Ketan. Hm, tentu sangat lezat!
Di Aceh, terutama bagian barat, lemang sudah menjadi makanan terlezat menjelang bulan puasa. Lemang tidak hanya terbuat dari ketan namun juga dari labu. Lemang ketan adalah salah satu yang paling populer karena hampir seluruh Aceh mengenal lemang ini.
Dalam membuat lemang ketan dibutuhkan bambu muda, ketan, garam, daun pisang muda, dan santan. Ketan yang telah direndam terlebih dahulu dimasukkan ke dalam bambu. Dianjurkan untuk merendam ketan guna mendapatkan hasil ketan yang lebih lembut. Waktu yang dibutuhkan bisa dari tiga puluh menit sampai satu jam.
Bahan baku membuat lemang labu antara lain labu yang telah tua (matang), tepung beras, gula, garam, daun pisang muda dan bambu. Labu yang telah dipotong kecil-kecil terlebih dahulu direbus, dihaluskan kemudian dicampur dengan tepung beras, gula dan garam. Labu dan tepung beras dicampur sesuai selera, hal ini sangat berpengaruh terhadap lembek atau tidaknya lemang labu nanti.
Untuk ukuran panjang pendek maupun besar kecil bambu tergantung kemauan masing-masing. Lemang ketan dan lemang labu dipanggang dalam api sedang – sebaiknya sudah menjadi arang – untuk menghindari kegosongan. Api yang besar akan membuat bambu cepat layu sedangkan isi di dalamnya belum matang. Lama waktu memanggang bambu yang telah diisi ketan dan labu antara empat sampai lima jam.
Lemang ketan dan labu yang telah matang enaknya dimakan dalam keadaaan panas. Namun, semua tergantung selera, karena dalam keadaan dingin ketan sedikit mengeras. Lemang ketan cukup berlemak jika dikonsumsi karena pengaruh santan. Lemang ketan tentu tidak enak jika disantap tanpa pendamping. Orang Aceh akan menyantap lemang ketan dengan tape.
Benar. Tape ketan. Biasanya, tape ketan dibuat dua atau tidak hari sebelum menyiapkan lemang. Tape ketan melalui masa fermentasi antara dua sampai tiga hari untuk mendapatkan rasa yang manis. Ketan ini dibungkus dengan daun pisang sebesar satu sampai dua sendok makan. Rasa ketan tergantung dari keberuntungan bahan ragi (fermen ) – zat yang menyebabkan fermentasi. Ada yang rasanya manis. Manis sekali. Bahkan asam. Katanya, saat membuat ketan tidak dibenarkan kentut. Benar atau tidak, ini hanyalah mitos yang dibenarkan dengan rasa tape ketan kemudian hari.
Lemang ketan dan tape ketan.
Dua makanan yang mengantarkan rasa panas di dada. Untuk Anda yang tidak tahan, jangan coba-coba mengonsumsi kedua makanan ini dalam jumlah besar. Tape ketan yang telah difermentasikan mengeluarkan cairan yang “memabukkan” dan menimbulkan rasa panas di dada jika diminum. Lemang dan tape sudah menjadi keharusan tiap menjelang bulan puasa di Aceh Barat. Tiap rumah, sepertinya, harus meragikan ketan dan memanggang bambu berisi ketan untuk anak-cucu.
Sedangkan lemang labu, rasanya sudah manis dan tidak perlu dipadukan dengan yang lain. Lemang labu lebih aman dikonsumsi untuk semua orang karena labu sendiri disinyalir baik untuk pencernaan (bisa menyembuhkan penyakit lambung). Namun, semua kembali pada selera masing-masing. Lemang ketan maupun lemang labu, sama-sama mengenyangkan jika dimakan.
Dan, kedua lemang ini hanya tersedia dua hari sebelum Ramadhan. Siapa yang tidak tergoda, bukan?
'Lemang Ketan dan Labu di Aceh' have 4 comments
June 17, 2024 @ 11:18 pm Nurhasanah
Suka sekali dengan foto yang terakhir. Jadi ngiler. Hihihi. Selamat untuk artikel pertamanya, ya Bang Ubai. ^^
June 18, 2024 @ 11:44 am Ibnu Syahri Ramadhan
Lapar… Lapar… Terlalu postingan ini, bulan puasa pula :))
June 18, 2024 @ 12:42 pm Bai RUindra
Godaan, Ibnu. Semoga tahan sampai petang ya. Hehehe
June 18, 2024 @ 12:41 pm Bai RUindra
Terima kasih Sanah. Bulan puasa lagi ya, terasa gimana gitu