Kalau ditanya apa yang menarik dari Aceh Besar, rasanya butuh waktu berjam-jam untuk dijabarkan satu per satu. Butuh ratusan lembar kertas untuk kita tulis bagian per bagian. Semua sudut dari Aceh Besar ini memiliki daya tarik sendiri yang khas. Pesona yang memikat hati. Betapa tidak, dari darat hingga laut, siapa pun yang menjejakinya maka hati akan terpaut.
Siapa pun yang bertandang ke Aceh dengan transportasi udara, jangan menyangka begitu sampai Anda sudah di Banda Aceh. Tidak, saudara-saudara. Landasan udara Sultan Iskandar Muda yang merupakan salah satu bandara internasional di Indonesia, terletak di Kabupaten Aceh Besar. Tepatnya di wilayah Blang Bintang. Dari arsitektur bandara saja sudah unik. Sisi atapnya menyerupai kubah Masjid yang merupakan simbol agama. Ornamen pada dindingnya pun cukup mewakili nuansa Islam.
Begitu landing, sepanjang jalan menuju Banda Aceh, Anda akan dimanjakan dengan pemandangan hamparan sawah yang hijau ranau bila memasuki masa tanam, atau menguning, bila mendekati musim panen. Di sisi kanan dan kiri dari pagar bandara terdapat pondok-pondok yang dibangun di atas lahan persawahan, di tepi jalan. Pondok dagang yang menjajakan makanan seperti Mie Aceh, Rujak Aceh, Kelapa muda, Bandrek dan sebagainya.
Banyak pengunjung yang memanjakan sorenya di sini, bersama keluarga dan teman-teman. Beberapa di antaranya sengaja datang, membawa anak-anaknya untuk menyaksikan hilir mudik pesawat terbang yang tinggal landas dan landing di bandara ini.
Saya tentu merasa beruntung sekali terlahir di Aceh Besar. Begitu banyak tempat yang patut untuk dikunjungi. Sebagai warga setempat, saya tidak perlu jauh-jauh untuk dapat menikmati keindahan alam yang tersaji. Agaknya, kalau hari minggu pertama saya berwisata bahari ke pantai, minggu kedua ke gunung/bukit, minggu ke tiga ke air terjun, minggu ke empat ke waduk, sampai sepenuh bulan sepanjang tahun masih ada tempat yang belum habis disambangi.
Itu baru wisata bahari, belum lagi wisata kuliner. Aceh Besar punya sederetan makanan khas dengan citarasa menggugah selera. Asam Keu-Eung dan Kuwah Beulangong adalah dua di antaranya. Baru dua itu saja, kalau sudah dirasa, pasti ketagihan. Ada banyak lagi lainnya. Baiklah, saya tidak keberatan bila dikatakan beberapa masakan Aceh Besar tidak menarik dilihat, sebab penyajiannya yang sederhana. Tapi, kalau bicara rasa, saya yakin tidak ada yang meragukan kelezatannya.
Ditambah lagi wisata religi. Ada banyak tempat yang tepat untuk dijadikan destinasi wisata religi maupun edukasi. Banyak peninggalan bersejarah di sini. Sebut saja Masjid tua di Indrapuri yang merupakan bagian dari peninggalan Aceh Lhee Sago. Benteng Indrapatra, Lamuri, juga makam Keumala Hayati dan lain sebagainya.
Tepiannya dikelilingi lautan membentang menyebabkan Aceh Besar kerap disebut juga daerah pesisir. Deburan ombak yang mengarak rapi, satu persatu pecah menuju pantai, pemandangan ini cukup memesona, menarik pewisata untuk menikmati indahnya pantai di Aceh Besar. Sebut saja diantaranya pantai Tebing Lampuuk. Pantai Pulau Kapuk Lhoknga, Pantai Krueng Raya dan lainnya.
Banyak wisatawan lokal, nasional bahkan mancanegara yang datang untuk memanjakan diri, bertepi dan menyisir pantai Aceh Besar. Bahkan beberapa turis datang khusus untuk berselancar di sini. Seperti halnya di pantai Lampuuk Lhoknga yang terkenal memiliki ombak yang sangat bagus untuk surfing. Pecinta laut tentu saja akan sangat terpaut hatinya untuk berlama-lama di sini.
Beberapa titik di Aceh Besar juga memiliki pemandangan yang sangat memesona. Seperti halnya bukit Lamreh. Lamreh merupakan perpaduan antara dua keindahan; bukit dan laut. Dari bukit Lamreh kita bisa menghamburkan pandangan ke hamparan laut biru tak bertepi. Selain itu, gundukan-gundukan rapi perbukitan ini -yang dahulunya merupakan lokasi kerajaan Lamuri- juga tak kalah memesona.
Berada di bukit Lamreh, sambil menatap laut lepas, saya jadi teringat bahwa jarak hanyalah dimensi ukur yang dibesar-besarkan oleh rindu. Bagi laut, horizontal adalah batas perindu berkelana. Ah, sudahlah. Ini sudah ngelantur kemana-mana.
Terlepas dari apa yang ditakdirkan Allah, tentang bentuk dan bentang alamnya yang strategis dan memesona, Aceh Besar juga mempunyai serangkaian adat budaya yang sayang jika dilewatkan. Saya melihat dari lingkungan, bahwa masyarakat Aceh Besar gemar sekali membuat perayaan. Menyukuri hal-hal baik dengan berbagi makanan. Jamuan makannya pun tidak ala kadar, melainkan secara mewah dan meriah. Ada berbagai macam kenduri. Kenduri Blang, Kenduri Laot, Kenduri Maulod yang kesemuanya adalah tradisi makan-makan bersama yang diikuti berbagai kalangan.
Selain itu, dalam hal menjamu tamu, masyarakat Aceh dikenal sangat ramah. Aceh Besar khususnya, mereka selalu menghidangkan makanan terbaik yang mereka punya. Saya sering melihat, dalam perhelatan pesta perkawinan, pihak tuan rumah selalu menyediakan makanan mewah yang begitu banyak, hingga tidak sanggup dihabiskan oleh rombongan besan. Mungkin ini dilatari oleh nilai-nilai agama, bahwa Rasulullah menganjurkan kita untuk memberi yang terbaik, agar beroleh ganjaran yang terbaik pula dari Allah ‘azza wa jalla.
Bagaimana? Tertarik? Ayuk ke Aceh
'Pesona Aceh Besar Mampu Membuatmu Jatuh Cinta' have 1 comment
October 9, 2024 @ 5:20 pm Darliana Abdullah
Saya org/aneuk aceh rayeuk/bsr yg bangga dan setuju dgn tulisan ini. Selalu rindu k nanggrou