Sisi Lain Menziarahi Makam Syiah Kuala bagi Warga Aceh

Vote Us

Adat bak Po Teumeureuhom, hukom bak Syiah Kuala.” Jika Anda kenal baik dengan Aceh, tentu saja Anda tidak asing dengan pepatah yang saya tulis sebagai pembuka postingan ini. Perkenalkan, Syiah Kuala. Ia adalah seorang yang sangat berperan dalam bidang pengadilan di masa kejayaan Aceh Darussalam. Ulama kharismatik Aceh yang memiliki nama asli Syeh Abdurrauf bin Ali Al Fanshuri ini 59 tahun menjabat sebagai Qadli Malikul Adil di kerajaan Aceh Darussalam. Jabatan ini setara dengan hakim agung.

Makam Syiah Kuala bagi Warga Aceh

Gapura Depan. Pintu Masuk ke Komplek Pemakaman Syiah Kuala

Syiah Kuala selain dikenal sebagai ulama yang adil, juga sangat produktif. Beliau merupakan penulis tafsir Alquran pertama di nusantara, yaitu Turjuman Al Mustafit. Beliau juga mengarang beberapa kitab, selayak Mawa’idhul Badia’ah dan lainnya. Karya beliau dijadikan rujukan oleh pelajar dari berbagai wilayah di nusantara, bahkan sampai ke mancanegara.

Syiah Kuala wafat pada 23 Syawal 1106 H (1696 M) dalam usia 105 tahun. Sesuai wasiat ia dikebumikan di komplek Dayahnya yakni terletak di Gampong Deah Raya, Kecamatan Syiah Kuala - Kota Banda Aceh. Hingga kini, makam Syiah Kuala selalu diramaikan oleh peziarah. Pengunjung biasanya datang untuk sekedar berziarah ke makam ulama, melepas nazar, maupun untuk kegiatan religi yang lebih sakral.

Para satri yang hendak mengikuti upacara khatamul dan ibtidak kitab.

Setiap menjelang tahun ajaran baru bagi pendidikan dayah, yakni akhir Zulhijjah atau awal Muharam, makam Syiah Kuala dipadati oleh para pelajar, yakni santri dari berbagai pesantren tradisional di Aceh. Sebut saja diantaranya: Dayah Ulee Titi, Dayah Istiqamatuddin Darul Muarrif Lam Ateuk, Dayah Ruhul Fatah Seulimum. Mereka menziarahi makam Syiah Kuala guna melakukan upacara khatamul dan ibtidak kitab (menamatkan kitab yang dikaji di kelas sebelumnya dan memulai kitab yang akan dikaji di kelas berikutnya) yang dibimbing oleh pimpinan Dayah masing-masing.

Dalam upacara ini, seluruh santri membawa kitabnya, menyimak bacaan guru dengan khitmat dan diakhiri doa bersama. Adapun tujuan dari mengadakan acara ini di komplek pemakaman Syiah Kuala adalah untuk mengambil berkah. Sebagaimana kita tahu, Syiah Kuala merupakan seorang ulama yang memiliki karamah keilmuannya. Semoga dengan menjadikan ia sebagai wasilah, para santri diberikan kemudahan oleh Allah untuk memahami pelajaran agama.

Para santri tengah menyisir tepian pantai di luar area pemakaman Syiah Kuala

Selain itu, setelah upacara selesai, selalu saja ada kenduri (makan-makan bersama) yang diselenggarakan oleh seluruh santri. Kemudian mereka juga dapat melepaskan pandangan ke pantai sejenak, sebelum beranjak pulang. Ini menjadi ajang rihlah yang paling berkesan bagi mereka tentunya, mengingat sepanjang tahun mereka hanya menghabiskan waktu di balai-balai pengajian.

Setiap peziarah -bahkan tidak hanya santri- tak lupa mereka membasuh muka dengan air dari sumur di tepi bangunan makam Syiah Kuala. Pengunjung meyakini air ini mengandung berkah, bahkan ada yang membawa pulang dengan dimasukkan ke dalam jirigen, sebagai obat. Anak-anak yang dibawa serta ibunya, tak urung dimandikan dengan air sumur ini, dengan harapan semoga dapat menghilangkan segala penyakit dari badannya.

pengunjung mencuci muka dengan air dari sumur dekat makam Syiah Kuala

Peziarah memandikan bayinya

Pengalaman pribadi, saya pernah meng-guide seorang tamu perwakilan dari sebuah universitas ternama di Malaysia. Datin Norazlina Abdullah. Ia meminta saya untuk mengantarkannya ke tempat yang dianggap karamah, di Banda Aceh. Saya mengajaknya ke Makam Syiah Kuala. Setiba kami di sana, hari sudah petang, menjelang magrib. Setelah berziarah, membasuh muka dan kami pun kembali pulang. Setelah sampai di hotel, beliau berujar. “Esok saya nak awak hantar saya balik ke tempat tadi. Saya nak mandi dengan air tu. Entah kenapa, mula masuk Aceh saya serasa sejuk seram, macam ada yang mengganggu. Lepas basuh muka tadi, rasa tenang je. Pasti air tu mengandung berkah, ubat bagi batin seorang.”

Beliau juga mengaku akan kembali ke Aceh, membawa serta suami dan anak-anaknya untuk berziarah ke Makam Syiah Kuala. Penasaran? Atau Anda tertarik untuk berziarah juga? Ayuk ke Aceh.

(Visited 161 times, 1 visits today)


About

Muslimah. Gemar membaca dan menulis. Pegiat di Forum Lingkar Pena dan Gaminong Blogger. Kontributor beberapa media. Berkicau di @ainiazizbm, IG @ainiazizbeumeutuwah. Kunjungi saya di https://www.ainiaziz.com/


'Sisi Lain Menziarahi Makam Syiah Kuala bagi Warga Aceh' have no comments

Be the first to comment this post!

Would you like to share your thoughts?

Your email address will not be published.

©2015 HelloAcehku.com a Part of Ezytravel.co.id Protected by Copyscape DMCA Takedown Notice Infringement Search Tool