama-lama di dalam mesjid dan tidur sejenak di lantai mesjid.
.jpg)
Anterior klasik Mesjid Raya Baiturrahman dengan berlantaikan marmer yang begitu dingin
Saya sangat menyukai nuansa yang ada di mesjid ini. Semua manusia berkumpul, saling menunduk dengan kerendahan hati yang sebenar-benarnya. Layaknya sebuah rumah sebagai tempat berlindung, mesjid ini benar-benar dapat mewujudkan fungsi sebagaimana mestinya. Di sisi kanan tampak seorang ibu sedang mengaji dan seorang ibu lainnya sedang menjalankan salat fardhunya. Di depanku, seorang bapak terlihat begitu kusyuk dalam zikirnya dan tampak di seberang sana sekelompok pegawai sedang berdiskusi dengan khidmat sambil melepas penat. Di sisi lain seorang pria paruh baya sedang bersandar pada salah satu tiang mesjid, merenung dalam. Bahkan ada yang tertidur karena lelahnya. Kesemua fenomena ini tidak hanya dapat kamu saksikan di saat bulan Ramadan, namun juga dapat kamu lihat setiap harinya di Mesjid Raya Baiturrahman.
.jpg)
Beberapa aktivitas di dalam Mesjid Baiturrahman
Jika hari libur tiba, Baiturrahman semakin ramai dikunjungi oleh masyarakat yang berasal dari luar Banda Aceh. Apalagi di bulan Ramadan, pengunjung pun semakin bertambah seiring dengan meningkatnya jumlah masyarakat yang berbelanja kebutuhan puasa dan lebaran di Pasar Aceh. Letak Baiturrahman yang berdekatan dengan Pasar Aceh (pasar rakyat terbesar di Aceh), menjadikan Baiturrahman sebagai tempat persinggahan yang tepat bagi masyarakat untuk berteduh, melepas penat, hingga sebagai tempat untuk melaksanakan kewajiban salat lima waktu setelah seharian mereka lelah berbelanja di Pasar Aceh. Biasanya akan banyak pengunjung yang juga beristirahat hingga memenuhi halaman mesjid ini. Namun sejak rekontruksi halaman Mesjid Raya Baiturrahman dilakukan enam bulan yang lalu, halaman mesjid ini pun ditutup sementara untuk para pengunjung.

Melepas penat di pelataran mesjid
.jpg)
Masyarakat beristirahat di halaman mesjid, sebelum halaman ini direkontruksi
Menjelang sore hari, kamu akan menemukan anak-anak yang berlarian di dalam mesjid. Setelah melaksanakan salat Ashar berjamaah, suara anak-anak tadi berubah menjadi suara pengajian yang ramai dan meneduhkan hati. Ada banyak anak-anak berusia 5-12 tahun yang belajar mengaji di sini. Beberapa pria dan wanita paruh baya mengajarkan anak-anak itu dengan sabar. Kegiatan mengaji seperti ini sudah menjadi sebuah rutinitas yang dijalankan di Mesjid Raya Baiturrahman bahkan sebelum bulan puasa tiba.

Aktivitas anak-anak di Mesjid Raya Baiturrahman setiap sore
Pun di malam hari, menjadi puncak kegiatan beribadah para masyarakat di Mesjid Raya Baiturrahman. Suasana Tarawih begitu ramai, hingga tak jarang kita melihat pemandangan jamaah yang memenuhi halaman mesjid. Ada yang kemudian melanjutkan tilawah Alquran-nya, namun ada pula yang melanjutkan kegiatan i’tikafnya hingga larut malam. Bahkan sampai subuh pun tiba, Mesjid Raya masih dipenuhi oleh masyarakat yang melaksanakan salat Subuh berjamaah.

Suasana Tarawih di Mesjid Raya Baiturrahman. Photo by [Serambi Indonesia]
Begitulah, bagaimanapun Mesjid Raya Baiturrahman akan selalu memberikan kesan terbaik di hati masyarakat Aceh, baik di bulan yang penuh berkah ini ataupun di bulan-bulan lainnya. Bahkan sejak dahulu, saat ini ataupun nanti.
'Merindukan Ramadan di Baiturrahman' have no comments
Be the first to comment this post!